KELOMPOK 13
BAB XIII
KEDUDUKAN AL-QUR’AN
DALAM SYARIAT
Agama
Islam datang dengan Al-Qur’an-Nya yang dapat membuka lebar-lebar mata manusia
agar mereka menyadari jati diri dan hakikat keberadaan manusia diatas bumi ini.
Juga agar manusia tidak terlena dengan kehidupan ini, sehingga manusia tidak
berfikiran bahwa hidup mereka hanya dimulai dari kelahiran dan diakhiri dengan
kematian saja. Al-Qur’an mengajak manusia berfikir tentang kekuasaan Allah dan
dengan berbagai dalil, Al-Qur’an juga mengajarkan manusia untuk membuktikan
keharusan adanya hari kebangkitan, dan bahwa kebahagiaan manusia pada hari itu
akan ditentukan oleh sikap persesuaian hidup mereka dengan apa yang dikehendaki
oleh sang pencipta, yaitu Allah SWT yang Maha Kuasa.
Pada
umumnya, Umat islam diwajibkan untuk selalu menjadikan Kitab Suci Al-Qur’an
sebagai Landasan dalam Hidup. Untuk itu, pengetahuan dari Al-Qur’an itu sendiri
harus benar-benar dimengerti. Selain merupakan sumber pengetahuan pertama bagi
ajaran islam, Al-Qur’an juga berkedudukan sebagai pedoman sumber rujukan bagi
umat islam yang universal, baik yang menyangkut kehidupan Dunia maupun Akhirat.
A. Kedudukan Al-Qur’an
Secara Etimologi Al-Qur’an berasal
dari kata qur’u yang berarti kumpul,
yang maknanya juga bersinonim dengan kata qira’ah
yang berarti bacaan. Menurut istilah Al-Qur’an dapat diartikan sebagaia kalam
atau firman Allah swt. yang mengandung mukjizat yang diturunkan atau diwahyukan
kepada Nabi Muhammad saw. (dengan lafal dan maknanya), yang termasuk dalam
mushaf-mushaf (lembaran-lembaran yang dijilid) yang disalin dengan jalan mutawatir,
yang jika membacanya dapat bernilai ibadah.[1]
Al-Qur’an adalah kalamullah
yang qadiin atau abadi. Jalannya yang lurus, hujjah-Nya yang jelas,
cahaya-Nya yang terang, pedang-Nya yang memutuskan leher-leher kekafiran,
jalan-Nya yang sejuk yang menghilangkan dahaga kebodohan, serta ilmu-Nya yang membawa kita kepada petunjuk
dan juga dapat menyelamatkan kita dari kesesatan .
Kaidah-kaidah yang ditetapkan
didalam Al-Qur’an adalah kaidah-kaidah yang sempurna. Sebab ia mencakup seluruh
alam dari segala sisinya, baik didalam penentuan hukum-hukum atau
batasan-batasan, maupun didalam penetapan ganjaran-ganjaran. Baik yang
berkaitan dengan penegakan Syari’at Islam maupun yang berkaitan dengan
pelanggaran norma-norma Agama. Al-Qur’an mengandung hukum-hukum yang jelas dan
nasihat-nasihat yang baik melalui perumpamaan dan perkataan yang singkat namun
padat.
Al-Qur’an ditujukan untuk seluruh manusia khususnya umat islam dengan maksud dan
tujuan yang jelas, tidak menutup mata, menghijab akal, menghalangi hati, dan
mengekang jiwa. Sungguh betapa agungnya apa yang dijanjikan Al-Qur’an kepada
akal manusia. Al-Qur’an telah menghapuskan debu-debu kebodohan orang-orang
terdahulu. Al-Qur’an mengikat antara akal dan hati dengan ikatan yang sangat
kuat. Karena itulah keimanan membangkitkan akal, dan akal membangkitkan
keimanan.
Al-Qur’an adalah kitab tauhid yang
Maha Agung. Syariatnya merupakan satu kesatuan antara kehidupan dunia dan akhirat,
antara perdamaian dan peperangan, dan antara dasar dan tujuan. Seluruh kaum
muslimin adalah suatu umat yang satu, yang menjunjung tinggi kalimat yang satu.
Jadi, Kedudukan Al-Qur’an dalam syariat adalah sebagai dasar hukum yang
pertama, yang asasi bagi Syari’at Islam. Dari Al-Qur’an inilah dasar-dasar hukum
islam beserta cabang-cabangnya digali. Seperti yang ditegaskan oleh Rasullalah
saw :
“aku tinggalkan
kepada kalian dua hal ,kalian tidak akan tersesat, selama kalian berpegang
teguh kepada keduanya ,yaitu kitabullah (al-qur’an) dan sunnah ku”.[2]
Secara
garis besar Kedudukan Al-Qur’an dalam Syariat Islam adalah :
1.
Sebagai
Sumber berbagai Disiplin Keislaman
Disiplin
Ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an diantaranya :
§ Ilmu
Tauhid (Teologi)
§ Ilmu
Hukum
§ Ilmu
Tasawuf
§ Ilmu
Filsafat Islam
§ Ilmu
Sejarah Islam
§ Ilmu
Pendidikan Islam
2.
Sebagai
Wahyu Allah swt.
Maksudnya seluruh ayat al-qur’an itu
adalah wahyu Allah swt. Tidak ada satu katapun yang datang dari perkataan atau
fikiran Nabi.
3.
Kitabul
Naba wal Akhbar (berita dan kabar)
Artinya Al-Qur’an merupakan khobar
yang dibawa Nabi yang datang dari Allah dan disebarkan kepada manusia.
4.
Minjahul
Hayah (pedoman hidup)
Sudah seharusnya setiap muslim
menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan terhadap setiap problem yang dihadapi.
5.
Al-Qur’an
sebagai sesuatu yang bersifat abadi
Artinya Al-Qur’an itu tidak akan
terganti oleh kitab apapun sampai hari kiamat. Baik itu sebagai sumber hukum,
sumber ilmu pengetahuan dan lain-lain.
6.
Al-Qur’an
di nukil secara muttawatir
Artinya Al-Qur’an disampaikan
kepada orang lain secara terus-menerus oleh sekelompok orang yang tidak mungkin
bersepakat untuk berdusta.
7.
Al-Qur’an
sebagai sumber hukum
Seluruh mazhab sepakat bahwa Al-Qur’an
dijadikan sebagai sumber utama dalam menetapkan hukum.
8.
Al-Qur’an
disampaikan kepada nabi Muhammad secara lisan
Maksudnya,
baik lafadz ataupun maknanya bersumber dari Allah swt.
9.
Al-Qur’an
termaktub dalam mushaf
Artinya setiap wahyu Allah swt. itu lafadz dan
maknanya berasal dari-Nya dan sudah termaktub dalam mushaf (telah dibukukan).[3]
Dari penjabaran diatas dapat kita
ketahui bahwa kedudukan Al-Qur’an dalam syariat adalah sebagai sumber dari
segala hukum yang terdapat didalam agama islam. Selain itu kedudukan Al-Qur’an
adalah juga sebagai pedoman hidup umat islam.
A.
Fungsi
Al-Qur’an
Disamping berkedudukan sebagai
sumber hukum yang pertama didalam ajaran Islam, Al-Qur’an juga memiliki
beberapa fungsi, antara lain:
1.
Sebagai
petunjuk (al-huda)
Al-Qur’an akan memberikan petunjuk
pada manusia untuk selalu menghindari perbuatan maksiat. Tidak ada satupun ayat
Al-Qur’an yang menganjurkan manusia beerbuat maksiat ataupun berbuat jahat,
baik kepada-Nya ataupun kepada sesama
makhluk dan alam lingkungannya. Oleh sebab itu, setiap orang yang beriman
kepada Al-Qur’an akan senantiasa menjaga
sikap perilaku dan perbuatannya dari hal-hal yang berbau maksiat.
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya,
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”{Q.S. Al-Baqarah: 2}[4]
2.
Sebagai
kitab yang berisi pedoman hidup manusia
Didalam Al-Qur’an, Allah selalu
menjelaskan bahwa manusia mempunyai kewajiban untuk menghormati dan berbakti
kepada ayah dan ibu, karena mereka
sangat besar jasanya bagi kelangsungan hidup seseorang.
3.
Sebagai
kitab peringatan dan pelajaran bagi manusia
Seseorang yang memfungsikan
Al-Qur’an sebagai kitab peringatan, maka ia akan berhati-hati dalam menjalani
kehidupan, menjaga agar dirinya tidak terjerumus pada kemaksiatan kepada Allah,
karena ia mengerti betul betapa kerasnya peringatan Allah kepada hambanya yang
bermaksiat, tidak taat kepadanya.[5]
4.
Sebagai
pemisah (al-furqon)
Dalam hal ini Al-Qur’an dikatakan
bahwa ia adalah sebagai ugeran (pagar) untuk membedakan dan memisahkan
antara yang hak dan yang bathil, antara yang benar dan yang salah.
5.
Sebagai
obat (as-syifa)
Dalam hal ini Al-qur’an berfungsi
sebagai obat bagi penyakit-penyakit yang ada di dalam dada (yang dimaksud
adalah penyakit hati).
6.
Sebagai
nasihat (al-mau’izah)
Dalam hal ini Al-Qur’an berfungsi
sebagai nasihat bagi orang-orang yang bertaqwa .[6]
B.
Mencintai Al-Qur’an
Mencintai berarti merasa senang
terhadap apa yang dicintai, rasa senang itu akan terwujud dalam perbuatan yang
nyata. Mencintai Al-Qur’an berarti selalu mengingat dan memikirkan dalam hati,
kemudian mewujudkan didalam tindakan yang nyata. Orang yang mencintai Al-Qur’an
akan rela berkorban untuk sesuatu yang dicintainya. Mencintai Al-Qur’an
merupakan suatu keharusan untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Tanpa
menanamkan kecintaan kepada Al-Qur’an, kita akan mengalami kesulitan dalam mewujudkan
suatu ibadah yang berkualitas kepada Allah swt. Kecintaan akan Al-Qur’an itu dapat
diwujudkan dengan membaca dan mengamalkan ajarannya.
Mencintai Al-Quran wajib hukumnya
dan mengingkarinya sama artinya dengan mengingkari Allah swt.
Mencintai
Al-Qur’an dapat diwujudkan ke dalam beberapa cara antara lain :
a.
Mempercayai Al-Quran
sebagai kitab yang penuh keistimewaan yang tidak dapat dibandingkan dengan
karya para penyairpada masa itu yang menuduh bahwa Al-Qur’an buatan Nabi
Muhammad SAW.
b.
Mempelajari dan
mengajarkannya kepada orang lain.
c.
Istiqomah dalam membaca
dan berusaha dalam menghafal.
d.
Berusaha memiliki kitab
Al-Qur’an, meskipun menyisihkan uang saku.
e.
Memiliki kemauan untuk
dapat membaca Al-Qur’an secara benar meskipun harus mengeluarkan biaya.
f.
Memiliki kemauan yang
sungguh-sungguh untuk dapat memahami isi Al-Qur’an secara benar dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
g.
Rajin mendatangi
majelis-majelis ilmu yang mempelajari Al-Qur’an.
h.
Tidak suka atas pihak
lain yang merendahkan atau menghina Al-Qur’an.
i.
Berusaha menjaga
kesucian Al-Qur’an tanpa memandang remeh.
j.
Memiliki kepedulian
apabila melihat lembaran yang bertuliskan Al-Qur’an berceceran dengan
mengumpulkannya.
Manfaat berperilaku
mencintai Al-Qur’an dalam kehidupan antara lain:
a.
Memperoleh nasihat,
obat hati, petunjuk dan rahmat dari Allah swt.
b.
Terhindar dari
kesesatan dan kecelakaan dunia dan akhirat.
c.
Memperoleh kecintaan
dan ampunan dari Allah swt.
d.
Memiliki pedoman dalam
kehidupan pribadinya.
e.
Memilik pedoman hidup
dalam kehidupan dalam bermasyarakat.
f.
Memilik pedoman hidup
berbangsa dan bernegara.[7]
Realitasnya
di zaman ini sungguh sangat ironis ketika kita sebagai umat islam sudah banyak
melupakan kedudukan Al-Qur’an. Al-Qur’an yang sebenarnya berkedudukan sebagai
Sumber hukum dan pedoman hidup umat islam yang pertama kini hanya difungsikan
sebagai sebuah kitab suci saja. Kita cenderung berkiblat hanya kepada adat, tradisi,
ataupun kebiasaan. Oleh karena itu marilah bersama-sama kita kembalikan
kedudukan Al-Qur’an yang sebenarnya yakni tidak hanya menjadikannya sebagai
kitab suci yang agung, tetapi juga mengamalkan dan melakukan semua yang
diperintahkan didalamnya serta berperilaku sesuai apa yang telah difirmankan
Allah swt. terhadapnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kholilurrohman,
Muhammad dan Suci Nur Hidayati. 2011. Modul
Al-Qur’an Hadis Kelas 7. Tulungagung: Hilmi Putra.
Kusnanto,
Najib. 2013. Qur’an Hadis kelas X
Semester 1. Surabaya: Akik Pusaka.
Al-Jarjawi,
Syekh Ali Ahmad. 2006. Hikmah At-Tasyri’
wa falsafatuhu. Depok: Darul El fikri,Bairut.
Guru,
Tim. 2013. Qur’an Hadis kelas X semester
2. Surabaya: Akik Pusaka.
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surah Al-Baqarah ayat 2.
RemajaDakwah.MencintaiAl-Qur’an. https://www.facebook.com/RemajaDakwahManModelRohisMan/posts/471392279593087.
(diakses Tanggal 10 September 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar