PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PENDIDIKAN
MAKALAH
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen
Pendidikan
Yang
dibina oleh Dr. Ahmad Tanzeh,
M.Pd.I
Disusun
Oleh:
Kelompok
5
1.
Risma Nur Izzati (17205153002)
2.
Raya Arsita Febriani (17205153024)
3.
Ana Nur Khumairoh (17205153036)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
Maret 2016
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
Maret 2016
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt.yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
kepada kita semua. Sholawat serta
salam semoga tetap terlimpahkan
kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad saw.dan semoga kita akan selalu
mendapat syafaatnya baik didunia maupun di akhirat kelak.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya
penulis dapat menyusun makalah
ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan yang berjudul PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PENDIDIKAN.
Kami menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak penulisan makalah ini
tidak mungkin terlaksana dengan baik.Oleh karena itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1.
Dr. Mafthukin,
M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menimba ilmu di IAIN Tulungagung ini,
2.
Dr. Ahmad Tanzeh, M.Pd.I.
selaku Dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan yang telah membimbing dan mengarahkan kami dengan sabar agar
mempunyai pemahaman yang benar mengenai mata kuliah ini,
3.
Semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
membuahkan ilmu yang maslahahfiidinniwadunyawalakhirah.
Tulungagung, 24 Februari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang..................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................. 2
C.
Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengambilan Keputusan Pendidikan.................................. 3
B.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengambilan Keputusan Pendidikan.................................................... 4
C. Model-model Pengambilan Keputusan Pendidikan............................. 5
D. Jenis-jenis Pengambilan
Keputusan Pendidikan................................... 6
E. Tahap-tahap Pengambilan
Keputusan Pendidikan............................... 7
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan........................................................................................... 10
B.
Daftar Rujukan..................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Di sepanjang perjalanan hidupnya, manusia selalu
dihadapkan pada pilihan-pilihan yang pada akhirnya membutuhkan suatu
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan bisa menjadi salah satu hal yang
sangat urgen ketika seseorang menjadi pimpinan, manajer, atau orang-orang yang
dianggap memiliki pengaruh di dalam suatu organisasi atau lembaga, salah
satunya yang akan kita bahas disini yakni pengambilan keputusan di dalam
lembaga pendidikan. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan eksistensi seseorang
utamanya pemimpin tadi dapat dilihat dari keputusan yang diambilnya, apakah
sudah relevan atau belum. Dalam hal ini Nawawi juga mengatakan bahwasanya sebuah
organisasi atau lembaga hanya akan berfungsi jika pemimpinnya memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya kepada
anggotanya sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya masing-masing.
Di dunia pendidikan sendiri, tak sedikit
kritikan-kritikan dilancarkan oleh berbagai kalangan terhadap praktek
pendidikan. Hal tersebut berlawanan dengan salah satu visi pendidikan itu
sendiri yang mengisyaratkan bahwa sebagai sebuah institusi, lembaga pendidikan
harus solid. Idealnya, pendidikan musti terbebas dan steril dari berbagai macam
permasalahan. Namun tampaknya, hal ini adalah suatu hal yang mustahil, karena
suka tidak suka permasalahan akan selalu ada dimanapun dan kapanpun termasuk di
dunia pendidikan. Oleh sebab itu, sekarang ini persoalannya bukan lagi mencari
sebuah usaha agar terhindar dari permasalahan, melainkan justru perlunya
menghadapi permasalahan itu secara cerdas, sehingga bisa didapatkan sebuah
solusi ataupun pengambilan keputusan untuk mengatasi masalah yang timbul di
dunia pendidikan tersebut.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana pengertian
pengambilan keputusan pendidikan?
2.
Apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi pengambilan keputusan pendidikan?
3.
Apa saja Model-model
pengambilan keputusan pendidikan?
4.
Bagaimana
tahap-tahap pengambilan keputusan pendidikan?
5.
Apa saja jenis-jenis
pengambilan keputusan pendidikan ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
menjelaskan pengertian pengambilan keputusan pendidikan.
2.
Untuk
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pendidikan.
3.
Untuk menjelaskan
model-model pengambilan keputusan pendidikan.
4.
Untuk
menjelaskan jenis-jenis pengambilan keputusan pendidikan.
5.
Untuk
menjelaskan tahap-tahap pengambilan keputusan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pengambilan Keputusan Pendidikan
1. Keputusan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keputusan berasal
dari kata dasar putus yang mendapat awalan ke- dan akhiran –an yang memiliki
arti segala putusan (hasil memutuskan) yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut seorang ahli yang bernama James A.F. Stoner yang dimaksud
dengan keputusan ialah pilihan (choice)
dari salah satu alternatif-alternatif yang ada. Jadi, yang dimaksud dengan
keputusan tak lain adalah jawaban akhir
dari sebuah proses pemikiran mengenai suatu masalah, dengan menjatuhkan pilihan
pada salah satu alternatif pemecahannya.
2. Pengambilan
Keputusan
Seorang ahli yang bernama Robbin mengungkapkan “decision making is which chooses between
two or more alternatives”. Sedangkan salah satu ahli lagi yang bernama Siagian
mengungkapkan bahwa yang dinamakan dengan pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi. Maalah-masalah
tersebut menyangkut pengetahuan tentang hakikat dari masalah yang dihadapi,
analisis masalah dengan mempergunakan fakta dan data, mencari alternatif yang
paling rasional, dan penilaian hasil yang dicapai sehingga akibat dari
keputusan yang diambil akan dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang harus
diperbuat untuk mengatasi masalah tersebut dengan menjatuhkan pilihan (choice) pada salah satu alternatif
tertentu.
Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan
keputusan adalah memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap paling
tepat dari beberapa alternatif yang dirumuskan. Keputusan itu harus bersifat
fleksibel, analitis, dan mungkin untuk dilaksanakan dengan dorongan sarana
prasarana dan sumber daya yang tersedia (berupa manusia dan material).[1]
3.
Pengambilan Keputusan Pendidikan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pendidikan berasal
dari kata didik yang mendapat awalan pen- dan akhiran –an, yang berarti hal
atau cara mendidik. Pendidikan sendiri
secara etimologi bersal dari bahasa Yunani ‘paedagogie’,
terdiri dari dua kata yakni ‘pais’
yang berarti anak dan ‘gogos’ yang
berarti membimbing. Jadi, secara etimologi pendidikan diartikan sebagai
bimbingan yang diberikan kepada anak. Secara terminologi John Dewey mengartikan
bahwa pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental
secara intelektual dan emosional. Sedangkan jika dilihat dalam hal prakteknya
pendidikan menyangkut semua hal yang menyangkut dengan kegiatan belajar
mengajar.
Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
pengambilan keputusan pendidikan ialah suatu proses pemecahan masalah dan
penciptaan kejadian-kejadian yang menyangkut kegiatan belajar mengajar dengan
menentukan pilihan dari beberapa alternatif guna menetapkan suatu tindakan
dalam mencapai tujuan yang diinginkan.[2]
B.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pendidikan
1.
Posisi
atau Kedudukan
Posisi atau kedudukan
dapat dilihat dalam hal:
a.
Letak Posisi
Hal
ini meliputi:
1) Pembuatan
keputusan (decision maker)
2) Penentu
keputusan (staff)
b.
Tingkatan
Posisi
2.
Masalah
Yang dimaksud dengan masalah adalah suatu
hal yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan. Hal ini meliputi:
a.
Masalah terstruktur (well structured problems)
b.
Masalah tidak terstruktur (well structured problems)
3.
Situasi
Keseluruhan
faktor dalam keadaan yang berkaitan satu sama lain dan yang secara bersama-sama
memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat.
4.
Kondisi
Yang dimaksud dengan kondisi adalah
keseluruhan faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak dan daya
berbuat kita.
5.
Tujuan
Tujuan
yang hendak dicapai pada umumnya telah ditentukan. Dan tujuan yang telah ditentukan dalam
pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objektif.
C.
Model-model
Pengambilan Keputusan Pendidikan
Model-model
pengambilan keputusan yang dapat diadopsi oleh lembaga pendidikan, yaitu :
1.
Model
Rasional (rational model)
Model rasional ini dipergunakan jika tingkat
ambiguitas atau konfliksitas sasaran maupun tingkat ketidakpastian teknis
rendah. Pilihan dipermudah oleh kinerja program dan standart operasional yang
disusun menurut aturan keputusan serta rutinitas yang telah dipelajari sebuah
organisasi atau lembaga pendidikan.
2.
Model
Politikal (political model)
Ketika
tujuan diperebutkan oleh berbagai kelompok kepentingan dan kepastian teknis
tinggi dalam kelompok, keputusan dari tindakan merupakan hasil tawar menawar
antara pemain yang mengejar kepentingan mereka dan manipulasi instrument
pengaruh yang tersedia.
3.
Model
Anarki (anarchy model)
Model
ini dipergunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran maupun
tingkat ketidakpastian teknis tinggi. Keputusan terjadi melalui peluang dan
waktu ketika ada masalah, partisipan, dan pilihan tepat serta solusi dilekatkan
terhadap persoalan dan persoalan dipilih oleh partisipan yang memiliki waktu
dan energi untuk melakukan hal tersebut.
4.
Model
Proses (procces model)
Model
ini dipergunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran rendah
sedangkan ketidakpastian teknisnya tinggi. Ketika tujuan atau sasaran bersifat
srategis dan jelas tetapi metode taknis untuk mencapainya tidak pasti,
pengambilan keputusan menjadi proses dinamis yang ditandai dengan banyak
interupsi dan iterasi.[3]
D.
Jenis-Jenis
Pengambilan Keputusan Pendidikan
1.
Pengambilan
Keputusan Otoritatif
Yakni
pengambilan keputusan pendidikan yang dilakukan oleh suatu pihak yang memiliki
kekuasaan di institusi pendidikan. Hasil dari keputusan ini dalam
pelaksanaannya biasanya dipaksakan kepada bawahannya. Disini, bawahan tidak
diberikan kesempatan untuk membuat alasan apakah dia menerima atau menolak
hasil dari keputusan itu. Disni,
bawahan diibaratkan seperti sapi perahan yang
dapat dikendalikan sedemikian rupa.
2.
Pengambilan
Keputusan secara Pribadi
Yakni
pengambilan keputusan dalam pendidikan yang dilakukan oleh individu atas nama
pribadi. Jika kepuitusan ini diambil oleh seseorang yang menjabat di dalam
institusi pendidikan maka keputusan ini harus benar-benar terpisah dari
statusnya sebagai pejabat. Ketika seseorang pejabat membuat keputusan pribadi,
dia harus membuat statement yang tegas bahwa keputusan itu benar-benar atas
nama pribadi. Karena jika tidak ada ketegasan semacam itu, akan melahirkan
sebuah dilema bagi organisasi yang dinaunginya.[4]
E.
Tahap-Tahap
Pengambilan Keputusan Pendidikan
Setiap orang pasti membuat keputusan, entah itu keputusan
mayor atau minor.
Pengambilan
keputusan, khususnya
keputusan mayor tidak dapat dilakukan seperti membalik
telapak tangan seperti keputusan
minor.
Hal tersebut dikarenakan keputusan mayor
tersebut
pada akhirnya akan memberi dampak terhadap banyak aspek. Tidak ada satu tindakanpun yang dapat dilakukan tanpa
adanya sebuah pengambilan keputusan sebelumnya, termasuk segala tindakan yang
terjadi di institusi pendidikan. Oleh sebab itu, untuk
mendapatkan keputusan yang akurat dan penuh pertimbangan harus melalui
tahapan-tahapan tertentu sehingga kemungkinan timbulnya dampak negatif dari
keputusan yang dibuat tersebut
dapat diminimalisir.
Menurut
Herbart A. Simon, setidaknya ada tiga tahap yang ditempuh dalam pengambilan
keputusan, yaitu :
1.
Tahap
Penyelidikan
Tahap ini dilakukan dengan
mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Pada tahap ini
data mentah yang diperoleh, diolah dan diuji serta dijadikan petunjuk untuk
mengetahui atau mengenal persoalan.
2.
Tahap
Perancangan
Pada tahap ini
dilakukan pendaftaran, pengembangan, penganalisaan arah tindakan yang mungkin
dilakukan.
3.
Tahap
Pemilihan
Pada tahap ini
dilakukan kegiatan pemilihan arah tindakan dari semua yang ada.[5]
Sedangkan Menurut Syamsi ada dua teknik pengambilan
keputusan dalam pendidikan beserta tahapannya yakni:
1. Teknik
Delphi
Penyelesaian masalah teknik ini dilakukan secara bersama.
Tahapannya yang pertama para pimpinan institusi pendidikan dimintai pendapat
atau ide mereka, saran-saran dan pandangan secara tertulis mengenai rencana
keputusan yang akan diambilnya. Pendapat dan saran mereka disampaikan tanpa
menyebutkan identitas penyarannya. Setelah dikumpulkan mereka diminta untuk
saling menanggapi terhadap masukan-masukan yang ada. Masukan-masukan tersebut
menunjukkan adanya kontribusi kecakapan, keterampilan, kemauan dan juga
kontribusi informasi. Akhirnya pendapat yang menurut para pimpinan yang
terbaiklah yang diambil. Teknik ini dimaksudkan untuk menghindari hubungan
langsung yang kurang enak antara pendapat yang satu dengan yang lainnya.
2. Teknik
Nominal
Tahapannya adalah masing-masing peserta pengambilan
keputusan entah itu para pimpinan atau yang lainnya diminta untuk menulis ide
pokok atau pendapatnya di white board secara
bergantian. Kemudian pendapat-pendapat yang tertulis itu dibicarakan bersama
secara terbuka. Setiap ide dibicarakan dan dikupas sampai tuntas. Untuk
keputusannya dilakukan pengambilan suara atau voting oleh peserta tadi. Suara terbanyaklah yang menjadi
pilihannya.[6]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengambilan Keputusan adalah hal yang sangat penting di
manajemen pendidikan dalam rangka menghasilkan kebijakan-kebijakan dan
memecahkan masalah yang terjadi di dalam lembaga pendidikan. Ada beragam model,
jenis, dan tahapan-tahapan yang dapat kita gumakan dalam pengambilan keputusan
yang dapat kita gunakan sesuai dengan klasifikasi masalah yang dihadapi dan
kondisi yang tengah terjadi.
B.
Daftar
Rujukan
Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Hikmat. 2009. Manajemen Pendidikan.
Bandung: Pustaka Setia.
Purwanto, Sodiq. 2006. Pengambilan
Keputusan di Lembaga Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
Qomar, Mujamil.2006. Manajemen
pendidikan Islam. Malang: Erlangga.
Sabri, Ahmad. 2007. Kebijakan dan
Pengambilan Keputusan dalam Lembaga Pendidikan Islam. Padang: IAIN Imam
Bonjol Press.
[1] Mujamil
Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,
(Malang: Erlangga, 2007), hlm.291.
[2] Sodiq
Purwanto, Pengambilan Keputusan di
Lembaga Pendidikan, (Semarang: UNNES Press, 2006), hlm.14.
[3] Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka
Setia, 2009), hlm. 157.
[4] Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Jakarta:
PT.Bumi Aksara, 2008), hlm.242.
[5] Ahmad
Sabri, Kebijakan dan Pengambilan
Keputusan dalam Lembaga Pendidikan Islam, (Padang: IAIN Imam Bonjol Press,
2007), hlm. 376.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar