PERKEMBANGAN KONSEP
PENDIDIKAN & KLASIFIKASI PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sosiologi Pendidikan
Yang dibina oleh Datu Jatmiko, S.Pd. M.A.
Oleh:
Kelompok 3
1. Risma Nur Izzati (17205153002)
2. Ahmad Fahim .F. (17205153007)
3. Vivi Kurnia Sari (17205153030)
4. Okta Vinanda .K. (17205153050)
PENDIDIKAN
GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS
TARBIYAH & ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
Februari 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis, dan berlangsung terus menerus dalam suatu proses pembelajaran untuk mengembangkan segenap potensi manusia baik jasmani maupun rohani dalam tingkatan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sehingga terwujud perubahan perilaku manusia berkarakter kepribadian bangsa.
Pada masa sekarang ini pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia, karena pada dasarnya manusia dalam melaksanakan kehidupannya tidak lepas dari pendidikan. Sebab, pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia itu sendiri. Namun realitanya, masih banyak masyarakat yang buta pemikirannya mengenai betapa pentingnya pendidikan.
Tuntutan pendidikan dalam kehidupan
manusia sangat komplek, hal ini terbukti dengan banyaknya orang yang tidak
berpendidikan, status sosialnya kurang diperhatikan atau terkesampingkan.
Misalnya, dalam dunia kerja, banyak perusahaan yang menerima para pekerjanya
mula-mula ditanya pendidikan terakhir. Hal itu membuktikan bahwa pendidikan
pengaruhnya besar dalam kehidupan. Dengan diadakannya pendidikan, maka
sedikitnya dapat memberikan wawasan dan pengetahuan dengan mengembangkan
potensi yang dimiliki setiap manusia sehingga kehidupan masyarakat menjadi
lebih baik.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
proses terjadinya pendidikan di dalam lingkungan sosial masyarakat?
2. Bagaimana
peran pendidikan sebagai daya pengubah masyarakat?
3. Bagaimana
peran pendidikan sebagai pembaharuan masyarakat?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
menjelaskan proses terjadinya pendidikan di dalam lingkungan sosial masyarakat.
2. Untuk
menjelaskan peran pendidikan sebagai daya pengubah masyarakat.
3. Untuk
menjelaskan peran pendidikan sebagai pembaharuan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendidikan
dan Lingkungan Sosial
Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan
anak didik. Pendidikan juga bertalian dengan transmisi pengetauan, sikap, keterampilan, dan
aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda. Pendidikan adalah proses
mengajar dan belajar pola-pola
kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan masyarakat.
Kelakuan manusia
pada hakekatnya hampir seluruhnya bersifat sosial, yakni di pelajari dalam
interaksi dengan manusia lainnya. Hampir segala sesuatu yang kita pelajari
merupakan hasil hubungan kita dengan orang lain dirumah, sekolah, tempat
permainan, dan sebagainya. Bahkan
pelajaran atau isi pendidikan ditentukan oleh kelompok atau masyarakat.
Demikian pula
kelompok atau masyarakat
menjamin kelangsungan hidupnya melalui pendidikan. Agar masyarakat
itu dapat melanjutkan
eksistensinya, maka kepada anggota mudanya harus diperkenalkan nilai-nilai,
pengetahuan, keterampilan, dan bentuk kelakuan lainya yang di harapkan akan
dimiliki setiap anggota masyarakat[1]. Tiap
masyarakat meneruskan kebudayaan dengan beberapa perubahan kepada generasi muda
melalui pendidikan ,melalui interaksi sosial. Dengan demikian pendidikan dapat
di artikan sebagai sosialisasi.
Dalam arti ini, pendidikan dimulai
dengan interaksi
pertama individu itu dengan masyarakat lainnya. Misalnya, pada saat bayi
pertama kali dibiasakan minum menurut waktu tertentu. Dalam definisi ini tidak
diadakan perbedaan antara guru dengan murid, yang di utamakan ialah adanya
hubungan yang erat antara individu dengan masyarakat. Belajar adalah
sosialisasi yang kontinu. Setiap individu dapat menjadi guru.individu belajar
dari lingkungan sosialnya dan juga mengajar dan di pengaruhi orang lain.
Dalam masyrakat primitif tidak ada pendidikan
formal yang tersendiri. Setiap anak harus belajar dari lingkungan sosialnya dan
harus menguasai sejumlah kelakuan yang diharapkan dari padanya pada saat tanpa
adanya guru tertentu yang bertanggung jawab atas kelakuannya.
Dalam masyarakat maju kebiasaan dan pola
kelakuan yang pokok dalam kebudayaan dipelajari melalui proses pendidikan atau
sosialisasi informal. Bahasa, kebiasaan
makan, dan kepribadian fundamental sebagian besar diperoleh melaui pendidikan
non formal. Melalui pendidikan terbentuklah
kepribadian seseorang boleh dikatakan hampir seluruh kelakuan individu
bertalian dengan atau dipengaruhi oleh orang lain.karena itu kepribadian pada
hakikatnya gejala sosial.
B. Pendidikan
sebagai Daya Pengubah Masyarakat
Kecepatan perubahan sosial dalam kehidupan
masyarakat berbeda-beda, perubahan dalam masyarakat terpencil berjalan lambat, akan
tetapi bila dengan terbukanya komunikasi dan transportasi daerah itu berkenaan
dengan duania modern.maka masyarakat ini akan berkembang jauh lebih cepat.
Ada aspek-aspek kebudayaan seperti adat istiadat
yang disampaikan turun temurun dalam bentuk aslinya, akan tetapi banyak pula
adat kebiasaan yang mengalami perubahan, terutama dalam masyarakat modern. Disamping itu, terdapat kecepatan
perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Perubahan mengenai benda benda
material seperti alat alat, pakaian, hasil industri, mobil, radio, tv, dan
sebagainya. Hal ini berbading terbalik dengan perubahan dalam hal agama, adat
istiadat, nilai-nilai, norma, filsafat hidup dan sebagainya.[2]
Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan
atau mentrasmisi kebudayaan. Diantaranya menyampaikan nilai-nilai
nenek moyang kepada generasi muda. Dalam fungsi ini sekolah berusaha
mempertahankan status quo demi kestabilan politik, mendidik generasi muda agar
hidup dan menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan yang cepat akibat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini sekolah merupakan “agen of change”. Sekolah mempunyai fungsi
tranformatif. Setidak-tidaknya
sekolah harus dapat mengikuti laju perkembangan agar bangsa indonesia tidak
ketinggalan dalam kemampuan dan pengetahuan di bandingkan dengan bangsa-bangsa
lain. Untuk itu kurikulum harus senantiasa
mengalami perubahan dan pembaharuan.
Perubahan dari negara agraria menjadi
negara industri modern memerlukan orientasi baru bagi sekolah kejuruan yang
menyediakan jasa sekolah sekolah lain. Tiap perubahan dapat membawa efek
samping yang merugikan. Sekolah harus turut berusaha mengatasi efek samping
yang negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu seperti
polusi, kemiskinan, kejahatan, kemerosotan moral , konflik-konfllik sosial
kebebasan seks, dan
sebagainya.
Demi
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sekolah memegang
peranan penting sebagai “agen of change”
untuk membawa perubahan-perubahan sosial. Akan tetapi dalam norma-norma sosial
seperti struktur keluarga, agama, dan filsafat bangsa sekolah cenderung untuk
mempertahankan yang
lama dan dengan demikian mencegah terjadinya perubahanya yang dapat mengancam keutuhan
bangsa.
C. Pendidikan
Sebagai Pembaharuan Masyarakat
Ada para pendidik yang menaruh kepercayaan
yang besar sekali akan
kekuasaan pendidikan dalam
membentuk masyarakat baru. Oleh karena itu setiap anak yang memasuki sekolah
diharapkan dapat memberikan ide-ide baru tentanng masyarakat yang lebih indah
dari pada yang sudah-sudah. Sekolah dapat merekontruksi atau mengubah dan
membentuk kembali masyarakat baru.
Pendidikan
dan pembaharuan masyarakat terjadi ketika pendidikan memasuki lingkungan sosial, masyarakat akan membutuhkan sistem pendidikan di lingkumgannya demi masa
depan penerusnya dikarenakan tidak semua ilmu didapat dari lingkungan sosial, seseorang
membutuhkan sekolah formal untuk mendapat pengakuan secara formalitas dari Negara. Pendidikan juga dapat mengubah mindset masyarakat secara tidak langsung ketika
lembaga pendidikan melahirkan generasi yang berhasil. keberhasilan sesorang dijaman global ini sebagian besar di tenetukan
dari jenjang pendidikanya.[3]
Ketika
masyarakat sudah mulai mengenal betapa pentingnya pendidikan itu, maka akan muncul kesadaran bahwa pendidikan
dapat mengangkat derajat seseorang. Meski dalam hal finansial mereka kurang,
mereka akan berlomba-lomba untuk berjuang agar anaknya bias mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dengan harapan untuk
mengangkat kehidupan mereka menjadi lebih baik.
Pendidikan juga diharapkan mampu berperan sebagai proses sosialisasi dalam masyarakat agar bisa berjalan dengan baik. sehingga proses sosialisasi bisa berjalan
dengan wajar dan mulus. Karena, orang tua dan keluarga berharap sekolah dapat melaksanakan proses
sosisalisasi tersebut dengan baik. Dalam lembaga-lembaga ini guru-guru di
sekolah dipandang sebagai model dan dianggap dapat mengemban amanat orang tua,
keluarga, dan masyrakat agar anak-anak dapat
memahami dan kemudian mengadopsi nilai-nilai budaya masyarakatnya.
Sekolah
mengemban tugas untuk melaksanakan upaya-upaya mengalihkan nilai-nilai budaya
masyarakat dengan mengajarkan nilai-nilai yang menjadi way of life masyarakat dan bangsanya.[4]
Pendidikan juga memiliki fungsi perubahan sosial dalam rangka meningkatkan kemampuan peserta didik dan analisi kritis berperan untuk
menanamkan keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berfikir
manusia. Pendidikan pada zaman sekarang telah berhasil mencipatakan generasi baru dengan daya kreasi dan
kemampuan berfikir kritis, sikap tidak mudah menyerah pada situasi
yang ada, dan diganti dengan sikap yang tanggap terhadap perubahan cara-cara
berfikir, dan sikap-sikap tersebut akan melepaskan
diri dari ketergantungan terhadap bantuan orang lain. Dengan demikian, peserta didik selain sebagai memahami
perubahan dalam kehidupan sosial bisa juga sebagai agen perubahan itu sendiri.[5]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu agen utama pendidikan terjadi di lingkungan sosial yang
didalamnya terdapat masyarakat. Tak ayal, kepribadian masyarakat sangat
menentukan bagaimana perkembangan peserta didik kedepannya, karena mau tak mau
setiap hari mereka berada di lingkungan masyarakat tersebut. Tapi tak cukup itu
saja pendidikan tersebut juga musti dibarengi dengan pendidikan formal. Karena
lemahnya kesadaran masyarakat akan pendidikan formal perlu diadakan agar
mindset mereka akan pendidikan formal bisa berubah supaya nantinya generasi penerus
kita menjadi bibit-bibit unggul dengan bekal pendidikan formal yang
dimilikinya.
B. Saran
Pentingnya pendidikan bagi setiap individu perlu disosialisasikan
lagi kepada masyarakat. Agar mereka sadar akan pentingnya pendidikan, sehingga
masyarakat kita bisa maju dan tidak tertinggal dalam hal pemikirannya dengan
negara-negara maju lain.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution,
S.2011. Sosiologi Pendidikan. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Maunah,
Binti.2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta:
Teras.
Pidarta,
Made.2009. Landasan Kependidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Salam,
Burhanudin.2011. Pengantar Pedagogik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Nasution,
S.2014. Sosiologi Pendidikan.Jakarta:
PT Bumi Aksara.
[1] S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara), hlm.11.
[2] S.Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2014), hlm.21.
[3] Burhanudin Salam, Pengantar Pedagogik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2011), hlm.11-14.
[4] Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta:
Teras,2009), hlm.87.
[5] Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Rineka
Cipta,2009), hlm.176.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar