PERAN
DAN KEPEDULIAN MASYARAKAT
DI
DUNIA PENDIDIKAN
MAKALAH
Untuk
Memenuhi Tugas Ujian Akhir
Semester Mata Kuliah
Sosiologi
Pendidikan
Yang
dibina oleh Datu Jatmiko,
S.Pd. M.A.
Disusun
Oleh:
Nama :
Risma Nur Izzati
Kelas : PGMI-2A
NIM : 17205153002
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
Mei 2016
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
Mei 2016
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt.yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
kepada kita semua. Sholawat serta
salam semoga tetap terlimpahkan
kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad saw.dan semoga kita akan selalu
mendapat syafaatnya baik didunia maupun di akhirat kelak.
Alhamdulillah, dengan pertolongan dan hidayah-Nya penulis dapat
menyusun makalah ini untuk memenuhi
tugas ujian akhir semester mata
kuliah
Sosiologi Pendidikan yang berjudul PERAN DAN KEPEDULIAN MASYARAKAT DI DUNIA PENDIDIKAN.
Kami menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak penulisan makalah ini
tidak mungkin terlaksana dengan baik.Oleh karena itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1.
Dr. Mafthukin,
M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menimba ilmu di IAIN Tulungagung ini,
2.
Datu Jatmiko, S.Pd. M.A. selaku Dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Pendidikan yang
telah membimbing dan mengarahkan kami dengan sabar agar mempunyai pemahaman
yang benar mengenai mata kuliah ini,
3.
Semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
membuahkan ilmu yang maslahahfiidinniwadunyawalakhirah.
Tulungagung, 18 Mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................. 2
C.
Tujuan Pembahasan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Profil Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum....................................... 3
B.
Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul
Ulum.................. 6
C.
Visi, Misi,
dan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum............ 8
D.
Potret Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum...................................... 8
E.
Persepsi Masyarakat terhadap adanya
Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum................................................. 10
F.
Peran dan Kepedulian Masyarakat terhadap
Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum................................................. 11
G.
Analisis................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Madrasah dulunya hanya dikenal sebagai sebuah
lembaga pendidikan non-formal yang sebatas mempelajari tentang ilmu agama,
mengaji, yang dilaksanakan pada sore hari atau masyarakat lebih akrab
menyebutnya dengan Madrasah Diniyah. Madrasah tersebut merupakan wujud
cita-cita masyarakat, yang menginginkan anaknya untuk menjadi seseorang yang
kuat agamanya. Seiring berjalannya waktu, cita-cita masyarakatpun mulai bergeser,
mereka tidak hanya menginginkan anaknya untuk sukses dalam kehidupan akhiratnya
saja tetapi mereka juga menginginkan anaknya untuk menjadi seseorang yang
sukses di dalam kehidupan dunia. Menyikapi hal ini banyak Madrasah ataupun
pondok mulai melebarkan sayapnya menjadi sebuah lembaga yang mempelajari ilmu
agama dan ilmu dunia. Dari kebutuhan, pandangan, dan keinginan masyarakat
inilah banyak pondok dan madrasah di indonesia ini bersolek menjadi pondok
modern maupun madrasah ibtidaiyah formal guna merealisasikan cita-cita
masyarakat. Karena sesungguhnya pendidikan itu adalah dari masyarakat untuk
masyarakat dan oleh masyarakat.
Oleh sebab itu disini penulis akan melihat secara
langsung sebuah lembaga pendidikan dan bagaimana persepsi maupun peran serta
masyarakat sekitar terhadap lembaga pendidikan tersebut. Dan di makalah ini
pula penulis mencoba untuk mengkaji sikap masyarakat terhadap pendidikan sesuai
dengan apa yang telah diajarkan di mata kuliah sosiologi pendidikan. Semoga
makalah observasi ini bisa bermanfaat dan pastinya apa yang penulis harapkan
bisa tercapai.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana profil Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum?
2.
Bagaimana sejarah berdirinya Madrasah
Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum?
3.
Bagaimana visi, misi, dan tujuan Madrasah
Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum?
4.
Bagaimana potret Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum?
5.
Bagaimana persepsi masyarakat terhadap
adanya Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum?
6.
Bagaimana peran dan kepedulian
Masyarakat terhadap Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum?
7.
Bagaimana analisis penulis terhadap
hal tersebut?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk menjelaskan profil Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum.
2. Untuk menjelaskan sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum.
3. Untuk menjelaskan visi, misi, dan tujuan Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul
Ulum.
4. Untuk memperlihatkan potret Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum.
5. Untuk menjelaskan persepsi masyarakat terhadap adanya Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum.
6. Untuk menjelaskan peran dan kepedulian masyarakat terhadap Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum.
7. Untuk menjelaskan analisis penulis terhadap hal tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum
1.
Nama
Madrasah : Madrasah
Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum
2.
No.
Statistik Madrasah : 111235030011
3.
Akreditasi
Madrasah : B
4.
Alamat
Madrasah : Dsn. Bendil RT
20 RW 09 Ds. Wonocoyo
Kec. Pogalan Kab. Trenggalek Provinsi
Jawa
Timur.
5.
No.
Telepon : (0355) 797684
6.
E-mail : miriyadlatululum@gmail.com
8.
No. NPWP Madrasah : 31.504.587.2-629.000
9.
Nama Kepala Madrasah : Hadi Winoto, S.Pd.I
10.
No. Telepon/ HP :
(0355)797684 – 081803415290
11.
Nama Yayasan :
LP Ma’arif NU
12.
Alamat Yayasan :
Jl. Panglima Sudirman No. 26 Trenggalek
13.
No. Telepon Yayasan : (0355) 792100
14.
No. Akte Pendirian : L.m./3/983/8/1978
15.
Kepemilikan Tanah : Yayasan
Status : Tanah Wakaf
Luas
Tanah : 740 m2
16.
Status Bangunan :
Yayasan
17.
Luas Bangunan : 258 m2
18.
Luas Tanah :
740 m2
19. Jumlah
Peserta Didik : 141
20.
Data Siswa dalam Lima Tahun Terakhir :
Tahun
Pelajaran
|
Kelas 1
|
Kelas 2
|
Kelas 3
|
Kelas 4
|
Kelas 5
|
Kelas 6
|
Jumlah
Total
|
|||||||
Jml Siswa
|
Jml
Rombel
|
Jml Siswa
|
Jml
Rombel
|
Jml Siswa
|
Jml
Rombel
|
Jml Siswa
|
Jml
Rombel
|
Jml Siswa
|
Jml
Rombel
|
Jml Siswa
|
Jml
Rombel
|
Jml Siswa
|
Jml
Rombel
|
|
2009/2010
|
25
|
1
|
19
|
1
|
16
|
1
|
15
|
1
|
18
|
1
|
17
|
1
|
110
|
6
|
2010/2011
|
24
|
1
|
25
|
1
|
19
|
1
|
14
|
1
|
15
|
1
|
18
|
1
|
115
|
6
|
2011/2012
|
29
|
1
|
23
|
1
|
24
|
1
|
19
|
1
|
14
|
1
|
15
|
1
|
124
|
6
|
2012/2013
|
33
|
1
|
29
|
1
|
23
|
1
|
25
|
1
|
19
|
1
|
16
|
1
|
145
|
6
|
2013/2014
|
16
|
1
|
32
|
1
|
28
|
1
|
22
|
1
|
24
|
1
|
19
|
1
|
141
|
6
|
2014/2015
|
28
|
1
|
16
|
1
|
30
|
1
|
28
|
1
|
21
|
1
|
24
|
1
|
147
|
6
|
2015/2016
|
20
|
1
|
27
|
1
|
16
|
1
|
32
|
2
|
25
|
1
|
21
|
1
|
141
|
7
|
21.
Data Sarana Prasarana
No
|
Jenis
Parasarana
|
Jumlah
Ruangan
|
Kondisi
Baik
|
Kondisi
Rusak
|
Kategori
Kerusakan
|
||
Ringan
|
Sedang
|
Berat
|
|||||
1
|
Ruang Kelas
|
7
|
2
|
4
|
-
|
1
|
3
|
2
|
Perpustakaan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
Lab. IPA
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
Lab. Biologi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Lab. Fisika
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
6
|
Lab. Kimia
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Lab. Komputer
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
Lab. Bahasa
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
9
|
R. Pimpinan
|
1
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10
|
R. Guru
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
11
|
R. Tata Usaha
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
12
|
R. Konseling
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
13
|
Tempat Beribadah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
14
|
UKS
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
15
|
Jamban
|
1
|
-
|
1
|
-
|
-
|
1
|
16
|
Gudang
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
17
|
R. Sirkulasi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
18
|
Tempat Olahraga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
19
|
R. Organisasi Kesiswaaan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
20
|
R. Lainnya
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
22.
Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No
|
Keterangan
|
Jumlah
|
|
Pendidik
|
|
1
|
Guru PNS
yang Diperbantukan Tetap
|
3
|
2
|
Guru Tetap
Yayasan
|
8
|
3
|
Guru
Honorer
|
-
|
4
|
Guru Tidak
Tetap
|
-
|
|
Tenaga Kependidikan
|
|
1
|
Pesuruh
|
-
|
NO
|
Nama
Guru
|
Pend.
Terakhir
|
TMT
|
Status Guru
|
1
|
Hadi Winoto, S.Pd.I
|
S-1
|
20/07/1994
|
GTY
|
2
|
Juwariyah, S.Pd
|
S-1
|
01/01/1982
|
PNS
Diknas
|
3
|
Hartati, S.Pd.I
|
S-1
|
01/01/2006
|
PNS
Kemenag
|
4
|
Kusnul Watoni,
S.Ag
|
S-1
|
01/06/1996
|
GTY
|
5
|
Arif Mustofa, S.Pd.I
|
S-1
|
01/07/2000
|
GTY
|
6
|
Siti Saudah,
S.Pd.I
|
S-1
|
20/07/2003
|
GTY
|
7
|
Lamuji, S.Pd.I
|
S-1
|
01/02/2002
|
GTY
|
8
|
Alim Yuliani,
S.Pd.I
|
S-1
|
01/07/2005
|
GTY
|
9
|
Binti Choirotun
Nikmah, S.Pd.I
|
S-1
|
01/07/2005
|
GTY
|
10
|
Dina Yuniarti,
S.Pd.I
|
S-1
|
01/07/2005
|
GTY
|
11
|
Luklu’ul
Mungfatirah, S.Pd.I
|
S-1
|
01/02/2009
|
PNS
Kemenag
|
B.
Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum
Lembaga pendidikan ini dahulu pada awalnya
hanya berupa madrasah diniyah atau sejenis taman pendidikan al-qur’an, yang sebatas
hanya mempelajari pendidikan agama saja. Bangunannya pun hanya berupa bilik
bambu yang memiliki lubang disana-sini, menurut narasumber lubang di dinding
itu sering dimanfaatkan para siswa sebagai jalur untuk membolos. Kondisi yang
seperti itu, serta kian tumbuhnya lembaga pendidikan yang tidak hanya sebatas
mempelajari tentang ilmu agama saja, membuat jumlah peserta didik merosot
tajam. Tak ingin membuat madrasah tersebut mangkrang begitu saja, para
masyarakat sekitar pun berinisiatif untuk mengubah madrasah diniyah tersebut
menjadi madrasah yang tidak hanya mempelajari tentang agama saja melainkan juga
mempelajari tentang ilmu-ilmu umum yang nantinya dapat dijadikan bekal untuk
terjun di masyarakat. Berbekal tanah wakaf dari bapak Mukiran seluas 740 m2
serta dana dari berbagai elemen masyarakat maupun pemerintah, akhirnya pada
tanggal 1 Agustus 1968 Madrasah yang kemudian diberi nama Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum pun resmi berdiri. Tak ada bilik bambu lagi, madrasah ini
sekarang sudah kian bersolek, untuk mensiasati tanah yang tidak terlalu luas,
pihak sekolah membuat bangunan 2 lantai untuk menampung peserta didiknya. Dan
untuk menampung bakat atau minat siswa, madrasah ini mempunyai 2
ekstrakulikuler yakni pramuka dan drumband yang menjadi kebanggaan madrasah
ibtidaiyah dan masyarakat sekitar ini.
C.
Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum
1.
Visi
“Terbentuknya manusia beriman, bertaqwa, cerdas, dan terampil yang
berakhlakul karimah”
Indikator-indikator lainnya adalah:
a.
Menjadikan
ajaran-ajaran islam dan nilai-nilai lainnya sebagai pandangan hidup, sikap
hidup, dan keterampilan hidup dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Memiliki
daya saing dalam prestasi akademik.
c.
Memiliki
daya saing dalam memasuki pendidikan dasar lebih lanjut (MTs/SMP) yang favorit.
d.
Memiliki
daya saing dalam prestasi non akademik.
e.
Memiliki
daya saing dalam prestasi KIR pada tingkat lokal atau nasional.
f.
Memiliki
daya saing dalam prestasi seni dan olahraga.
g.
Memiliki
kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan.
h.
Memiliki
kemampuan beradaptasi dan survive di lingkungannya.
i.
Memiliki
lingkungan madrasah yang nyaman dan kondusif untuk belajar.
j.
Mendapat
kepercayaan dari masyarakat.
2.
Misi
a. Memberdayakan peningkatan kualitas sumber
daya pendidik.
b. Intensifikasi kegiatan KKG dan KKM.
c. Intensifikasi kegiatan ekstrakulikuler.
d. Meningkatkan peranserta komite madrasah.
e. Mendayagunakan sumber dana yang ada.
f. Menciptakan sekolah sebagai salah satu
pusat kebudayaan siswa.
g. Penekanan bahwa perilaku guru harus
menjadi uswah bagi siswanya.
3.
Tujuan
a. Menciptakan karakter pada diri anak untuk
mampu dengan baik dan benar serta istiqomah dalam mengamalkan ajaran agama
hasil dari proses pembelajaran dan kegiatan pembiasaan.
b. Mampu meraih prestasi akademik maupun non
akademik minimal di tingkat kecamatan.
c. Dengan matang menguasai dasar-dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan
yang lebih tninggi.
d. Memiliki kepedulian dan kesadaran warga
madrasah terhadap keamanan, kebersihan, dan keindahan lingkungan madrasah daripada
sebelumnya.
e. Semakin meningkat, baik secara kualitas
maupun kuantitas sarana/prasarana dan fasilitas yang mendukung peningkatan
prestasi akademik dan non akademik.
f. Menciptakan lulusan (out put) yang berkualitas dan handal dari tahun ke tahun dan siap bersaing
dengan lulusan lainnya.
g.
Pada tahun 2012 para siswa yang memiliki minat, bakat dan kemampuan terhadap Bahasa Arab
dan Inggris semakin meningkat dari sebelumnya, dan mampu menjadi MC dan
berpidato dengan 2 bahasa tersebut.
h.
Pada tahun 2015, terjadi peningkatan manajemen partisipatif warga madrasah, diterapkanya manajemen
pengendalian mutu madrasah, terjadi peningkatan animo siswa baru, dan
akkreditasi madrasah mendapatkan nilai minimal B.[1]
D.
Potret Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum
E. Persepsi Masyarakat terhadap adanya Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum
Berdasarkan observasi yang saya lakukan beberapa waktu
yang lalu, menurut ibu Robingatun (masyarakat sekitar Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum) yang sempat saya wawancarai, dengan adanya Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum, beliau dan masyarakat sekitar merasa sangat senang dan
terbantu. Karena apa? mengingat daerah mereka yang terhitung berada di dalam
(terpelosok), dengan dibangunnya Madrasah tersebut mereka jadi tidak bingung
lagi memikirkan sekolah untuk anaknya, karena Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul
Ulum terletak di tengah-tengah pemukiman warga. Biaya sekolah yang seratus
persen gratispun kian meringankan beban hidup mereka. Keadaan ekonomi yang
seperti itu, membuat mereka mempunyai harapan yang sangat tinggi pada lembaga
pendidikan. Mereka berharap dengan pendidikan anak-anak mereka bisa menjadi
seseorang yang berhasil, yang kemudian pada nantinya bisa membawa mereka ke
kehidupan yang lebih baik.
Karena mayoritas dari masyarakat sekitar menganut agama
islam dan tergolong kuat agamanya, mereka juga sangat antusias sekali untuk
menyekolahkan anaknya di Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum. Mereka sadar
bahwa sekarang ini dunia sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat, kemajuan
tersebut pastinya juga berpengaruh pada pola pikir, tingkah laku, atau
pergaulan anaknya. Mereka rasa berbekal ilmu pengetahuan saja tidak cukup, oleh
sebab itu haruslah diimbangi dengan nilai-nilai agama yang kuat.
Ditambah dengan ekskul drumband yang masih tergolong
jarang diadakan di pendidikan tingkat dasar di wilayah Trenggalek, masyarakat
menjadi semakin bangga karena di Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum memiliki
ekskul tersebut. Dengan adanya 2 ekskul yakni pramuka dan drumband anak-anak
dilatih untuk mengeksplorasi bakatnya dan menyalurkannya.[2]
F. Peran dan Kepedulian Masyarakat
terhadap Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum
Disini masyarakat sekitar mempunyai peran dan kepedulian
yang sangat besar terhadap Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum. Kita lihat saja
yang mempunyai inisiatif untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum
dari awal adalah masyarakat itu sendiri. Menurut kepala Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul
Ulum masyarakat sekitar banyak berperan aktif dalam meningkatkan kemajuan MI
kebanggaan masyarakat Wonocoyo tersebut, Hal ini terbukti, dalam setiap
kegiatan yang dilakukan Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum, misalnya dalam
kegiatan pembangunan Madrasah, masyarakat sekitar selalu ikut membantu, entah
itu membantu dalam hal materi (sumbangan dana) ataupun dalam hal tenaga. Menyadari
antusiasme masyarakat sekitar, pihak madrasahpun tidak lupa selalu mengundang
atau melibatkan masyarakat sekitar dalam beberapa kegiatan yang dirasa akan
lebih baik jika melibatkan orang-orang di sekitar lingkungan madrasah. Sumbangsih
masyarakat pun dibayar sepadan oleh pihak madrasah dengan mencetak peserta
didik yang pandai dan berakhlakul karimah.[3]
G. Analisis
Masyarakat merupakan suatu sistem yang meliputi unit
biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis
tertentu selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sosiologi
suatu masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan
dalam suatu organisasi. Dan dari lahir sampai mati manusia hidup sebagai
anggota masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat interaksi sosial,
antara satu orang dengan orang lainnya. Dengan adanya interaksi tersebut,
kemungkinan besar seseorang akan mengalami pengaruh maupun mempengaruhi orang
lain. Masyarakat itu sangatlah luas, bahkan dapat meliputi seluruh umat
manusia. Masyarakat juga terdiri atas berbagai kelompok baik itu kelompok besar
maupun kelompok kecil.[4]
Dari asumsi sosiologi tersebutlah bisa saya analisis
bahwa pada masyarakat sekitar Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum sudah memiliki
kepedulian yang sangat tinggi dan persepsi positif terhadap lembaga tersebut
kemungkinan besar karena interaksi sosial yang mereka lakukan, dilihat dari
tingkat pendidikan mereka yang hanya tamatan SD, dapat dipastikan mereka
memiliki pemikiran tersebut karena interaksi yang mereka lakukan dengan anggota
masyarakat yang lebih luas dan lebih tinggi tingkat pendidikannya, karena
interaksi tersebutlah pandangan mereka dan kontribusi mereka bagi lembaga
pendidikan di sekitar mereka menjadi positif.
Diatas juga telah disebutkan, persepsi mereka menjadi
positif salah satunya karena masyarakat sangat terbantu dengan biaya pendidikan
di Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum yang merakyat alias seratus persen
gratis, hal ini menyiratkan bahwa kehidupan perekonomian mereka berada pada
golongan menengah ke bawah. Meski demikian hal tersebut tidak menghalangi rasa
kepedulian mereka terhadap Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum, terbukti tanpa
melihat keadaan keuangan mereka, apabila sekolah membutuhkan bantuan dana
mereka tidak segan-segan untuk mengulurkan bantuan dana, seberapapun
nominalnya. Kekurangan tidak menutup keyakinan mereka akan pendidikan yang bisa
membawa mereka ke arah yang lebih baik. Persepsi masyarakat, umumnya pada segi
ekonomi.
Di sosiologi pendidikan sendiri memang ada suatu hubungan
antara sistem ekonomi di masyarakat dengan pendidikan itu sendiri. Di Indonesia
khususnya masih terdapat suatu kesenjangan sosial dari keadaan ekonomi yang
berpengaruh pada lembaga pendidikan yang ditempatinya. Terbukti, sekolah gratis
banyak diserbu oleh masyarakat yang tingkat ekonominya menengah ke bawah. Dari
hal tersebutlah pendidikan di mata mereka senantiasa dibingkai dari realitas
sosial ekonomi masyarakat tertentu. Hal tersebut kemudian berkembang menjadi
sebuah keyakinan umum bahwa seseorang yang memiliki bekal pendidikan formal
akan cenderung menuai sukses ekonomi merupakan contoh pengaruh pranata
pendidikan terhadap aktivitas ekonomi para anggota suatu masyarakat.[5]
Guru, dokter, direktur identik dengan pekerjaan yang
membutuhkan tingkatan pendidikan yang tinggi dan menghasilkan gaji yang tinggi
pula. Sementara itu, petani, nelayan, pedagang asongan identik dengan pekerjaan
yang tidak membutuhkan titel pendidikan dan menghasilkan upah yang rendah. Hal
tersebut tidak bisa dikatakan salah atau benar, karena pada dasarnya pendidikan
menduduki posisi sentral dalam pembangunan ekonomi. Yang perlu digaris bawahi
adalah pendidikan bukanlah menyebabkan peningkatan penghasilan, melainkan menghasilkan
peningkatan kualitas sumber daya manusia, karena pendidikan dan pembangunan
ekonomi terletak pada unsur manusianya.[6]
Nah, realisasinya adalah semakin tinggi pendidikan yang
dienyam, hidup manusia akan semakin berkualitas. Kualitas itu bersifat luas,
tidak hanya dari segi ekonomi saja. Jadi, yang perlu diubah disini adalah
persepsi masyarakat terhadap dunia pendidikan yang dapat meningkatkan
perekonomianlah yang menjadi masalah dan menurut saya perlu diubah.
Persepsi, peran, dan kepedulian masyarakat diatas bisa
terjadi karena perubahan sosial, hal ini terkait dengan teori konflik yang
menjelaskan sebab-sebab terjadinya perubahan sosial. Pada teori konflik menurut Ralf Dahrendorf, semua perubahan yang
terjadi merupakan hasil dari adanya konflik kelas di masyarakat. Dahendorf
yakin bahwa konflik dan pertentangan selalu ada dalam setiap bagian masyarakat.
Teori ini menyatakan bahwa konflik itu berasal dari pertentangan kelas antara
kelompok tertindas dan kelompok penguasa.[7]
Berbekal teori konflik tersebut saya menarik suatu asumsi
bahwa persepsi positif dan kepedulian masyarakat yang besar akan dunia
pendidikan itu lahir dari basic bahwa
mereka merasa tertindas berada pada golongan masyarakat yang seperti saat ini
(golongan bawah), konflik yang mereka rasakan tersebut kemudian menjadi cambuk
bagi mereka untuk mementingkan yang namanya pendidikan. Mereka percaya bahwa
pendidikan bisa mengakhiri semua konflik yang terjadi, sebab mereka yakin bahwa
pendidikan akan membawa suatu perubahan pada taraf kehidupannya.
Hal ini juga berkaitan dengan teori fungsionalis dari
William Ogburn. Teori ini menganggap bahwa perubahan sosial terjadi akibat
ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi yang
kemudian mempengaruhi mereka.[8]
Dan apabila teori fungsionalis tersebut dikaitkan dengan
apa yang terjadi pada masyarakat sekitar Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum, menurut
saya mungkin ada suatu ketidakpuasan pada diri masyarakat khususnya pada
kesejahteraan hidup mereka yang pada akhirnya membuat mereka merubah cara
pandang mereka menjadi sangat positif dan peduli terhadap dunia pendidikan.
Karena mereka mulai bisa berpikir bahwa pendidikan itu penting bagi
kesejahteraan hidup mereka.
Nilai merupakan pandangan tentang baik buruknya sesuatu,
maka norma merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat apakah tindakan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang merupakan tindakan yang wajar
dan dapat diterima dikarenakan sesuai dengan harapan sebagian besar warga
masyarakat ataukah merupakan tindakan yang menyimpang karena tidak sesuai
dengan harapan sebagian besar warga masyarakat.[9]
Dari asumsi diatas dapat dipastikan bahwa masyarakat
mempunyai persepsi yang positif terhadap Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum
karena lembaga tersebut berhasil menanamkan nilai-nilai yang baik kepada diri
peserta didiknya. Tak hanya itu saja nilai-nilai yang ditanamkan tersebut juga
diterapkan oleh peserta didik Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum di dalam
kehidupan bermasyarakat. Karena hal itu masyarakat bisa menjudge bahwa para siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum
itu anaknya santun-santun, tingkah lakunya sesuai dengan norma yang ada di
masyarakat. Hal ini juga mengindikasikan bahwa para guru di Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum sudah betul-betul mengimplikasikan kompetensi kepribadian pada
saat proses belajar mengajar maupun di luar itu, kompetensi kepribadian menurut
pasal 28 ayat (3) butir b ialah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa. Tercapainya kompetensi diatas juga turut mengisyaratkan
bahwa peranan guru sebagai teladan bagi siswanya telah terlaksana dengan baik.[10]
Munculnya sebuah lembaga pendidikan di tengah-tengah
masyarakat Wonocoyo membawa perubahan pada diri mereka. Pendidikan tidak hanya
menimbulkan perkembangan dan perubahan kelakuan dan pemikiran pada diri peserta
didiknya, tetapi juga pada perilaku dan pemikiran masyarakat di sekitarnya. Hal
tersebut membuktikan bahwa pendidikan sebagai daya pengubah masyarakat itu
memang benar adanya. Bahkan sebelum pendidikan sendiri itu tersampaikan pada
diri mereka secara langsung. Oleh sebab itu, penting bagi sebuah lembaga
pendidikan untuk mempertahankan dan menyampaikan nilai-nilai yang berkembang di
dalam masyarakat ke dalam diri peserta didik. Tujuannya tak lain adalah agar
masyarakat bisa dengan mudahnya menerima keberadaan lembaga pendidikan
tersebut, sebab lembaga tersebut sudah sesuai dengan apa yang mereka harapkan.[11]
Ada
satu masalah yang saya temui setelah saya melakukan analisis yakni persepsi
masyarakat yang salah terhadap tujuan atau fungsi pendidikan itu sendiri.
Pendidikan yang pada dasarnya bertujuan atau berfungsi untuk mencetak sumber
daya manusia yang berkualitas, kini telah disalah artikan oleh hampir sebagian
besar masyarakat. Di mata mereka pendidikan hanya sebatas bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup. Solusi untuk mengatasi hal ini menurut saya,
seharusnya pihak sekolah ataupun segala elemen yang mempunyai kepedulian
terhadap hal ini memberikan sosialisasi atau pengertian kepada masyarakat akan
tujuan pendidikan yang sebenarnya. Alasan mengapa permasalahan krusial ini saya
ungkit adalah, agar nantinya pada saat buah hati mereka lulus dari
pendidikannya, mereka tidak menyesal di saat anak mereka tidak mendapatkan
pekerjaan yang mereka dambakan. Sebab realitasnya kebanyakan masyarakat
beranggapan menyekolahkan anak susah-susah mahal-mahal tapi tak ada hasilnya.
Hal inilah yang kemudian pada nantinya akan membuat mereka merendahkan
pendidikan. Coba bandingkan kalau mereka tahu bahwa tujuan pendidikan itu
adalah untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Mereka akan
memandang manfaat pendidikan lewat perubahan tingkah laku anaknya ke arah yang
lebih baik, bukan dari segi materinya saja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran masyarakat sebagi pengawal pendidikan telah
terlaksana dengan baik. Tanpa campur tangan secara langsung dari pihak manapun,
dengan sendirinya masyarakat sudah sadar dan bahkan memiliki sumbangsih
langsung bagi kemajuan lembaga pendidikan. Interaksi sosial dan ketidakpuasan
masyarakat akan keadaan sosialnyalah yang memicu perubahan cara pandang mereka
terhadap pendidikan.
B.
Saran
Sehubungan
dengan isi makalah ini, sebaiknya pemerintah atau para aparatur pendidikan
lebih mensosialisasikan lagi tujuan pendidikan itu sendiri yakni untuk mencetak
sumber daya manusia yang berkualitas, bukannya untuk meningkatkan taraf
perekonomian. Dan melihat masih besarnya rasa kepedulian pada diri masyarakat
terhadap dunia pendidikan alangkah baiknya jika masyarakat ikut dilibatkan
dalam sebagian besar agenda pendidikan itu sendiri. Intinya masyarakat diberi
suatu tempat yang pentinglah di lembaga itu sendiri. Dan sehubungan dengan
penyusunan makalah ini, tiada gading yang tak retak, artinya makalah ini tidak
luput dari kesalahan, oleh karena itu saya meminta kritik dan saran dari
berbagai pihak yang bersifat membangun demi lebih baiknya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ary, Gunawan.
2010. Sosiologi Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Damsar. 2012. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
M., Pidarta. 2003.
Landasan Kependidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nasution, S. 2003.
Sosiologi Pendidikan. Bandung:
Jemmars.
Nasution, S.
2014. Sosiologi Pendidikan. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Rifa’i, Muhammad.
2011. Sosiologi Pendidikan.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Salam,
Burhanuddin. 2013. Pengantar Pedagogik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Waluya,
Bagja. 2009. Sosiologi Menyelami Fenomena
Sosial di Masyarakat. Jakarta: Depdiknas.
Narasumber:
Hadi Winoto S.Pd.I. Kepala Sekolah
Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum.
Narasumber:
Ibu Robingatun. Masyarakat sekitar
Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum.
[1] Narasumber: Hadi Winoto, S.Pd.I, Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum.
[2] Narasumber: Ibu Robingatun, Masyarakat sekitar Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum.
[3] Narasumber: Hadi Winoto, S.Pd.I, Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum.
[4] S. Nasution, Sosiologi
Pendidikan, (Bandung: Jemmars, 2003), hlm. 68.
[5] Pidarta M., Landasan
Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 78.
[6] Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 168-169.
[7] Gunawan Ary, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 32.
[8] Bagja Waluya, Sosiologi
Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, (Jakarta: Depdiknas, 2009), hlm.
23.
[9] Muhammad Rifa’i, Sosiologi
Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 156.
[10] Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 159.
[11] S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), hlm. 21.
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................... 18
B.
Saran..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Madrasah dulunya hanya dikenal sebagai sebuah
lembaga pendidikan non-formal yang sebatas mempelajari tentang ilmu agama,
mengaji, yang dilaksanakan pada sore hari atau masyarakat lebih akrab
menyebutnya dengan Madrasah Diniyah. Madrasah tersebut merupakan wujud
cita-cita masyarakat, yang menginginkan anaknya untuk menjadi seseorang yang
kuat agamanya. Seiring berjalannya waktu, cita-cita masyarakatpun mulai bergeser,
mereka tidak hanya menginginkan anaknya untuk sukses dalam kehidupan akhiratnya
saja tetapi mereka juga menginginkan anaknya untuk menjadi seseorang yang
sukses di dalam kehidupan dunia. Menyikapi hal ini banyak Madrasah ataupun
pondok mulai melebarkan sayapnya menjadi sebuah lembaga yang mempelajari ilmu
agama dan ilmu dunia. Dari kebutuhan, pandangan, dan keinginan masyarakat
inilah banyak pondok dan madrasah di indonesia ini bersolek menjadi pondok
modern maupun madrasah ibtidaiyah formal guna merealisasikan cita-cita
masyarakat. Karena sesungguhnya pendidikan itu adalah dari masyarakat untuk
masyarakat dan oleh masyarakat.
Oleh sebab itu disini penulis akan melihat secara
langsung sebuah lembaga pendidikan dan bagaimana persepsi maupun peran serta
masyarakat sekitar terhadap lembaga pendidikan tersebut. Dan di makalah ini
pula penulis mencoba untuk mengkaji sikap masyarakat terhadap pendidikan sesuai
dengan apa yang telah diajarkan di mata kuliah sosiologi pendidikan. Semoga
makalah observasi ini bisa bermanfaat dan pastinya apa yang penulis harapkan
bisa tercapai.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana profil Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum?
2.
Bagaimana sejarah berdirinya Madrasah
Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum?
3.
Bagaimana visi, misi, dan tujuan Madrasah
Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum?
4.
Bagaimana potret Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum?
5.
Bagaimana persepsi masyarakat terhadap
adanya Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum?
6.
Bagaimana peran dan kepedulian
Masyarakat terhadap Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum?
7.
Bagaimana analisis penulis terhadap
hal tersebut?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk menjelaskan profil Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum.
2. Untuk menjelaskan sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum.
3. Untuk menjelaskan visi, misi, dan tujuan Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul
Ulum.
4. Untuk memperlihatkan potret Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum.
5. Untuk menjelaskan persepsi masyarakat terhadap adanya Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum.
6. Untuk menjelaskan peran dan kepedulian masyarakat terhadap Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum.
7. Untuk menjelaskan analisis penulis terhadap hal tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum
1.
Nama
Madrasah : Madrasah
Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum
2.
No.
Statistik Madrasah : 111235030011
3.
Akreditasi
Madrasah : B
4.
Alamat
Madrasah : Dsn. Bendil RT
20 RW 09 Ds. Wonocoyo
Kec. Pogalan Kab. Trenggalek Provinsi
Jawa
Timur.
5.
No.
Telepon : (0355) 797684
6.
E-mail : miriyadlatululum@gmail.com
8.
No. NPWP Madrasah : 31.504.587.2-629.000
9.
Nama Kepala Madrasah : Hadi Winoto, S.Pd.I
10.
No. Telepon/ HP :
(0355)797684 – 081803415290
11.
Nama Yayasan :
LP Ma’arif NU
12.
Alamat Yayasan :
Jl. Panglima Sudirman No. 26 Trenggalek
13.
No. Telepon Yayasan : (0355) 792100
14.
No. Akte Pendirian : L.m./3/983/8/1978
15.
Kepemilikan Tanah : Yayasan
Status : Tanah Wakaf
Luas
Tanah : 740 m2
16.
Status Bangunan :
Yayasan
17.
Luas Bangunan : 258 m2
18.
Luas Tanah :
740 m2
19. Jumlah
Peserta Didik : 141
20.
Data Siswa dalam Lima Tahun Terakhir :
Tahun
Pelajaran
|
Kelas 1
|
Kelas 2
|
Kelas 3
|
Kelas 4
|
Kelas 5
|
Kelas 6
|
Jumlah
Total
|
|||||||
Jml Siswa
|
Jml
Rombel
|
Jml Siswa
|
Jml
Rombel
|
Jml Siswa
|
Jml
Rombel
|
Jml Siswa
|
Jml
Rombel
|
Jml Siswa
|
Jml
Rombel
|
Jml Siswa
|
Jml
Rombel
|
Jml Siswa
|
Jml
Rombel
|
|
2009/2010
|
25
|
1
|
19
|
1
|
16
|
1
|
15
|
1
|
18
|
1
|
17
|
1
|
110
|
6
|
2010/2011
|
24
|
1
|
25
|
1
|
19
|
1
|
14
|
1
|
15
|
1
|
18
|
1
|
115
|
6
|
2011/2012
|
29
|
1
|
23
|
1
|
24
|
1
|
19
|
1
|
14
|
1
|
15
|
1
|
124
|
6
|
2012/2013
|
33
|
1
|
29
|
1
|
23
|
1
|
25
|
1
|
19
|
1
|
16
|
1
|
145
|
6
|
2013/2014
|
16
|
1
|
32
|
1
|
28
|
1
|
22
|
1
|
24
|
1
|
19
|
1
|
141
|
6
|
2014/2015
|
28
|
1
|
16
|
1
|
30
|
1
|
28
|
1
|
21
|
1
|
24
|
1
|
147
|
6
|
2015/2016
|
20
|
1
|
27
|
1
|
16
|
1
|
32
|
2
|
25
|
1
|
21
|
1
|
141
|
7
|
21.
Data Sarana Prasarana
No
|
Jenis
Parasarana
|
Jumlah
Ruangan
|
Kondisi
Baik
|
Kondisi
Rusak
|
Kategori
Kerusakan
|
||
Ringan
|
Sedang
|
Berat
|
|||||
1
|
Ruang Kelas
|
7
|
2
|
4
|
-
|
1
|
3
|
2
|
Perpustakaan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
Lab. IPA
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
Lab. Biologi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Lab. Fisika
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
6
|
Lab. Kimia
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Lab. Komputer
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
Lab. Bahasa
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
9
|
R. Pimpinan
|
1
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10
|
R. Guru
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
11
|
R. Tata Usaha
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
12
|
R. Konseling
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
13
|
Tempat Beribadah
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
14
|
UKS
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
15
|
Jamban
|
1
|
-
|
1
|
-
|
-
|
1
|
16
|
Gudang
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
17
|
R. Sirkulasi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
18
|
Tempat Olahraga
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
19
|
R. Organisasi Kesiswaaan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
20
|
R. Lainnya
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
22.
Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No
|
Keterangan
|
Jumlah
|
|
Pendidik
|
|
1
|
Guru PNS
yang Diperbantukan Tetap
|
3
|
2
|
Guru Tetap
Yayasan
|
8
|
3
|
Guru
Honorer
|
-
|
4
|
Guru Tidak
Tetap
|
-
|
|
Tenaga Kependidikan
|
|
1
|
Pesuruh
|
-
|
NO
|
Nama
Guru
|
Pend.
Terakhir
|
TMT
|
Status Guru
|
1
|
Hadi Winoto, S.Pd.I
|
S-1
|
20/07/1994
|
GTY
|
2
|
Juwariyah, S.Pd
|
S-1
|
01/01/1982
|
PNS
Diknas
|
3
|
Hartati, S.Pd.I
|
S-1
|
01/01/2006
|
PNS
Kemenag
|
4
|
Kusnul Watoni,
S.Ag
|
S-1
|
01/06/1996
|
GTY
|
5
|
Arif Mustofa, S.Pd.I
|
S-1
|
01/07/2000
|
GTY
|
6
|
Siti Saudah,
S.Pd.I
|
S-1
|
20/07/2003
|
GTY
|
7
|
Lamuji, S.Pd.I
|
S-1
|
01/02/2002
|
GTY
|
8
|
Alim Yuliani,
S.Pd.I
|
S-1
|
01/07/2005
|
GTY
|
9
|
Binti Choirotun
Nikmah, S.Pd.I
|
S-1
|
01/07/2005
|
GTY
|
10
|
Dina Yuniarti,
S.Pd.I
|
S-1
|
01/07/2005
|
GTY
|
11
|
Luklu’ul
Mungfatirah, S.Pd.I
|
S-1
|
01/02/2009
|
PNS
Kemenag
|
B.
Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum
Lembaga pendidikan ini dahulu pada awalnya
hanya berupa madrasah diniyah atau sejenis taman pendidikan al-qur’an, yang sebatas
hanya mempelajari pendidikan agama saja. Bangunannya pun hanya berupa bilik
bambu yang memiliki lubang disana-sini, menurut narasumber lubang di dinding
itu sering dimanfaatkan para siswa sebagai jalur untuk membolos. Kondisi yang
seperti itu, serta kian tumbuhnya lembaga pendidikan yang tidak hanya sebatas
mempelajari tentang ilmu agama saja, membuat jumlah peserta didik merosot
tajam. Tak ingin membuat madrasah tersebut mangkrang begitu saja, para
masyarakat sekitar pun berinisiatif untuk mengubah madrasah diniyah tersebut
menjadi madrasah yang tidak hanya mempelajari tentang agama saja melainkan juga
mempelajari tentang ilmu-ilmu umum yang nantinya dapat dijadikan bekal untuk
terjun di masyarakat. Berbekal tanah wakaf dari bapak Mukiran seluas 740 m2
serta dana dari berbagai elemen masyarakat maupun pemerintah, akhirnya pada
tanggal 1 Agustus 1968 Madrasah yang kemudian diberi nama Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum pun resmi berdiri. Tak ada bilik bambu lagi, madrasah ini
sekarang sudah kian bersolek, untuk mensiasati tanah yang tidak terlalu luas,
pihak sekolah membuat bangunan 2 lantai untuk menampung peserta didiknya. Dan
untuk menampung bakat atau minat siswa, madrasah ini mempunyai 2
ekstrakulikuler yakni pramuka dan drumband yang menjadi kebanggaan madrasah
ibtidaiyah dan masyarakat sekitar ini.
C.
Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum
1.
Visi
“Terbentuknya manusia beriman, bertaqwa, cerdas, dan terampil yang
berakhlakul karimah”
Indikator-indikator lainnya adalah:
a.
Menjadikan
ajaran-ajaran islam dan nilai-nilai lainnya sebagai pandangan hidup, sikap
hidup, dan keterampilan hidup dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Memiliki
daya saing dalam prestasi akademik.
c.
Memiliki
daya saing dalam memasuki pendidikan dasar lebih lanjut (MTs/SMP) yang favorit.
d.
Memiliki
daya saing dalam prestasi non akademik.
e.
Memiliki
daya saing dalam prestasi KIR pada tingkat lokal atau nasional.
f.
Memiliki
daya saing dalam prestasi seni dan olahraga.
g.
Memiliki
kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan.
h.
Memiliki
kemampuan beradaptasi dan survive di lingkungannya.
i.
Memiliki
lingkungan madrasah yang nyaman dan kondusif untuk belajar.
j.
Mendapat
kepercayaan dari masyarakat.
2.
Misi
a. Memberdayakan peningkatan kualitas sumber
daya pendidik.
b. Intensifikasi kegiatan KKG dan KKM.
c. Intensifikasi kegiatan ekstrakulikuler.
d. Meningkatkan peranserta komite madrasah.
e. Mendayagunakan sumber dana yang ada.
f. Menciptakan sekolah sebagai salah satu
pusat kebudayaan siswa.
g. Penekanan bahwa perilaku guru harus
menjadi uswah bagi siswanya.
3.
Tujuan
a. Menciptakan karakter pada diri anak untuk
mampu dengan baik dan benar serta istiqomah dalam mengamalkan ajaran agama
hasil dari proses pembelajaran dan kegiatan pembiasaan.
b. Mampu meraih prestasi akademik maupun non
akademik minimal di tingkat kecamatan.
c. Dengan matang menguasai dasar-dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan
yang lebih tninggi.
d. Memiliki kepedulian dan kesadaran warga
madrasah terhadap keamanan, kebersihan, dan keindahan lingkungan madrasah daripada
sebelumnya.
e. Semakin meningkat, baik secara kualitas
maupun kuantitas sarana/prasarana dan fasilitas yang mendukung peningkatan
prestasi akademik dan non akademik.
f. Menciptakan lulusan (out put) yang berkualitas dan handal dari tahun ke tahun dan siap bersaing
dengan lulusan lainnya.
g.
Pada tahun 2012 para siswa yang memiliki minat, bakat dan kemampuan terhadap Bahasa Arab
dan Inggris semakin meningkat dari sebelumnya, dan mampu menjadi MC dan
berpidato dengan 2 bahasa tersebut.
h.
Pada tahun 2015, terjadi peningkatan manajemen partisipatif warga madrasah, diterapkanya manajemen
pengendalian mutu madrasah, terjadi peningkatan animo siswa baru, dan
akkreditasi madrasah mendapatkan nilai minimal B.[1]
D.
Potret Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum
E. Persepsi Masyarakat terhadap adanya Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum
Berdasarkan observasi yang saya lakukan beberapa waktu
yang lalu, menurut ibu Robingatun (masyarakat sekitar Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum) yang sempat saya wawancarai, dengan adanya Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum, beliau dan masyarakat sekitar merasa sangat senang dan
terbantu. Karena apa? mengingat daerah mereka yang terhitung berada di dalam
(terpelosok), dengan dibangunnya Madrasah tersebut mereka jadi tidak bingung
lagi memikirkan sekolah untuk anaknya, karena Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul
Ulum terletak di tengah-tengah pemukiman warga. Biaya sekolah yang seratus
persen gratispun kian meringankan beban hidup mereka. Keadaan ekonomi yang
seperti itu, membuat mereka mempunyai harapan yang sangat tinggi pada lembaga
pendidikan. Mereka berharap dengan pendidikan anak-anak mereka bisa menjadi
seseorang yang berhasil, yang kemudian pada nantinya bisa membawa mereka ke
kehidupan yang lebih baik.
Karena mayoritas dari masyarakat sekitar menganut agama
islam dan tergolong kuat agamanya, mereka juga sangat antusias sekali untuk
menyekolahkan anaknya di Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum. Mereka sadar
bahwa sekarang ini dunia sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat, kemajuan
tersebut pastinya juga berpengaruh pada pola pikir, tingkah laku, atau
pergaulan anaknya. Mereka rasa berbekal ilmu pengetahuan saja tidak cukup, oleh
sebab itu haruslah diimbangi dengan nilai-nilai agama yang kuat.
Ditambah dengan ekskul drumband yang masih tergolong
jarang diadakan di pendidikan tingkat dasar di wilayah Trenggalek, masyarakat
menjadi semakin bangga karena di Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum memiliki
ekskul tersebut. Dengan adanya 2 ekskul yakni pramuka dan drumband anak-anak
dilatih untuk mengeksplorasi bakatnya dan menyalurkannya.[2]
F. Peran dan Kepedulian Masyarakat
terhadap Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum
Disini masyarakat sekitar mempunyai peran dan kepedulian
yang sangat besar terhadap Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum. Kita lihat saja
yang mempunyai inisiatif untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum
dari awal adalah masyarakat itu sendiri. Menurut kepala Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul
Ulum masyarakat sekitar banyak berperan aktif dalam meningkatkan kemajuan MI
kebanggaan masyarakat Wonocoyo tersebut, Hal ini terbukti, dalam setiap
kegiatan yang dilakukan Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum, misalnya dalam
kegiatan pembangunan Madrasah, masyarakat sekitar selalu ikut membantu, entah
itu membantu dalam hal materi (sumbangan dana) ataupun dalam hal tenaga. Menyadari
antusiasme masyarakat sekitar, pihak madrasahpun tidak lupa selalu mengundang
atau melibatkan masyarakat sekitar dalam beberapa kegiatan yang dirasa akan
lebih baik jika melibatkan orang-orang di sekitar lingkungan madrasah. Sumbangsih
masyarakat pun dibayar sepadan oleh pihak madrasah dengan mencetak peserta
didik yang pandai dan berakhlakul karimah.[3]
G. Analisis
Masyarakat merupakan suatu sistem yang meliputi unit
biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis
tertentu selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sosiologi
suatu masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan
dalam suatu organisasi. Dan dari lahir sampai mati manusia hidup sebagai
anggota masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat interaksi sosial,
antara satu orang dengan orang lainnya. Dengan adanya interaksi tersebut,
kemungkinan besar seseorang akan mengalami pengaruh maupun mempengaruhi orang
lain. Masyarakat itu sangatlah luas, bahkan dapat meliputi seluruh umat
manusia. Masyarakat juga terdiri atas berbagai kelompok baik itu kelompok besar
maupun kelompok kecil.[4]
Dari asumsi sosiologi tersebutlah bisa saya analisis
bahwa pada masyarakat sekitar Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum sudah memiliki
kepedulian yang sangat tinggi dan persepsi positif terhadap lembaga tersebut
kemungkinan besar karena interaksi sosial yang mereka lakukan, dilihat dari
tingkat pendidikan mereka yang hanya tamatan SD, dapat dipastikan mereka
memiliki pemikiran tersebut karena interaksi yang mereka lakukan dengan anggota
masyarakat yang lebih luas dan lebih tinggi tingkat pendidikannya, karena
interaksi tersebutlah pandangan mereka dan kontribusi mereka bagi lembaga
pendidikan di sekitar mereka menjadi positif.
Diatas juga telah disebutkan, persepsi mereka menjadi
positif salah satunya karena masyarakat sangat terbantu dengan biaya pendidikan
di Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum yang merakyat alias seratus persen
gratis, hal ini menyiratkan bahwa kehidupan perekonomian mereka berada pada
golongan menengah ke bawah. Meski demikian hal tersebut tidak menghalangi rasa
kepedulian mereka terhadap Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum, terbukti tanpa
melihat keadaan keuangan mereka, apabila sekolah membutuhkan bantuan dana
mereka tidak segan-segan untuk mengulurkan bantuan dana, seberapapun
nominalnya. Kekurangan tidak menutup keyakinan mereka akan pendidikan yang bisa
membawa mereka ke arah yang lebih baik. Persepsi masyarakat, umumnya pada segi
ekonomi.
Di sosiologi pendidikan sendiri memang ada suatu hubungan
antara sistem ekonomi di masyarakat dengan pendidikan itu sendiri. Di Indonesia
khususnya masih terdapat suatu kesenjangan sosial dari keadaan ekonomi yang
berpengaruh pada lembaga pendidikan yang ditempatinya. Terbukti, sekolah gratis
banyak diserbu oleh masyarakat yang tingkat ekonominya menengah ke bawah. Dari
hal tersebutlah pendidikan di mata mereka senantiasa dibingkai dari realitas
sosial ekonomi masyarakat tertentu. Hal tersebut kemudian berkembang menjadi
sebuah keyakinan umum bahwa seseorang yang memiliki bekal pendidikan formal
akan cenderung menuai sukses ekonomi merupakan contoh pengaruh pranata
pendidikan terhadap aktivitas ekonomi para anggota suatu masyarakat.[5]
Guru, dokter, direktur identik dengan pekerjaan yang
membutuhkan tingkatan pendidikan yang tinggi dan menghasilkan gaji yang tinggi
pula. Sementara itu, petani, nelayan, pedagang asongan identik dengan pekerjaan
yang tidak membutuhkan titel pendidikan dan menghasilkan upah yang rendah. Hal
tersebut tidak bisa dikatakan salah atau benar, karena pada dasarnya pendidikan
menduduki posisi sentral dalam pembangunan ekonomi. Yang perlu digaris bawahi
adalah pendidikan bukanlah menyebabkan peningkatan penghasilan, melainkan menghasilkan
peningkatan kualitas sumber daya manusia, karena pendidikan dan pembangunan
ekonomi terletak pada unsur manusianya.[6]
Nah, realisasinya adalah semakin tinggi pendidikan yang
dienyam, hidup manusia akan semakin berkualitas. Kualitas itu bersifat luas,
tidak hanya dari segi ekonomi saja. Jadi, yang perlu diubah disini adalah
persepsi masyarakat terhadap dunia pendidikan yang dapat meningkatkan
perekonomianlah yang menjadi masalah dan menurut saya perlu diubah.
Persepsi, peran, dan kepedulian masyarakat diatas bisa
terjadi karena perubahan sosial, hal ini terkait dengan teori konflik yang
menjelaskan sebab-sebab terjadinya perubahan sosial. Pada teori konflik menurut Ralf Dahrendorf, semua perubahan yang
terjadi merupakan hasil dari adanya konflik kelas di masyarakat. Dahendorf
yakin bahwa konflik dan pertentangan selalu ada dalam setiap bagian masyarakat.
Teori ini menyatakan bahwa konflik itu berasal dari pertentangan kelas antara
kelompok tertindas dan kelompok penguasa.[7]
Berbekal teori konflik tersebut saya menarik suatu asumsi
bahwa persepsi positif dan kepedulian masyarakat yang besar akan dunia
pendidikan itu lahir dari basic bahwa
mereka merasa tertindas berada pada golongan masyarakat yang seperti saat ini
(golongan bawah), konflik yang mereka rasakan tersebut kemudian menjadi cambuk
bagi mereka untuk mementingkan yang namanya pendidikan. Mereka percaya bahwa
pendidikan bisa mengakhiri semua konflik yang terjadi, sebab mereka yakin bahwa
pendidikan akan membawa suatu perubahan pada taraf kehidupannya.
Hal ini juga berkaitan dengan teori fungsionalis dari
William Ogburn. Teori ini menganggap bahwa perubahan sosial terjadi akibat
ketidakpuasan masyarakat akan kondisi sosialnya yang secara pribadi yang
kemudian mempengaruhi mereka.[8]
Dan apabila teori fungsionalis tersebut dikaitkan dengan
apa yang terjadi pada masyarakat sekitar Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum, menurut
saya mungkin ada suatu ketidakpuasan pada diri masyarakat khususnya pada
kesejahteraan hidup mereka yang pada akhirnya membuat mereka merubah cara
pandang mereka menjadi sangat positif dan peduli terhadap dunia pendidikan.
Karena mereka mulai bisa berpikir bahwa pendidikan itu penting bagi
kesejahteraan hidup mereka.
Nilai merupakan pandangan tentang baik buruknya sesuatu,
maka norma merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat apakah tindakan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang merupakan tindakan yang wajar
dan dapat diterima dikarenakan sesuai dengan harapan sebagian besar warga
masyarakat ataukah merupakan tindakan yang menyimpang karena tidak sesuai
dengan harapan sebagian besar warga masyarakat.[9]
Dari asumsi diatas dapat dipastikan bahwa masyarakat
mempunyai persepsi yang positif terhadap Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum
karena lembaga tersebut berhasil menanamkan nilai-nilai yang baik kepada diri
peserta didiknya. Tak hanya itu saja nilai-nilai yang ditanamkan tersebut juga
diterapkan oleh peserta didik Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum di dalam
kehidupan bermasyarakat. Karena hal itu masyarakat bisa menjudge bahwa para siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum
itu anaknya santun-santun, tingkah lakunya sesuai dengan norma yang ada di
masyarakat. Hal ini juga mengindikasikan bahwa para guru di Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum sudah betul-betul mengimplikasikan kompetensi kepribadian pada
saat proses belajar mengajar maupun di luar itu, kompetensi kepribadian menurut
pasal 28 ayat (3) butir b ialah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa. Tercapainya kompetensi diatas juga turut mengisyaratkan
bahwa peranan guru sebagai teladan bagi siswanya telah terlaksana dengan baik.[10]
Munculnya sebuah lembaga pendidikan di tengah-tengah
masyarakat Wonocoyo membawa perubahan pada diri mereka. Pendidikan tidak hanya
menimbulkan perkembangan dan perubahan kelakuan dan pemikiran pada diri peserta
didiknya, tetapi juga pada perilaku dan pemikiran masyarakat di sekitarnya. Hal
tersebut membuktikan bahwa pendidikan sebagai daya pengubah masyarakat itu
memang benar adanya. Bahkan sebelum pendidikan sendiri itu tersampaikan pada
diri mereka secara langsung. Oleh sebab itu, penting bagi sebuah lembaga
pendidikan untuk mempertahankan dan menyampaikan nilai-nilai yang berkembang di
dalam masyarakat ke dalam diri peserta didik. Tujuannya tak lain adalah agar
masyarakat bisa dengan mudahnya menerima keberadaan lembaga pendidikan
tersebut, sebab lembaga tersebut sudah sesuai dengan apa yang mereka harapkan.[11]
Ada
satu masalah yang saya temui setelah saya melakukan analisis yakni persepsi
masyarakat yang salah terhadap tujuan atau fungsi pendidikan itu sendiri.
Pendidikan yang pada dasarnya bertujuan atau berfungsi untuk mencetak sumber
daya manusia yang berkualitas, kini telah disalah artikan oleh hampir sebagian
besar masyarakat. Di mata mereka pendidikan hanya sebatas bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup. Solusi untuk mengatasi hal ini menurut saya,
seharusnya pihak sekolah ataupun segala elemen yang mempunyai kepedulian
terhadap hal ini memberikan sosialisasi atau pengertian kepada masyarakat akan
tujuan pendidikan yang sebenarnya. Alasan mengapa permasalahan krusial ini saya
ungkit adalah, agar nantinya pada saat buah hati mereka lulus dari
pendidikannya, mereka tidak menyesal di saat anak mereka tidak mendapatkan
pekerjaan yang mereka dambakan. Sebab realitasnya kebanyakan masyarakat
beranggapan menyekolahkan anak susah-susah mahal-mahal tapi tak ada hasilnya.
Hal inilah yang kemudian pada nantinya akan membuat mereka merendahkan
pendidikan. Coba bandingkan kalau mereka tahu bahwa tujuan pendidikan itu
adalah untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Mereka akan
memandang manfaat pendidikan lewat perubahan tingkah laku anaknya ke arah yang
lebih baik, bukan dari segi materinya saja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran masyarakat sebagi pengawal pendidikan telah
terlaksana dengan baik. Tanpa campur tangan secara langsung dari pihak manapun,
dengan sendirinya masyarakat sudah sadar dan bahkan memiliki sumbangsih
langsung bagi kemajuan lembaga pendidikan. Interaksi sosial dan ketidakpuasan
masyarakat akan keadaan sosialnyalah yang memicu perubahan cara pandang mereka
terhadap pendidikan.
B.
Saran
Sehubungan
dengan isi makalah ini, sebaiknya pemerintah atau para aparatur pendidikan
lebih mensosialisasikan lagi tujuan pendidikan itu sendiri yakni untuk mencetak
sumber daya manusia yang berkualitas, bukannya untuk meningkatkan taraf
perekonomian. Dan melihat masih besarnya rasa kepedulian pada diri masyarakat
terhadap dunia pendidikan alangkah baiknya jika masyarakat ikut dilibatkan
dalam sebagian besar agenda pendidikan itu sendiri. Intinya masyarakat diberi
suatu tempat yang pentinglah di lembaga itu sendiri. Dan sehubungan dengan
penyusunan makalah ini, tiada gading yang tak retak, artinya makalah ini tidak
luput dari kesalahan, oleh karena itu saya meminta kritik dan saran dari
berbagai pihak yang bersifat membangun demi lebih baiknya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ary, Gunawan.
2010. Sosiologi Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Damsar. 2012. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
M., Pidarta. 2003.
Landasan Kependidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nasution, S. 2003.
Sosiologi Pendidikan. Bandung:
Jemmars.
Nasution, S.
2014. Sosiologi Pendidikan. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Rifa’i, Muhammad.
2011. Sosiologi Pendidikan.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Salam,
Burhanuddin. 2013. Pengantar Pedagogik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Waluya,
Bagja. 2009. Sosiologi Menyelami Fenomena
Sosial di Masyarakat. Jakarta: Depdiknas.
Narasumber:
Hadi Winoto S.Pd.I. Kepala Sekolah
Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum.
Narasumber:
Ibu Robingatun. Masyarakat sekitar
Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum.
[1] Narasumber: Hadi Winoto, S.Pd.I, Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum.
[2] Narasumber: Ibu Robingatun, Masyarakat sekitar Madrasah Ibtidaiyah Riyadlatul Ulum.
[3] Narasumber: Hadi Winoto, S.Pd.I, Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah
Riyadlatul Ulum.
[4] S. Nasution, Sosiologi
Pendidikan, (Bandung: Jemmars, 2003), hlm. 68.
[5] Pidarta M., Landasan
Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 78.
[6] Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 168-169.
[7] Gunawan Ary, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 32.
[8] Bagja Waluya, Sosiologi
Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, (Jakarta: Depdiknas, 2009), hlm.
23.
[9] Muhammad Rifa’i, Sosiologi
Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 156.
[10] Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 159.
[11] S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), hlm. 21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar