Sabtu, 15 September 2018

SOSIOLOGI PENDIDIKAN: Makalah Perkembangan Konsep Pendidikan dan Klasifikasi Pendidikan (Semester 2)


PERKEMBANGAN KONSEP PENDIDIKAN & KLASIFIKASI PENDIDIKAN




Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sosiologi Pendidikan
Yang dibina oleh Datu Jatmiko, S.Pd. M.A.
11050637_1655434244688794_3266224396869722217_n.jpg








                                   









Oleh:
Kelompok 3
1.      Risma Nur Izzati         (17205153002)
2.      Ahmad Fahim .F.        (17205153007)
3.      Vivi Kurnia Sari          (17205153030)
4.      Okta Vinanda .K.       (17205153050)





PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS TARBIYAH & ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
Februari 2016























BAB I

PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis, dan berlangsung terus menerus dalam suatu proses pembelajaran untuk mengembangkan segenap potensi manusia baik jasmani maupun rohani dalam tingkatan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sehingga terwujud perubahan perilaku manusia berkarakter kepribadian bangsa.

Pada masa sekarang ini pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia, karena pada dasarnya manusia dalam melaksanakan kehidupannya tidak lepas dari pendidikan. Sebab, pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia itu sendiri. Namun realitanya, masih banyak masyarakat yang buta pemikirannya mengenai betapa pentingnya pendidikan.

Tuntutan pendidikan dalam kehidupan manusia sangat komplek, hal ini terbukti dengan banyaknya orang yang tidak berpendidikan, status sosialnya kurang diperhatikan atau terkesampingkan. Misalnya, dalam dunia kerja, banyak perusahaan yang menerima para pekerjanya mula-mula ditanya pendidikan terakhir. Hal itu membuktikan bahwa pendidikan pengaruhnya besar dalam kehidupan. Dengan diadakannya pendidikan, maka sedikitnya dapat memberikan wawasan dan pengetahuan dengan mengembangkan potensi yang dimiliki setiap manusia sehingga kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.




B.       Rumusan Masalah
1.    Bagaimana proses terjadinya pendidikan di dalam lingkungan sosial masyarakat?
2.      Bagaimana peran pendidikan sebagai daya pengubah masyarakat?
3.      Bagaimana peran pendidikan sebagai pembaharuan masyarakat?

C.      Tujuan Penulisan
1.    Untuk menjelaskan proses terjadinya pendidikan di dalam lingkungan sosial masyarakat.
2.    Untuk menjelaskan peran pendidikan sebagai daya pengubah masyarakat.
3.    Untuk menjelaskan peran pendidikan sebagai pembaharuan masyarakat.













BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pendidikan dan Lingkungan Sosial
Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan anak didik. Pendidikan juga bertalian dengan transmisi pengetauan, sikap, keterampilan, dan aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda. Pendidikan adalah proses mengajar dan belajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan masyarakat.
Kelakuan manusia pada hakekatnya hampir seluruhnya bersifat sosial, yakni di pelajari dalam interaksi dengan manusia lainnya. Hampir segala sesuatu yang kita pelajari merupakan hasil hubungan kita dengan orang lain dirumah, sekolah, tempat permainan, dan sebagainya. Bahkan pelajaran atau isi pendidikan ditentukan oleh kelompok atau masyarakat.
Demikian pula kelompok atau masyarakat menjamin kelangsungan hidupnya melalui pendidikan. Agar masyarakat itu dapat melanjutkan eksistensinya, maka kepada anggota mudanya harus diperkenalkan nilai-nilai, pengetahuan, keterampilan, dan bentuk kelakuan lainya yang di harapkan akan dimiliki setiap anggota masyarakat[1]. Tiap masyarakat meneruskan kebudayaan dengan beberapa perubahan kepada generasi muda melalui pendidikan ,melalui interaksi sosial. Dengan demikian pendidikan dapat di artikan sebagai sosialisasi.
     Dalam arti ini, pendidikan dimulai dengan interaksi pertama individu itu dengan masyarakat lainnya. Misalnya, pada saat bayi pertama kali dibiasakan minum menurut waktu tertentu. Dalam definisi ini tidak diadakan perbedaan antara guru dengan murid, yang di utamakan ialah adanya hubungan yang erat antara individu dengan masyarakat. Belajar adalah sosialisasi yang kontinu. Setiap individu dapat menjadi guru.individu belajar dari lingkungan sosialnya dan juga mengajar dan di pengaruhi orang lain.
     Dalam masyrakat primitif tidak ada pendidikan formal yang tersendiri. Setiap anak harus belajar dari lingkungan sosialnya dan harus menguasai sejumlah kelakuan yang diharapkan dari padanya pada saat tanpa adanya guru tertentu yang bertanggung jawab atas kelakuannya.
     Dalam masyarakat maju kebiasaan dan pola kelakuan yang pokok dalam kebudayaan dipelajari melalui proses pendidikan atau sosialisasi informal. Bahasa, kebiasaan makan, dan kepribadian fundamental sebagian besar diperoleh melaui pendidikan non formal. Melalui pendidikan terbentuklah kepribadian seseorang boleh dikatakan hampir seluruh kelakuan individu bertalian dengan atau dipengaruhi oleh orang lain.karena itu kepribadian pada hakikatnya gejala sosial.

B.       Pendidikan sebagai Daya Pengubah Masyarakat
     Kecepatan perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat berbeda-beda, perubahan dalam masyarakat terpencil berjalan lambat, akan tetapi bila dengan terbukanya komunikasi dan transportasi daerah itu berkenaan dengan duania modern.maka masyarakat ini akan berkembang jauh lebih cepat.
     Ada aspek-aspek kebudayaan seperti adat istiadat yang disampaikan turun temurun dalam bentuk aslinya, akan tetapi banyak pula adat kebiasaan yang mengalami perubahan, terutama dalam masyarakat  modern. Disamping itu, terdapat kecepatan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Perubahan mengenai benda benda material seperti alat alat, pakaian, hasil industri, mobil, radio, tv, dan sebagainya. Hal ini berbading terbalik dengan perubahan dalam hal agama, adat istiadat, nilai-nilai, norma, filsafat hidup dan sebagainya.[2]
     Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan atau mentrasmisi kebudayaan. Diantaranya menyampaikan nilai-nilai nenek moyang kepada generasi muda. Dalam fungsi ini sekolah berusaha mempertahankan status quo demi kestabilan politik, mendidik generasi muda agar hidup dan menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan yang cepat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini sekolah merupakan “agen of change”. Sekolah mempunyai fungsi tranformatif. Setidak-tidaknya sekolah harus dapat mengikuti laju perkembangan agar bangsa indonesia tidak ketinggalan dalam kemampuan dan pengetahuan di bandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Untuk itu kurikulum harus senantiasa mengalami perubahan dan pembaharuan.
     Perubahan dari negara agraria menjadi negara industri modern memerlukan orientasi baru bagi sekolah kejuruan yang menyediakan jasa sekolah sekolah lain. Tiap perubahan dapat membawa efek samping yang merugikan. Sekolah harus turut berusaha mengatasi efek samping yang negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu seperti polusi, kemiskinan, kejahatan, kemerosotan moral , konflik-konfllik sosial kebebasan seks, dan sebagainya.
     Demi kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sekolah memegang peranan penting sebagai “agen of change” untuk membawa perubahan-perubahan sosial. Akan tetapi dalam norma-norma sosial seperti struktur keluarga, agama, dan filsafat bangsa sekolah cenderung untuk mempertahankan yang lama dan dengan demikian mencegah terjadinya perubahanya yang dapat mengancam keutuhan bangsa.

C.      Pendidikan Sebagai Pembaharuan Masyarakat
     Ada para pendidik yang menaruh kepercayaan yang besar sekali akan kekuasaan pendidikan dalam membentuk masyarakat baru. Oleh karena itu setiap anak yang memasuki sekolah diharapkan dapat memberikan ide-ide baru tentanng masyarakat yang lebih indah dari pada yang sudah-sudah. Sekolah dapat merekontruksi atau mengubah dan membentuk kembali masyarakat baru.
     Pendidikan dan pembaharuan masyarakat terjadi ketika pendidikan memasuki lingkungan sosial, masyarakat akan membutuhkan sistem pendidikan di lingkumgannya demi masa depan penerusnya dikarenakan tidak semua ilmu didapat dari lingkungan sosial, seseorang membutuhkan sekolah formal untuk mendapat pengakuan secara formalitas dari Negara. Pendidikan juga dapat mengubah mindset masyarakat secara tidak langsung ketika lembaga pendidikan melahirkan generasi yang berhasil. keberhasilan sesorang dijaman global ini sebagian besar di tenetukan dari jenjang pendidikanya.[3]
     Ketika masyarakat sudah mulai mengenal betapa pentingnya pendidikan itu, maka akan muncul kesadaran bahwa pendidikan dapat mengangkat derajat seseorang. Meski dalam hal finansial mereka kurang, mereka akan berlomba-lomba untuk berjuang agar anaknya bias mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dengan harapan untuk mengangkat kehidupan mereka menjadi lebih baik.
     Pendidikan juga diharapkan mampu berperan sebagai proses sosialisasi dalam masyarakat agar bisa berjalan dengan baik. sehingga proses sosialisasi bisa berjalan dengan wajar dan mulus. Karena, orang tua dan keluarga berharap sekolah dapat melaksanakan proses sosisalisasi tersebut dengan baik. Dalam lembaga-lembaga ini guru-guru di sekolah dipandang sebagai model dan dianggap dapat mengemban amanat orang tua, keluarga, dan masyrakat agar anak-anak dapat memahami dan kemudian mengadopsi nilai-nilai budaya masyarakatnya.
     Sekolah mengemban tugas untuk melaksanakan upaya-upaya mengalihkan nilai-nilai budaya masyarakat dengan mengajarkan nilai-nilai yang menjadi way of life masyarakat dan bangsanya.[4]
     Pendidikan juga memiliki fungsi perubahan sosial dalam rangka meningkatkan kemampuan peserta didik dan analisi kritis berperan untuk menanamkan keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berfikir manusia. Pendidikan pada zaman sekarang telah berhasil mencipatakan  generasi baru dengan daya kreasi dan kemampuan berfikir kritis, sikap tidak mudah menyerah pada situasi yang ada, dan diganti dengan sikap yang tanggap terhadap perubahan cara-cara berfikir, dan sikap-sikap tersebut akan melepaskan diri dari ketergantungan terhadap bantuan orang lain. Dengan demikian, peserta didik selain sebagai memahami perubahan dalam kehidupan sosial bisa juga sebagai agen perubahan itu sendiri.[5]









BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Salah satu agen utama pendidikan terjadi di lingkungan sosial yang didalamnya terdapat masyarakat. Tak ayal, kepribadian masyarakat sangat menentukan bagaimana perkembangan peserta didik kedepannya, karena mau tak mau setiap hari mereka berada di lingkungan masyarakat tersebut. Tapi tak cukup itu saja pendidikan tersebut juga musti dibarengi dengan pendidikan formal. Karena lemahnya kesadaran masyarakat akan pendidikan formal perlu diadakan agar mindset mereka akan pendidikan formal bisa berubah supaya nantinya generasi penerus kita menjadi bibit-bibit unggul dengan bekal pendidikan formal yang dimilikinya.

B.       Saran
Pentingnya pendidikan bagi setiap individu perlu disosialisasikan lagi kepada masyarakat. Agar mereka sadar akan pentingnya pendidikan, sehingga masyarakat kita bisa maju dan tidak tertinggal dalam hal pemikirannya dengan negara-negara maju lain.






DAFTAR PUSTAKA

Nasution, S.2011. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Maunah, Binti.2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Pidarta, Made.2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Salam, Burhanudin.2011. Pengantar Pedagogik. Jakarta: Rineka Cipta.
Nasution, S.2014. Sosiologi Pendidikan.Jakarta: PT Bumi Aksara.


[1] S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara), hlm.11.
[2] S.Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), hlm.21.
[3] Burhanudin Salam, Pengantar Pedagogik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm.11-14.
[4] Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras,2009), hlm.87.
[5] Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2009), hlm.176.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar