ANALISIS
VARIANS
(ANOVA) 1 & 2 JALAN
MAKALAH
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Statistik Pendidikan
Yang
dibina oleh Ike Lusi Meilina, M.Pd.
Disusun
Oleh:
Kelompok
4
1.
Risma Nur Izzati (17205153002)
2.
Sinta Ika Windarwati (17205153032)
3.
Lutfi Mangzilaturrohmah (17205153035)
4.
Umi Kalimatul Janah (17205153041)
5.
Widayatul Fitriani (17205153045)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
April 2017
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt.yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
kepada kita semua. Sholawat serta
salam semoga tetap terlimpahkan
kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad saw.dan semoga kita akan selalu
mendapat syafaatnya baik didunia maupun di akhirat kelak.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya
penulis dapat menyusun makalah
ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Statistik Pendidikan yang berjudul ANALISIS VARIANS (ANOVA) 1 & 2 JALAN.
Kami menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak penulisan makalah ini
tidak mungkin terlaksana dengan baik. Oleh karena itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1.
Dr. Mafthukin,
M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menimba ilmu di IAIN Tulungagung ini,
2.
Ike
Lusi Meilina, M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah
Statistik Pendidikan yang telah membimbing dan mengarahkan kami dengan sabar
agar mempunyai pemahaman yang benar mengenai mata kuliah ini,
3.
Semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
membuahkan ilmu yang maslahahfiidinniwadunyawalakhirah.
Tulungagung, 23 April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Pembahasan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Varians (ANOVA) ............................................... 3
B. Analisis Varians (ANOVA) 1 Jalan...................................................... 4
C. Contoh Penyelesaian Soal Analisis Varians (ANOVA) 1
Jalan........... 7
D. Analisis Varians (ANOVA) 2 Jalan...................................................... 12
E. Contoh Penyelesaian Soal Analisis Varians (ANOVA) 2
Jalan........... 15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 25
B. Saran..................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 26
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sering kali dalam melakukan suatu penelitian kita
menghadapi banyak rata-rata (lebih dari dua rata-rata). Apabila kita mengambil
langkah pengujian perbedaan rata-rata tersebut satu persatu (dengan t test)
akan maka akan memakan banyak waktu dan tenaga. Di samping itu, kita akan menghadapi
risiko salah yang besar. Untuk itu, telah ditemukan cara analisis yang
mengandung kesalahan lebih kecil da dapat menghemat waktu serta tenaga yaitu
dengan ANOVA (Analisys of variances).
Secara umum, analisis varians menguji dua varians (atau ragam) berdasarkan
hipotesis nol bahwa kedua varians itu sama. Varians pertama adalah varians
antar contoh (among samples) dan
varians kedua adalah varians di dalam masing-masing contoh (within samples). Dengan ide semacam ini, analisis varians dengan
dua contoh akan memberikan hasil yang sama dengan uji-t untuk dua rata-rata (mean). Analisis of variance atau ANOVA merupakan salah satu teknik
analisis multivariate yang berfungsi untuk membedakan rerata lebih dari dua
kelompok data dengan cara membandingkan variansinya. Analisis varian termasuk
dalam kategori statistik parametrik. Sebagai alat statistika parametrik, maka
untuk dapat menggunakan rumus ANOVA harus terlebih dahulu perlu dilakukan uji
asumsi meliputi normalitas, heterokedastisitas, dan random sampling. Seperti yang dikatakan oleh Agustinus Bandur dalam
bukunya “Penelitian Kuantitatif-Desain Dan Analisis Data Dengan SPSS”, analisys of variance (ANOVA) dapat
digunakan dalam situasi ketika kita memiliki satu variabel interval atau rasio
sebagai variabel dependen dan satu atau lebih variabel nominal atau ordinal
sebagai variabel dependen. Analisis varian dapat dilakukan untuk menganalisis
data yang berasal dari berbagai macam jenis dan desain penelitian. Analisis varian
banyak membantu kita utamanya dalam penelitian-penelitian yang banyak
melibatkan pengujian komparatif yaitu menguji variabel terikat dengan cara
membandingkannya pada kelompok-kelompok sampel independen yang diamati. Selain
itu analisis varian saat ini banyak juga banyak dimanfaatkan dalam penelitian
survey dan penelitian eksperimen.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana pengertian analisis varians (ANOVA)?
2.
Bagaimana analisis varians (ANOVA) 1 jalan?
3.
Bagaimana contoh penyelesaian soal analisis
varians (ANOVA) 1 jalan?
4.
Bagaimana analisis varians (ANOVA) 2 jalan?
5.
Bagaimana contoh penyelesaian soal analisis
varians (ANOVA) 2 jalan?
C.
Tujuan
Pembahasan
1.
Untuk menjelaskan pengertian analisis varians
(ANOVA).
2.
Untuk menjelaskan analisis varians (ANOVA) 1
jalan.
3.
Untuk menjelaskan contoh penyelesaian soal
analisis varians (ANOVA) 1 jalan.
4.
Untuk menjelaskan analisis varians (ANOVA) 2
jalan.
5.
Untuk menjelaskan contoh penyelesaian soal
analisis varians (ANOVA) 2 jalan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Analisis Varians (ANOVA)
Analisis varians pertama
kali diperkenalkan oleh Sir Ronald Fisher (Bapak Statistika Modern). Dalam
prakteknya, analisis varians dapat menggunakan uji hipotesis (lebih sering
dipakai) maupun pendugaan (estimasi khususnya di bidang genetika terapan).
Analisis varian dapat dilakukan untuk menganalisis data yang berasal dari
berbagai macam jenis dan desain penelitian.[1]
Analisis
varians atau dalam bahasa Inggris Analisys
of Variance disingkat ANOVA, merupakan teknik analisis untuk penelitian
komparatif. Analisis varians bertujuan
untuk mempelajari atau menguji hipotesis yang menyatakan perbedaan parameter
rata-rata variabel kriterium untuk lebih dari dua kelompok atau sampel, baik
dalam penelitian eksperimen dengan rancangan simple randomzed design dan group-within
treatmen design maupun dalam penelitian exposfacto
atau causal-comparative. Esensi dari
ANOVA bukan pada pengujian perbedaan rata-rata tetapi pada pengujian perbedaan
varians.
Menurut E. T.
Russeffendi (1993), konsep yang mendasari ANOVA adalah varians dari skor yang
bertumpuh pada dua buah sumber. Pertama varians antar kelompok yaitu varians
yang disebabkan oleh perlakuan dan kedua varians dalam kelompok, yaitu varians
yang disebabkan oleh kekeliruan pemilihan sampel. Dengan demikian, ANOVA
mempelajari apakah perbedaan antara dua kelompok atau lebih secara potensial
disebabkan oleh varians antar kelompok perlakuan atau karena varians kekeliruan
pemilihan sampel. Apabila varians antar kelompok disimbolkan RJK (A) dan
varians kekeliruan RJK (D), maka perbedaan rata-rata dengan teknik ANOVA diformulasikan
sebagai statistik uji-F = RJK (A). Jika RJK
RJK (D)
(A)
>
RJK (D) maka nilai perbandingannya menghasilkan harga F yang cukup besar maka H0
ditolak pada a tertentu. Sebaliknya
RJK (A) RJK (D) atau kedua sumber varians tersebut
cukup mirip sehingga menghasilkan harga F yang lebih kecil atau H0 diterima.[2]
Anova yang kita pelajari kali ini
mencakup 2 macam, yaitu anova 1 jalan (One
Way Anova) yang merupakan ANOVA yang didasarkan pada pengamatan satu
kriteria atau satu faktor yang menimbulkan variasi. Dan yang kedua adalah anova
dua jalan (Two Way Anova) yang merupakan
anova yang didasarkan pada pengamatan dua kriteria atau dua faktor yang
menimbulkan variasi.
ANOVA bisa
dikatakan sebagai salah satu teknik penelitian statistik yang sering digunakan
oleh banyak peneliti karena memiliki dua kegunaan yakni:
1.
ANOVA akan membantu kita untuk
menganalisis data dari hasil desain penelitian eksperimental.
2.
ANOVA akan membantu kita untuk melihat
hubungan sebab akibat. Hal inilah yang membedakan t-test dengan ANOVA dengan
correlation dan multi-regretion. Dalam kedua tes statistic yang disebutkan
terakhir, kita bisa menguku hubungan sebab akibat pada variable independen dan
dependen.[3]
B.
Analisis
Varians (ANOVA) 1 Jalan
Analisis Varians Satu Jalan (One
Way Analysis of Varians) merupakan teknik analisis yang ampuh digunakan untuk
menguji perbedaan rata-rata dengan banyak kelompok yang terpilih secara acak.
Pengujian hipotesis dalam Analisis Varians Satu Jalan (One Way Analysis of Varians) dilakukan dengan menggunakan statistik
uji-F. [4]
Sebelum menguji dengan ANOVA, data harus berdistribusi normal dan
mempunyai varians yang sama. Data yang digunakan pada One Way ANOVA untuk nilai variabel pada faktor harus integer
sedangkan variabel dependen harus berupa data kuantitatif (tingkat pengukuran
interval). Asumsi yang digunakan pada One
Way ANOVA, yaitu setiap kelompok pada sampel acak independen dari populasi
yang normal dan bervarian homogen. Dari output uji Anova akan diperoleh nilai F
hitung. Jika nilai F hitung tidak signifikan, berarti rata-rata variabel
dependen pada tingkat faktor yang ditentukan identik. Jika F hitung signifikan
berarti terdapat perbedaan rata-rata variabel dependen pada tingkat faktor yang telah ditentukan.
Adapun langkah-langkah standar dalam pengujian
ANOVA satu jalan adalah sebagai berikut:
1.
Menghitung Jumlah Kuadrat (JK)
beberapa sumber variansi, yaitu: Total (T), Antar (A), dan Dalam (D) dengan
formula berikut:
JK (T) = t 2 (t ) 2
nt
JK (A)
= (i ) 2
(t ) 2
nt nt
JK (D) = i 2 (i ) 2 = ∑ yi
2
nt
2.
Menentukan derajat kebebasan (db)
masing-masing sumber variansi
db (T) = n t 1 db
(A) = n a 1 db
(D) = n t
n a
3.
Menentukan Rata-rata Jumlah Kuadrat
(RJK)
RJK (A) = JK (A) , dan RJK (D) = JK (D)
db (A) db
(D)
4.
Menyusun tabel ANOVA
Sumber
Varians
|
JK
|
Db
|
RJK
|
Fhitung
|
Ftabel
|
Antar
|
JK (A)
|
n a 1
|
RJK (A)
|
Fo = RJK (A)
RJK (D)
|
|
Dalam
|
JK (D)
|
n t n a
|
RJK (D)
|
||
Total
|
JK (T)
|
n t 1
|
Fo = RJK (A)
RJK (D)
Jika Fo > F
tabel pada taraf signifikan yang dipilih dengan db pembilang adalah
db (A) dan db penyebut adalah db (D) maka H0 ditolak. Jadi, terdapat
perbedaan rata-rata parameter antara kelompok-kelompok yang diuji, sebaliknya
untuk Fo Ftabel, berarti H0
diterima atau tidak terdapat perbedaan rata-rata parameter dari
kelompok-kelompok yang diuji atau rata-ratanya sama saja.
5.
Menafsirkan hasil pengujian perbedaan
antara kelompok sampel.
6.
Melakukan uji lanjut
misalkan dengan uji-t, untuk mengetahui mana di antara dua kelompok sampel yang
berbeda secara signifikan. Beberapa formula uji lanjut, yang
dapat digunakan, antara lain uji t – Dunnet dan uji Scheffe’. Formula uji t –
Dunnet ditampilkan sebagai berikut:
t (A i A j) = Yi Yj
+
Sedangkan formula untuk
uji Scheffe’
Mdij = tab)(RJKD)( + )
Mdij
= nilai kritis mean difference
k = jumlah kelompok
C.
Contoh
Penyelesaian Soal Analisis Varians (ANOVA) 1 Jalan
Efektivitas
empat metode pembelajaran, yaitu metode Inquiri (A1), Penemuan terbimbing (A2),
Penugasan (A3) dan metode Ekspositori (A4) terlihat dari skor kemampuan
berfikir kritis matematis ke empat kelompok setelah diberi metode tersebut
selama tiga bulan. Skor kemampuan berfikir kritis matematis setelah metode
pembelajaran diimplementasikan disajikan sebagai berikut:
A1
|
A2
|
A3
|
A4
|
||||
9
|
8
|
8
|
7
|
8
|
6
|
7
|
5
|
9
|
8
|
8
|
8
|
7
|
7
|
7
|
6
|
8
|
8
|
8
|
7
|
7
|
6
|
6
|
6
|
8
|
7
|
6
|
7
|
7
|
5
|
6
|
5
|
8
|
7
|
8
|
7
|
8
|
6
|
6
|
5
|
9
|
8
|
8
|
8
|
7
|
6
|
6
|
5
|
8
|
8
|
8
|
7
|
7
|
5
|
5
|
5
|
8
|
8
|
8
|
7
|
8
|
6
|
5
|
5
|
9
|
9
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4
|
|
8
|
9
|
7
|
6
|
5
|
4
|
1)
Hipotesis statistik:
H0 : 1 =
2 =
3
H1 : bukan H0
2)
Menyusun tabel persiapan:
Statistik
|
A1
|
A2
|
A3
|
A4
|
Jumlah
|
N
|
20
|
18
|
19
|
20
|
77
|
∑ Yi
|
164
|
135
|
125
|
108
|
532
|
∑ Yi
2
|
1,352
|
1,019
|
837
|
596
|
3,804
|
∑ yi 2
|
7,200
|
6,500
|
14,632
|
12,800
|
41,132
|
Yi
|
8,20
|
7,50
|
6,58
|
5,40
|
6,91
|
3)
Menentukan Jumlah Kuadrat (JK) beberapa
sumber varians
(a) Total
JK
(T) = t 2 (t ) 2 = 3804 (532)2 =
128,364
nt 24
(b) Antar Kelompok
JK
(A) = (i ) 2 (t ) 2
ni nt
= (164) 2 + (135) 2 +
(125) 2 + (108) 2 (532) 2 = 87,232
20
18 19 20 77
(c) Dalam Kelompok
JK (D) =
(t 2) = 41,132
4)
Menentukan derajat bebas (db)
db (T) = n t 1 = 77 – 1 = 76
db (A) = n a 1 = 4 1 = 3
db (D) = n t n a = 77 4 = 73
5)
Menyusun tabel ANOVA 1 jalan
Sumber
Varians
|
JK
|
Db
|
RJK
|
Fhitung
|
Ftabel
|
Antar
|
87,232
|
3
|
29,077
|
51,65
|
2,73
|
Dalam
|
41,132
|
73
|
0,563
|
||
Total
|
128,364
|
76
|
Kesimpulan
:
Karena Fo = 51,65 > 2,73 = Ft
maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan kemampuan berfikir
kritis matematis antara siswa yang diajar dengan metode inquiri, penemuan
terbimbing, penugasan, dan ekspositori. Denagan demikian, “metode pembelajaran
mempunyai pengaruh terhadap kemampuan berfikir kritis matematis siswa”.
6)
Menentukan besar pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat.
Besarnya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dihitung dengan menggunakan
koefisien determinasi:
R2
= JK (A) =
87,232 = 0,680.
JK (T) 128,364
Hal ini berarti faktor metode pembelajaran dapat menjelaskan
68 %
7)
Uji Lanjut (Pos Hoc Test)
Karena
dari uji dengan teknik analisis ANOVA satu jalan diperoleh hasil terdapat
perbedaan, maka perlu dilakukan uji lanjut dengan statistik uji-t Dunnet, dengan formula sebagai berikut:
t
0 = Yi Yj ,atau Yi Yj dengan Se = +
+ Se
Dimana:
Yi = rata-rata variabel Y kelompok ke
-i
Yj =
rata-rata variabel Y kelompok ke-j
ni = ukuran sampel kelompok ke-i
nj =
ukuran sampel kelompok ke-j
Se = Standar error mean
t tab =
t (;(nt
na ) ) = t (0,05;73) =
1,67
(a)
Perbedaan kemampuan
berfikir kritis matematis kelompok A1 dan A2
(1)
Hipotesis Statistik:
H0 : 1 2
H1 :1 2
(2) Perhitungan
:
t0 (A1 A2) = 8,20 7,50
= 2,87
+
(3) Kesimpulan
:
Karena t0 = 2,87 > ttab =
1,67 maka H0 ditolak, artinya kemampuan berfikir kritis matematis
siswa yang diajar dengan metode inquiri lebih tinggi daripada yang diajar dengan metode penemuan
terbimbing.
(b)
Perbedaan kemampuan
berfikir kritis matematis kelompok A1 dan A3
(1)
Hipotesis Statistik:
H0 : 1 3
H1 :1 3
(2) Perhitungan
:
t0 (A1 A3) = 8,20
6,58 =
6,74
+
(3) Kesimpulan
:
Karena t0 = 6,74 > ttab
= 1,67 maka H0 ditolak, artinya kemampuan berfikir kritis matematis
siswa yang diajar dengan metode inquiri lebih tinggi daripada yang diajar dengan metode penugasan.
(c)
Perbedaan kemampuan
berfikir kritis matematis kelompok A1 dan A4
(1)
Hipotesis Statistik:
H0 : 1 4
H1 :1 4
(2) Perhitungan
:
t0 (A1 A4) = 8,20 5,40
= 11,80
+
(3) Kesimpulan
:
Karena t0 = 11,80 > ttab
= 1,67 maka H0 ditolak, artinya kemampuan berfikir kritis matematis
siswa yang diajar dengan metode inquiri lebih tinggi daripada yang diajar dengan metode ekspositori.
(d)
Perbedaan kemampuan
berfikir kritis matematis kelompok A2 dan A3
(1)
Hipotesis Statistik:
H0 : 2 3
H1 :2 3
(2) Perhitungan
:
t0 (A2 A3) = 7,50 6,58 = 3,73
+
(3) Kesimpulan
:
Karena t0 = 3,73 > ttab
= 1,67 maka H0 ditolak, artinya kemampuan berfikir kritis matematis
siswa yang diajar dengan metode penemuan terbimbing lebih tinggi daripada yang diajar dengan metode penugasan.
(e)
Perbedaan kemampuan
berfikir kritis matematis kelompok A2 dan A4
(1)
Hipotesis Statistik:
H0
: 2 4
H1
:2 4
(2) Perhitungan
:
t0 (A2 A4) = 7,50 5,40
= 8,61
+
(3) Kesimpulan
:
Karena t0 = 8,61 > ttab
= 1,67 maka H0 ditolak, artinya kemampuan berfikir kritis matematis
siswa yang diajar dengan metode penemuan terbimbing lebih tinggi daripada yang diajar dengan metode ekspositori.
(f)
Perbedaan kemampuan
berfikir kritis matematis kelompok A3 dan A4
(1)
Hipotesis Statistik:
H0 : 3 4
H1 :3 4
(2) Perhitungan
:
t0 (A3 A4) = 6,58 5,40
= 4,91
+
(3) Kesimpulan
:
Karena t0 = 4,91 > ttab
= 1,67 maka H0 ditolak, artinya kemampuan berfikir kritis matematis
siswa yang diajar dengan metode penugasan lebih tinggi daripada yang diajar dengan metode ekspositori.[5]
D.
Analisis
Varians (ANOVA) 2 Jalan
Anova dua jalur memiliki perbedaan dibanding anova
satu jalur. Perbedaannya adalah pada jumlah variabel independen. Pada anova
satu jalur hanya ada satu variabel independen, sementara pada anova dua jalur
ada dua atau lebih variabel independen.[6]
Uji statistik parametrik ANOVA dua jalan ini dapat
membantu peneliti kuantitatif untuk melihat pengaruh dua variable independen
terhadap sebuah variable dependen. Jika kita menggunakan two way ANOVA kita bisa menguji main
effect dan juga interaction effect
dari masing-masing variable independent terhadap variable dependen. Main effect merupakan pengaruh langsung
salah satu variable independen terhadap variabel depenen dengan membandingkan
rata-rata skor pada masing-masing kategori variabel dependen. Sedangkan interaction
effect memberikan gambaran kepada peneliti apakah pengaruh sebuah variable
independen terhadap variabel dependen berlaku untuk variabel dependen lainnya
atau tidak.[7]
Analisis Varians-2 Jalan (Two
Way Analysis of variance) atau disingkat (ANOVA) 2 jalan dapat digunakan
untuk menguji hipotesis yang menyatakan perbedaan rata-rata antara
kelompok-kelompok sampel baik yang menggunakan Two Factorial Design atau
Treatmen by Level Design baik dalam penelitian eksperimen maupun
penelitian causal-comparative. Untuk melakukan pengujian hipotesis
dengan menggunakan ANOVA-2 Jalan, digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) untuk
beberapa sumber variansi, yaitu: Total (T), Antar (A), Antar (B), Interaksi
(AB), dan Dalam (D), dengan formula berikut:
2.
Menentukan derajat kebebasan (db)
masing-masing sumber varians
db(T) = nt – 1,
db(A) = na – 1,
db(B) = nb – 1,
db(AB) = (na – 1)(nb –
1)
db(D) = nt – (na)(nb)
3.
Menentukan Rata-rata
Jumlah Kuadrat (RJK)
RJK(A), , ,
4.
Menentukan Fo
5.
Menyusun tabel ANOVA
Sumber
Varians
|
JK
|
db
|
RJK
|
Fobservasi
|
Ftabel
|
a
= 0.05
|
|||||
Antar
A
|
JK(A)
|
na
– 1
|
RJK
(A)
|
FO(A)=
|
|
Antar
B
|
JK(B)
|
nb
- 1
|
RJK
(B)
|
FO(B)=
|
|
Int.
AB
|
JK(AB)
|
(na
– 1)x(nb – 1)
|
RJK
(AB)
|
FO(AB)=
|
|
Dalam
|
JK(D)
|
nt-na.
nb
|
RJK
(D)
|
||
Total
|
JK(T)
|
nt
- 1
|
-
|
-
|
Kriteria
pengujian, jika FO > Ftabel pada taraf signifikan yang
dipilih dengan db pembilang adalah db yang sesuai, maka H0 ditolak.
Jadi terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok-kelompok yang diuji,
sebaliknya untuk FO ≤ Ftabel, maka H0 diterima.
Untuk ANOVA 2 jalan, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengujian
terhadap hipotesis statistik pengaruh interaksi, yaitu F(OAB). Jika
F(OAB) ≤ Ftabel atau H0 diterima berarti tidak
terdapat pengaruh interaksi, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis
pengaruh utama (main effect), yaitu uji FO(A) untuk
mempelajari perbedaan rata-rata Antar A, dan uji FO(B) untuk
mempelajari perbedaan Antar B. Sebaliknya jika FO(AB) > Ftabel
atau H0 ditolak, berarti terdapat pengaruh interaksi
yang signifikan, maka konsekuensinya harus diuji pengaruh sederhana (simple
effect). Simple effect adalah perbedaan rerata Antar A pada tiap kelompok
Bi (i = 1,2,3, . . ) atau perbedaan rerata Antar B pada tiap kelompok Ai (i =
1,2,3, . . ).[8]
E.
Contoh
Penyelesaian Soal Analisis Varans (ANOVA) 2 Jalan
Suatu
eksperimen bertujuan untuk mempelajari pengaruh metode pembelajaran dan tes
formatif terhadap kemampuan berfikir matematis. Untuk keperluan itu telah
diambil dua kelompok sampel secara acak untuk diberi metode inquiri (A1)
dan Drill (A2). Setiap kelompok masing-masing dibagi dua secara acak
dan diberi bentuk tes formatif uraian (B1) dan bentuk pilihan ganda
(B2). Skor kemampuan berpikir kritis matematis setelah pemberian
metode pembelajaran dan bentuk tes formatif.
Adapun
datanya disajikan ke dalam bentuk tabel seperti yang kami paparkan berikut ini:
B
|
A
|
|
A1
|
A2
|
|
B1
|
9 9 8
9 9 8
9 9 8
9 9 8
9 8 8
9 8 8
9 8 8
|
8 6 5
8 6 5
7 6 5
7 6 5
7 6 5
7 5 5
6 5 -
|
B2
|
7 7 6
7 7 6
7 6 6
7 6 6
7 6 6
7 6 -
7 6 -
|
8 8 7
8 8 7
8 7 7
8 7 7
8 7 6
8 7 6
8 7 6
|
Keterangan:
A = Metode Pembelajaran
A1 = Inquiri
A2 = Drill
B = Tes Formatif
B1 = Uraian
B2 = Pilihan Ganda
Y = Skor kemampuan berpikir Kritis Matematis
Untuk mempermudah perhitungan kuadrat beberapa
sumber varian, dapat dibuat tabel persiapan seperti berikut:
1.
Tabel
Persiapan
Statistik
|
A1B1
|
A2B1
|
A1B2
|
A2B2
|
Jumlah
|
n
|
21
|
20
|
19
|
21
|
81
|
∑ Yi
|
178
|
120
|
123
|
153
|
574
|
∑ Yi2
|
151
|
740
|
801
|
1125
|
4182
|
∑ Yi2
|
7,238
|
20,000
|
4,737
|
10,286
|
42,261
|
Yi
|
8,48
|
6,00
|
6,47
|
7,29
|
7,09
|
2.
Jumlah
Kuadrat (JK)
JK(T) = ∑ Yt2 – (∑ Yt)2 = 4182 – (574)2 = 114,395
nt 81
JK(A) = i ) 2
(t ) 2
ni nt
= (178 + 123)2 + (120 + 153)2
– (574)2 = 15,201
21 + 19 20 + 21 81
JK(B) = i ) 2
(t ) 2
– JK(A) – JK(B)
nij nt
= (178)2
+ (123)2 – (120)2 + (153)2 + (574)2
– 15,201 – 2,746
21 19 20
21
81
= 54,187
JK(D)
= 2
= 42,261
3.
Derajat
bebas (db)
db
(T) = nt – 1 = 81 – 1 = 80
db
(A) = na – 1 = 2 – 1 = 1
db
(B) = nb – 1 = 2 – 1 = 1
db
(AB) = (na – 1) (nb
-1) = (2-1) (2-1) = 1
db
(D) = nt – na
. nb = 81 – 2 . 2 = 77
4.
Tabel
anova 2 jalan (faktor)
Sumber Varians
|
JK
|
Db
|
RJK
|
FO
|
Ftab
α = 0,05
|
Antar
A
|
15,201
|
1
|
15,201
|
27,696
|
3,97
|
Antar
B
|
2,746
|
1
|
2,746
|
5,002
|
3,97
|
Interaksi
AB
|
54,187
|
1
|
54,187
|
98,701
|
3,97
|
Dalam
|
42,261
|
77
|
0,549
|
||
Total
|
114,395
|
80
|
Hasil analisis dari tabel:
a.
Perbedaan antar A
Karena Fo(A) = 27,696 > Ftab
= 3,97 maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan kemampuan
berpikir kritis matematis antara siswa yang diajar dengan metode inquiri dan
siswa yang diajar dengan metode drill. Uji satu pihak, diukur dengan rumus to(A)
= = 5,26 > t-tab = t(0,05:77)
= 1,67 atau Ho ditolak. Sehingga kemampuan berpikir kritis matematis
siswa yang diajar dengan metode inquiri lebih tinggi daripada siswa yang diajar
dengan metode drill.
b.
Perbedaan antar B
Karena
Fo(B) = 5,002 > Ftab = 3,97 maka Ho
ditolak, artinya terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis antara
siswa yang diberi tes formatif uraian dan siswa yang diberi tes formatif
pilihan ganda. Uji satu pihak, dihitung dengan rumus to(B) = = 2,24 > t-tab = t(0,05:77)
= 1,67 atau Ho ditolak. Sehingga kemampuan berpikir kritis matematis
siswa yang diberi tes formatif uraian lebh tinggi daripada siswa yang diberi
tes formatif pilihan ganda.
c.
Pengaruh interaksi AB
Karena
Fo(AB) = 98,70 > Ftab = 3,97 maka Ho
ditolak, artinya terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan tes
formatif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa.[9]
5.
Besar
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
Besar
pengaruh metode pembelajaran, tes formatif, dan interaksi model pembelajaran
dan tes formatif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dinyatakan dalam
formula ini :
a.
Pengaruh metode pembelajaran
W2 = db (Fo(A)-1) =
1 (27,696-1) = 26,696 = 0,
2479
db (Fo(A)-1) + N 1
(27,696 – 1) + 81 107,696
Hal
ini berarti metode pembelajaran dapat menjelaskan 24,79% variasi skor kemampuan
berpikir kritis matematis.
b.
Pengaruh tes formarif
W2 = db (Fo(B)-1) =
1 (5,002 -1) = 4,002 =
0,0471
db (Fo(B)-1)
+ N
1 (5,002 – 1) + 81 85,002
Hal ini berarti tes formatif dapat menjelaskan 4,71%
variasi skor kemampuan berpikir kritis matematis.
c.
Pengaruh interaksi metode pembelajaran
dan tes formatif
W2 = db (Fo(AB)-1) =
1 (98,701-1) = 97,701 =
0,5467
db (Fo(AB)-1)
+ N
1 (98,701 – 1) + 81 178,701
Hal
ini berarti interaksi metode pembelajaran dan tes formatif dapat menjelaskan
54,67% variasi skor kemampuan berpikir kritis matematis.
6.
Uji
Lanjut (Simple Effect)
Uji
perbedaan lanjut (post hoc comparison)
dapat diselesaikan melalui Analisis One
Way ANOVA. Prosedur ini merupakan konversi data ke dalam empat perlakuan
atas kelompok yang akan diuji dengan prosedur One Way ANOVA. Misalkan keempat kelompok (A1B1,
A2B1, A1B2, A2B2),
pengujian hipotesis dengan prosedur One
Way ANOVA adalah sebagai berikut:
H0 : 11
= 21 =
12 =
22
H1 : Bukan Ho
Dari hasil analisis dari tabel
anova 2 jalan, telah diperoleh : JK(AB) = 54,187, JK(A) = 15,201, JK(B) =
2,746, RJK(D) = 0,549,
sehingga :
JK(Ay) = JK(AB) + JK(A)
+ JK(B) = 54,187 + 15,201 + 2,746 = 72,134
db(Ay) = nay
– 1 = 4 – 1 = 3
RJK(Ay) = JK(Ay) = 72,134 = 72,134
= 24,045
nay
– 1 4 – 1 3
RJK(Dy) = RJK(D) = 0,549; db(D) = 77
Fo = RJK(Ay) = 24,045 = 43,80,
bandingkan F(0,05; 3; 77) = 2,72
RJK(Dy)
0,549
Sehingga Fo > Ftab
berarti Ho ditolak. Dengan demikian terdapat perbedaan rata-rata
antara kelompok perlakuan (sel). Selanjutnya dilakukan uji lanjut dengan uji
t-Dunnet dan sebagai perbandingan digunakan:
ttab = t(α ; d(D)) = t(0,05;77) = 1,66
a.
Perbedaan Y pada kelompok A1B1
dan A2B1 :
Hipotesis :
H0 : 11
< 22
H1 : 11
> 21
to
(a1b1 x a2b1) = |Y11 – Y21|
= |8,48 – 6,00|
= |2,48| = 10,71
0,232
Karena to = 10,71 < ttab
1,66, Ho ditolak, sehingga kemampuan berpikir kritis matematis siswa
yang diajar dengan metode inquiri lebih tinggi daripada siswa yang diajar
dengan metode drill, untuk siswa dengan tes uraian.
b.
Perbedaan Y pada kelompok A1B2
dan A2B2
H0
: 12
> 22
H1 : 12
< 22
to (a1b2 x
a2b2) = |Y12
– Y22| = |6,47 – 7,29|
= |-0,82| = 3,50
0,235
Karena
to = 3,50 > ttab = 1,66 maka Ho ditolak,
atau kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajar dengan metode
inquiri lebih rendah daripada siswa yang diajar dengan metode drill untuk siswa
yang diberi tes formatif pilihan ganda.
c.
Perbedaan Y pada kelompok A1B1
dan A1B2
H0
: 11
< 12
H1
: 12
> 12
to (a1b2 x
a1b2) = |Y12
– Y22| = |8,48 – 6,47|
=
|2,01| = 8,54
0,235
Karena
to = 8,54 > ttab = 1,66 maka Ho ditolak,
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberi tes formatif esai lebih
tinggi daripada siswa yang diberi tes formatif pilihan ganda untuk siswa yang
diajar dengan metode inquiri.
d.
Perbedaan Y pada kelompok A1B1
dan A1B2
H0
: 21
> 22
H1
: 21
< 22
to (a2b1 x
a2b2) = |Y21
– Y22| = |6,00
– 7,29|
= |-1,29| = 5,56
0,232
Karena
to = 5,56 > ttab = 1,66 maka Ho ditolak,
artinya kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberi tes uraian lebih
rendah daripada siswa yang diberi tes pilihan ganda untuk siswa yang diajar dengan
metode drill.[10]
7.
Ringkasan
Hasil Pengujian Hipotesis
Sumber
Varians
|
JK
|
db
|
RJK
|
Fo
|
Ftab
α = 0,05
|
Antar
A
|
15,201
|
1
|
15,201
|
27,696
|
3,97
|
Antar
B
|
2,746
|
1
|
2,746
|
5,004
|
3,97
|
Interaksi
AB
|
54,187
|
1
|
54,187
|
98,731
|
3,97
|
Dalam
|
42,261
|
77
|
0,549
|
||
Simpulan
main effect (A)
Kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang diajar dengan metode inquiri lebih tinggi daripada siswa
yang diajar dengan metode drill.
|
|||||
Simpulan
main effect (B)
Kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang diberi tes formatif esai lebih tinggi daripada siswa
yang diberi tes formatif pilihan ganda.
|
|||||
Simpulan
interaction effect (AB)
Terdapat pengaruh interaksi
antara metode pembelajaran dan tes formatif terhadap kemampuan berpikir
kritis matematis siswa.
|
Hasil
uji hipotesis lanjut dengan statistic uji t-Dunnet
Nilai
Kontras
|
(Se)
|
to
|
ttabel
|
Simpulan simple effect
|
|Y11 – Y21|
= 2,40
|
0,232
|
10,71
|
1,67
|
Kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang diajar dengan metode inquiri lebih tinggi daripada siswa
yang dijar dengan metode drill, untuk siswa yang diberi tes formatif uraian.
|
|Y12 – Y22|
= 0,82
|
0,235
|
3,50
|
1,67
|
Kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang diajar dengan metode inquiri lebih rendah daripada siswa
yang diajar dengan metode drill, untuk siswa yang diberi tes formatif pilihan
ganda.
|
|Y11 – Y12|
= 2,01
|
0,235
|
8,54
|
1,67
|
Kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang diberi tes uraian lebih tinggi daripada siswa yang
diberi tes pilihan ganda, untuk siswa yang diajar dengan metode inquiri.
|
|Y21 – Y22|
= 1,29
|
0,232
|
5,56
|
1,67
|
Kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang diberi tes uraian lebih rendah daripada siswa yang
diberi tes pilihan ganda, untuk siswa yang dijar dengan metode drill.
|
F.
Apikasi
SPSS untuk Analisis Varians (ANOVA) 1 dan 2 Jalan
1.
Analisis
Varians (ANOVA) 1 Jalan
a.
Input data yang sudah dibuat di excel ke
data view di SPSS
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Analisis varians merupakan teknik analisis
untuk penelitian komparatif yang bertujuan untuk mempelajari atau menguji
hipotesis yang menyatakan perbedaan parameter rata-rata variabel kriterium
untuk lebih dari dua kelompok atau sampel, baik dalam penelitian eksperimen
maupun penelitian kausal komparatif.
2.
Analisis Varians Satu Jalan (One
Way Analysis of Varians) merupakan teknik analisis yang ampuh digunakan
untuk menguji perbedaan rata-rata dengan banyak kelompok yang terpilih secara
acak.
3.
Hasil uji hipotesis dengan ANOVA 1-Jalan
menunjukkan bahwa:
Sumber
Varians
|
JK
|
Db
|
RJK
|
Fhitung
|
Ftabel
|
Antar
|
87,232
|
3
|
29,077
|
51,65
|
2,73
|
Dalam
|
41,132
|
73
|
0,563
|
||
Total
|
128,364
|
76
|
|||
Simpulan:
Terdapat
perbedaan Kemampuan Berfikir Kritis Matematis antara siswa yang diajar dengan
Metode Inquiri, Penemuan Terbimbing, Penugasan, dan Ekspositori. Dengan
demikian, “Metode Pembelajaran berpengaruh terhadap Kemampuan Berfikir Kritis
Matematis siswa” atau “Perbedaan Metode Pembelajaran mempunyai pengaruh
terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Matematis siswa”.
|
Hasil
uji hipotesis lanjut dengan Statistik Uji t-Dunnet menunjukkan bahwa:
Nilai Kontras
|
(Se)
|
t0
|
ttabel
|
Simpulan
|
|||||||||||
Y1
– Y2 = 0,70
|
0.244
|
2,87
|
1,67
|
kemampuan
berfikir kritis matematis siswa yang diajar dengan metode inquiri lebih
tinggi daripada yang diajar dengan
metode penemuan terbimbing.
|
|||||||||||
Y1
– Y3 = 1,62
|
0,240
|
6,74
|
1,67
|
kemampuan
berfikir kritis matematis siswa yang diajar dengan metode inquiri lebih
tinggi daripada yang diajar dengan
metode penugasan.
|
|||||||||||
Y1
– Y4 = 2,80
|
0,237
|
11,80
|
1,67
|
kemampuan
berfikir kritis matematis siswa yang diajar dengan metode inquiri lebih
tinggi daripada yang diajar dengan
metode ekspositori.
|
|||||||||||
Y2
– Y3 = 0,92
|
0,247
|
3,73
|
1,67
|
Kemampuan
berfikir kritis matematis siswa yang diajar dengan metode penemuan terbimbing
lebih tinggi daripada yang diajar
dengan metode penugasan.
|
|||||||||||
Y2
– Y4 = 2,10
|
0,244
|
8,61
|
1,67
|
Kemampuan
berfikir kritis matematis siswa yang diajar dengan metode penemuan terbimbing
lebih tinggi daripada yang diajar
dengan metode ekspositori.
|
|||||||||||
Y3
– Y4 = 1,18
|
0,240
|
4,91
|
1,67
|
Kemampuan
berfikir kritis matematis siswa yang diajar dengan metode penugasan lebih
tinggi daripada yang diajar dengan
metode ekspositori.
|
4.
Analisis Varians 2 Jalan dapat digunakan
untuk menguji hipotesis yang menyatakan perbedaan rata-rata antara kelompok-kelompok
sampel.
5. Hasil
Pengujian Hipotesis menunjukkan bahwa:
Sumber
Varians
|
JK
|
db
|
RJK
|
Fo
|
Ftab
α = 0,05
|
Antar
A
|
15,201
|
1
|
15,201
|
27,696
|
3,97
|
Antar
B
|
2,746
|
1
|
2,746
|
5,004
|
3,97
|
Interaksi
AB
|
54,187
|
1
|
54,187
|
98,731
|
3,97
|
Dalam
|
42,261
|
77
|
0,549
|
||
Simpulan
main effect (A)
Kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang diajar dengan metode inquiri lebih tinggi daripada siswa
yang diajar dengan metode drill.
|
|||||
Simpulan
main effect (B)
Kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang diberi tes formatif esai lebih tinggi daripada siswa
yang diberi tes formatif pilihan ganda.
|
|||||
Simpulan
interaction effect (AB)
Terdapat pengaruh interaksi
antara metode pembelajaran dan tes formatif terhadap kemampuan berpikir
kritis matematis siswa.
|
Hasil
uji hipotesis lanjut dengan statistic uji t-Dunnet menunjukkan bahwa:
Nilai
Kontras
|
(Se)
|
to
|
ttabel
|
Simpulan simple effect
|
|Y11 – Y21|
= 2,40
|
0,232
|
10,71
|
1,67
|
Kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang diajar dengan metode inquiri lebih tinggi daripada siswa
yang dijar dengan metode drill, untuk siswa yang diberi tes formatif uraian.
|
|Y12 – Y22|
= 0,82
|
0,235
|
3,50
|
1,67
|
Kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang diajar dengan metode inquiri lebih rendah daripada siswa
yang diajar dengan metode drill, untuk siswa yang diberi tes formatif pilihan
ganda.
|
|Y11 – Y12|
= 2,01
|
0,235
|
8,54
|
1,67
|
Kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang diberi tes uraian lebih tinggi daripada siswa yang
diberi tes pilihan ganda, untuk siswa yang diajar dengan metode inquiri.
|
|Y21 – Y22|
= 1,29
|
0,232
|
5,56
|
1,67
|
Kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang diberi tes uraian lebih rendah daripada siswa yang
diberi tes pilihan ganda, untuk siswa yang dijar dengan metode drill.
|
B.
Saran
1.
Untuk calon pendidik alangkah lebih
baiknya apabila kita lebih dalam lagi belajar mengenai analisis varians baik
yang 1 jalan maupun 2 jalan. Sebab analisis varians sangat berguna dalam
menunjang kevalidan penelitian yang kita lakukan serta cenderung lebih
menghemat waktu, tenaga, maupun pemikiran dari segi penggunaannya.
2.
Untuk penyusunan makalah ini kami
menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, atau dengan kata lain makalah ini
tak luput dari kesalahan dan kekurangan pada berbagai segi. Oleh sebab itu
kelompok kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai belah pihak yang
bersifat membangun demi lebih baiknya makalah ini untuk kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Irianto, Agus. 2004. Statistik: Konsep Dasar & Aplikasinya. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Hartono. 2011. Analisis
Data Statistika dan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Misbahuddin dan Iqbal Hasan. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Soepono, Bambang. 1997. Statistik Terapan: Konsep, Contoh, dan Analisis Data. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sofiawati, Selfi. 2014. Analisis of Varians. Jakarta: UPI Press.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. 2011. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi
Aksara.
[1] Selfi Sofiawati, Analisis of Varians, (Jakarta: UPI
Press, 2014), hal. 12.
[2] Hartono, Analisis Data Statistika dan Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), hal. 175.
[3] Selfi Sofiawati, Analisis of Varians…, hal. 15.
[4] Agus Irianto, Statistik: Konsep Dasar & Aplikasinya,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004), hal. 223.
[5] Bambang Soepono. Statistik Terapan: Konsep, Contoh, dan
Analisis Data. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hal. 314-324.
[6] Husaini Usman dan Purnomo
Setiadi Akbar, Pengantar Statistika,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 169.
[7] Misbahuddin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hal. 326.
[8] Bambang Soepono. Statistik Terapan: Konsep, Contoh, dan
Analisis Data,… hal. 347.
[9] Bambang Soepono. Statistik Terapan: Konsep, Contoh, dan
Analisis Data…, hal. 341-353.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar