KEDUDUKAN AL-QUR’AN DALAM SYARIAT
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi Tugas “Ulumul Qur’an”
Dosen Pengampu:
Nita Agustina N.E.E, M.Pd.
Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
- RISMA NUR IZZATI (17205153002)
- TRIA ANGGARI SAPUTRI (17205153009)
- SINTA IKA WINDARWATI (17205153032)
- WHENITIYA NOFARIYANI (17205153042)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS TARBIYAH & ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN)
TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam
semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW
dan semoga kita akan selalu mendapat syafaatnya baik didunia maupun di akhirat
kelak.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya
penulis dapat menyusun makalah
ini untuk memenuhi tugas mata kuliah“ULUMUL
QUR’AN” yang berjudul“KEDUDUKAN
AL-QUR’AN DALAM SYARIAT”
Kami menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak
penulisan makalah ini tidak mungkin terlaksana dengan baik.Oleh karena itu
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Mafthukin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk menimba ilmu di IAIN Tulungagung ini.
2. Ibu Nita Agustina N.E.E,M.Pd. Selaku Dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing dan
mengarahkan kami dengan sabar agar mempunyai pemahaman yang benar mengenai mata
kuliah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membuahkan ilmu yang maslahahfiidinniwadunyawalakhirah.
Tulungagung, 15 September 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
COVER................................................................................................................................. i
KATA
PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 5
C. Tujuan Pembahasan Masalah..................................................................................... 5
BAB
II PEMBAHASAN
A. Kedudukan Al-Qur’an dalam Syariat........................................................................ 6
B. Fungsi Al-Qur’an....................................................................................................... 9
C. Mencintai
Al-Qur’an ................................................................................................. 10
D.
Perilaku Orang yang
Mencintai Al-Qur’an................................................................ 11
E.
Manfaat Berperilaku
Mencintai
Al-Qur’an................................................................ 12
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................................ 14
B. Saran.......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah wahyu Allah
yang berfungsi sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW. Sebagai pedoman hidup
bagi setiap muslim dan sebagai korektor serta penyempurna terhadap kitab-kitab
allah yang sebelumnya. Sebagai mukjizat, Al-Qur’an telah menjadi salah satu
sebab masuknya orang-orang Arab kedalam Agama Islam.
Agama
Islam lalu datang dengan Al-Qur’an-Nya dan membuka lebar-lebar mata manusia
agar mereka menyadari jati diri dan hakikat keberadaan manusia diatas bumi ini.
Juga agar manusia tidak terlena dengan kehidupan ini, sehingga manusia tidak
berfikiran bahwa hidup mereka hanya dimulai dari kelahiran dan diakhiri dengan
kematian saja. Al-Qur’an mengajak manusia berfikir tentang kekuasaan Allah dan
dengan berbagai dalil, Al-Qur’an juga mengajarkan manusia untuk membuktikan
keharusan adanya hari kebangkitan, dan bahwa kebahagiaan manusia pada hari itu
akan ditentukan oleh sikap persesuaian hidup mereka dengan apa yang dikehendaki
oleh sang pencipta, yaitu Allah SWT yang Maha Kuasa.
Pada
umumnya, Umat
islam diwajibkan untuk selalu menjadikan Kitab
Suci Al-Qur’an
sebagai Landasan
dalam Hidup. Untuk itu, pengetahuan dari Al-Qur’an
itu sendiri harus benar-benar dimengerti. Selain
merupakan sumber pengetahuan pertama bagi ajaran islam, Al-Qur’an
juga berkedudukan
sebagai pedoman sumber
rujukan bagi umat islam yang universal, baik
yang menyangkut kehidupan Dunia
maupun Akhirat.
B. Rumusan
Masalah
1)
Bagaimana
Kedudukan
Al-Qur’an
dalam Syariat?
2)
Apa Fungsi
Al-Qur’an
dalam Syariat?
3)
Apa
yang dimaksud dengan Mencintai Al-Qur’an ?
4)
Bagaimana Perilaku Orang yang Mencintai Al-Qur’an
5)
Apa Manfaat Berperilaku Mencintai Al-Qur’an?
C. Tujuan
Penulisan
1)
Untuk
Mengetahui Kedudukan
Al-Qur’an
dalam Syariat
2)
Untuk
Mengetahui Fungsi
Al-Qur’an
dalam Syariat
3)
Untuk Mengetahui Arti Mencintai Al-Qur’an
4)
Untuk Mengetahui Perilaku Orang yang Mencintai Al-Qur’an
5)
Untuk Mengetahui Fungsi Mencintai Al-Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
A.Kedudukan
Al-Qur’an
dalam Syariat
Menurut bahasa Al-Qur’an
berasal dari bahasa Arab.
Menurut istilah Al-Qur’an dapat
diartikan sebagaia kalam/firman Allah yang mengandung mukjizat yang diturunkan
atau diwahyukan kepada Nabi
Muhammad (dengan lafal dan maknanya),
yang
termasuk dalam mushaf-mushaf (lembaran-lembaran yang dijilid) yang disalin dengan jalan mutawatir, yang membacanya bernilai ibadah.[1]
Al-Qur’an
adalah kalamullah yang qadiin atau abadi. Jalannya yang lurus, hujjah-Nya
yang jelas, cahaya-Nya yang terang, pedang-Nya yang memutuskan leher-leher
kekafiran, jalan-Nya yang sejuk yang menghilangkan dahaga
kebodohan, serta ilmu-Nya
yang membawa kita kepada
petunjuk dan juga dapat menyelamatkan
kita dari kesesatan .
Kaidah-kaidah yang ditetapkan didalam Al-Qur’an
adalah kaidah-kaidah yang sempurna.
Sebab ia mencakup seluruh alam dari segala sisinya, baik didalam penentuan hukum-hukum
atau batasan-batasan, maupun didalam penetapan ganjaran-ganjaran. Baik yang
berkaitan dengan penegakan Syari’at Islam maupun yang berkaitan dengan
pelanggaran norma-norma Agama. Al-Qur’an mengandung hukum-hukum yang jelas dan
nasihat-nasihat yang baik melalui perumpamaan dan perkataan yang singkat namun
padat.
Al-Qur’an diturunkan
kepada manusia dengan maksud dan tujuan yang jelas, tidak menutup mata,
menghijab akal, menghalangi hati, dan mengekang jiwa. Sungguh betapa agungnya
apa yang dijanjikan Al-Qur’an kepada akal manusia. Al-Qur’an telah menghapuskan
debu-debu kebodohan orang-orang terdahulu. Al-Qur’an mengikat antara akal dan
hati dengan ikatan yang sangat kuat. Karena itulah keimanan membangkitkan akal,
dan akal membangkitkan keimanan.
Al-Qur’an adalah kitab
tauhid yang Maha Agung. Syariatnya merupakan satu kesatuan antara kehidupan
dunia dan akirat, antara perdamaian dan peperangan, dan antara dasar dan
tujuan. Seluruh kaum muslimin adalah suatu umat yang satu, yang menjunjung
tinggi kalimat yang satu. Jadi, Kedudukan Al-Qur’an dalam syari’at adalah sebagai
dasar hukum yang pertama, yang asasi bagi Syari’at Islam. Dari Al-Qur’an inilah
dasar-dasar hukum islam beserta cabang-cabangnya digali. Seperti yang
ditegaskan oleh Rasullalah saw :
“aku
tinggalkan kepada kalian dua hal ,kalian tidak akan tersesat, selama kalian
berpegang teguh kepada keduanya ,yaitu kitabullah (al-qur’an) dan sunnah ku”.[2]
Secara garis besar Kedudukan
Al-Qur’an
dalam Syari’at Islam adalah :
1.
Sebagai Sumber berbagai Disiplin Keislaman
Disiplin
Ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an
diantaranya :
§ Ilmu
Tauhid (Teologi)
§ Ilmu
Hukum
§ Ilmu
Tasawuf
§ Ilmu
Filsafat Islam
§ Ilmu
Sejarah Islam
§ Ilmu
Pendidikan Islam
2.
Sebagai Wahyu Allah swt.
yaitu seluruh ayat al-qur’an
adalah wahyu allah; tidak ada satu katakanapun yang datang dari perkataan atau
fikiran Nabi.
3.
Kitabul Naba wal Akhbar (berita dan kabar)
Artinya Al-Qur’an
merupakan khobar yang dibawa Nabi
yang datang dari Allah
dan disebarkan kepada manusia.
4.
Minjahul Hayah (pedoman hidup)
Sudah seharusnya
setiap muslim menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan terhadap setiap problem
yang dihadapi.
5.
Al-Qur’an sebagai sesuatu yang bersifat
abadi
Artinya Al-Qur’an
itu tidak akan terganti oleh kitab apapun sampai hari kiamat. Baik itu sebagai sumber hukum, sumber
ilmu pengetahuan dan lain-lain.
6.
Al-Qur’an di nukil secara muttawatir
Artinya Al-Qur’an
disampaikan kepada orang lain secara terus-menerus oleh sekelompok orang yang
tidak mungkin bersepakat untuk berdusta.
7.
Al-Qur’an sebagai sumber hukum
Seluruh mazhab
sepakat Al-Qur’an sebagai sumber utama dalam
menetapkan hukum.
8.
Al-Qur’an disampaikan kepada nabi
Muhammad secara lisan
Artinya, baik
lafadz ataupun maknanya bersumber
dari
Allah swt.
9.
Al-Qur’an termaktub dalam mushaf
artinya
bahwa setiap wahyu allah yang lafadz dan maknanya berasal darinya itu termaktub
dalam mushaf (telah dibukukan).[3]
Dari
beberapa hal yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an
adalah:
·
Firman
Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (melalui Malaikat Jibril)
“Dan sungguh, (Al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh
Tuhan seluruh alam, Yang dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril).”{Q.S
Asy-Syuara’: 192-193}
·
Berfungsi sebagai mukjizat
·
Tertulis dalam Mushaf
·
Disampaikan dengan jalan mutawatir
·
Bernilai ibadah bagi yang membacanya[4]
Seseorang
yang telah beriman kepada Allah, maka
ia juga akan mengimani Firman-Nya yang termaktub kedalam kitab suci Al-Qur’an. Hal ini akan mendorong seseorang untuk
taat dan patuh terhadap segala perintah-perintahnya dan senantiasa menghindari
apa yang dilarangnya, ketaatan itu muncul dari keyakinan bahwa segala yang
dikandung dalam kitab Al-Qur’an adalah benar dan harus dipatuhi oleh umat
manusia. Sehingga kaum muslimin dapat dengan baik
memfungsikan Al-Qur’an sebagai petunjuk, pedoman dalam menjalani kehidupan, dan sebagai pelajaran dan peringatan
bagi umat manusia.
B.Fungsi
Al-Qur’an
Perilaku
seorang muslim yang memfungsikan Al-Qur’an dengan baik sebagai berikut:
1.
Sebagai
petunjuk (al-huda)
Al-Qur’an akan
memberikan petunjuk pada manusia untuk selalu menghindari perbuatan maksiat.
Tidak ada satupun ayat Al-Qur’an yang menganjurkan manusia beerbuat
maksiat ataupun berbuat jahat, baik kepada-Nya ataupun
kepada sesama makhluk dan alam lingkungannya. Oleh sebab itu, setiap orang yang beriman kepada Al-Qur’an
akan senantiasa menjaga sikap perilaku
dan perbuatannya dari hal-hal yang berbau maksiat.
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya,
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”{Q.S. Al-Baqarah: 2}
2.
Sebagai kitab yang berisi pedoman hidup
manusia
Di dalam
Al-Qur’an, Allah selalu menjelaskan bahwa manusia mempunyai kewajiban untuk
menghormati dan berbakti kepada ayah dan ibu, karena mereka sangat besar jasanya bagi
kelangsungan hidup seseorang.
3.
Sebagai kitab peringatan dan pelajaran
bagi manusia
Seseorang yang memfungsikan Al-Qur’an sebagai kitab
peringatan, maka ia akan berhati-hati dalam menjalani kehidupan, menjaga agar
dirinya tidak terjerumus pada kemaksiatan kepada Allah, karena ia mengerti betul
betapa kerasnya peringatan Allah kepada hambanya yang bermaksiat, tidak taat
kepadanya.
4.
Sebagai pemisah (al-furqon)
Dalam
hal ini Al-Qur’an dikatakan bahwa ia adalah sebagai ugeran
(pagar) untuk membedakan dan memisahkan antara yang hak dan yang bathil, antara yang benar dan yang salah.
5.
Sebagai obat (as-syifa)
Dalam
hal ini Al-qur’an berfungsi
sebagai obat bagi penyakit-penyakit yang ada di dalam dada (mungkin yang dimaksut adalah
penyakit hati).
6.
Sebagai nasihat (al-mau’izah)
C.
Mencintai
Al-Qur’an
Mencintai berarti merasa senang terhadap yang dicintai,
rasa senang itu akan terwujud dalam perbuatan yang nyata. Mencintai Al-Qur’an
berarti selalu mengingat dan memikirkan dalam hati, kemudian mewujudkan didalam
tindakan yang nyata. Orang yang mencintai Al-Qur’an akan rela berkorban untuk
sesuatu yang dicintainya. Mencintai Al-Qur’an merupakan suatu keharusan untuk
meraih kebahagiaa:n dunia dan akhirat. Tanpa menanamkan kecintaan kepada Al-Qur’an kita akan susah ketika
mewujudkan ibadah yang berkualitas kepada Allah SWT. Kecintaan
Al-Qur’an dapat diwujudkan dengan membaca dan
mengamalkan ajarannya.
Mencintai Al-Quran wajib hukumnya dan mengingkarinya sama
artinya dengan mengingkari Allah
SWT. Oleh karena itu, kita wajib mencintai Al-Qur’an.
Cara
mencintai Al-Qur’an dapat diwujudkan ke dalam
beberapa bentuk antara lain :
Ø Mempercayai Al-Quran sebagai kitab yang penuh
keistimewaan yang tidak dapat dibandingkan dengan karya para penyairpada masa
itu yang menuduh bahwa Al-Qur’an buatan Nabi Muhammad SAW.
Ø Mempelajari
dan mengajarkannya kepada orang lain.
Ø Istiqomah
dalam membaca dan berusaha dalam menghafal.
Ø Berusaha
memiliki kitab Al-Qur’an, meskipun menyisihkan uamg saku.
Ø Memiliki
kemauan untuk dapat membaca Al-Qur’an secara benar meskipun harus mengeluarkan
biaya.
Ø Memiliki
kemauan yang sungguh-sungguh untuk dapat memahami isi Al-Qur’an secara benar
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ø Rajin
mendatangi majelis-majelis ilmu yang mempelajari Al-Qur’an.
Ø
Tidak
suka atas pihak lain yang merendahkan atau menghina Al-Qur’an.
Ø Berusaha
menjaga kesucian Al-Qur’an tanpa memandang remeh.
Ø Memiliki
keperdulian apabila melihat lembaran yang bertuliskan Al-Qur’an berceceran
dengan mengumpulkannya.
D.
Perilaku
Orang
yang Mencintai
Al-Qur’an
Ø Berupaya
mewujudkan berdirinya taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di lingkungan masing-masing.
Ø Ikut
serta secara aktif dalam upaya melancarkan jalannya TPQ, baik dengan pikiran,tenanga , maupun materi.
Ø Menyediakan
waktu khusus untuk mempelajari Al-Qur’an untuk kemudian diajarkan kepada orang
lain.
Ø Mengajak
orang-orang yang belum mau belajar Al-Qur’an.
Ø Selalu
menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar dalam segala tindakan dan cara befikirnya.
Ø Selalu
taat beribadah kepada Allah Swt.
Ø Selalu
menghindari perbuatan maksiat.
Ø Selalu
berbakti kepada orang tua.[6]
E.Manfaat
berperilaku mencintai Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari
E.1 Fungsi berperilaku mencintai
Al-Qur’an
o
Sebagai
petunjuk dan pedoman hidup manusia.
Al-Qur’an berisi tentang ajaran
atau tata cara dalam melaksanak ibadah kepada Allah dan mu’amalah kepada sesama
manusia guna menuju jalan kebenaran dan kebahagiaan dunia akhirat.
o
Sebagai
landasan Hukum dan Etika
Manusia
adalah makhluk Allah yang paling sempurna disbanding dengan yang lainnya.Allah
menjadikan manusia ebagai khalifah untuk mengatur dan mengurus bumi dan isinya.
Agar tidak mendatangkan bencana bagi kehidupan manusia itu sendiri, maka
dibutuhkan aturan atau ketentuan-ketentuan dalam pengelolaannya yaitu ketetapan
Allah (Al-Qur’an).
o Sebagai
tempat kembalinya segala persoalan
Ketika manusia dihadapkan
kepada sebuah masalah atau persoalan yang sangat berat, yang tidak dapat
diselesaikan secara akal pikiran yang sehat, hendaknya semua dikembalikan kepada
Al-Qur’an dan sunnah Rosuulloh SAW, dengan demikian kehidupan manusia tidak tersesat,
karna tidak menyimpang dari aturan Allah dan Rosul-Nya yaitu Al-Qur’an.
E.2Manfaat berperilaku mencintai
Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
o
Memperoleh nasihat, obat hati, petunjuk
dan rahmat dari ALLAH SWT.
o
Terhindar dari kesesatan dan kecelakaan
dunia dan akhirat.
o
Memperoleh kecintaan dan ampunan dari
Allah SWT.
o
Memiliki pedoman dalam kehidupan
pribadinya.
o
Memilik pedoman hidup dalam kehidupan
dalam bermasyarakat.
o
Memilik pedoman hidup berbangsa dan
bernegara.[7]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan ditas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an memiliki kedudukan yang
sangat penting di dalam syari’at yakni sebagai sumber hukum yang pertama
seluruh umat islam di dunia ini, yang dapat menuntun umat islam menuju
keselamatan dunia dan akhirat bagi siapapun yang mentaatinya. Selain itu
Al-Qur’an juga memiliki banyak fungsi antara lain sebagai petunjuk dan sebagai
obat penyakit hati. Untuk itu kita diwajibkan untuk mencintai Al-Qur’an.
Mencintai Al-Qur’an dapat kita wujudkan melalui beberapa hal, salah satunya
yakni dengan mengamalkan apa yang telah diperintahkannya. Dengan mencintai
Al-Qur’an dan menerapkan apa yang diperintahkan didalamnya ke kehidupan sehari-hari,
kita akan memperoleh kecintaan dari Allah swt.
B.
Saran
Sebagai
umat islam di zaman ini, kita sudah banyak melupakan kedudukan Al-Qur’an.
Al-Qur’an yang sebenarnya berkedudukan sebagai Sumber hukum dan pedoman hidup
umat islam kini hanya difungsikan sebagai sebuah kitab suci saja. Kita
cenderung berkiblat terhadap tradisi atau kebiasaan saja, oleh karena itu
harapan kami marilah kita semua mengembalikan kedudukan Al-qur’an yang
sebenarnya yakni tidak hanya menjadikannya sebagai kitab suci yang agung tetapi
juga mengamalkan dan melakukan semua yang diperintahkan didalamnya serta berperileku
yang mencermikan apa yang ditegaskan di dalamnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Kholilurrohman, Muhammad
dan Suci Nur Hidayati. 2011.
Modul Al-Qur’an Hadis Kelas 7.
Tulungagung: Hilmi Putra.
Kusnanto,Najib. 2013. Qur’an Hadis kelas X
Semester 1. Surabaya: Akik Pusaka.
Al-Jarjawi, Syekh Ali
Ahmad. 2006. Hikmah At-Tasyri’ wa
falsafatuhu. Depok: Darul El fikri,Bairut.
Guru, Tim. 2013. Qur’an Hadis kelas X
semester 2. Surabaya: Akik Pusaka.
RemajaDakwah.MencintaiAl-Qur’an. https://www.facebook.com/RemajaDakwahManModelRohisMan/posts/471392279593087.
diakses Tanggal 10 September 2015
[2] Syekh Ali Ahmad Al-Jarjawi, Hikmah
At-Tasyri’ wa falsafatuhu( Depok: Darul
El fikri Bairut, 2006), hlm. 43.
[3] Syekh Ali Ahmad Al-Jarjawi, Hikmah
At-Tasyri’ wa falsafatuhu( Depok: Darul
El fikri Bairut, 2006), hlm. 44.
[6]
Remaja Dakwah, Mencintai Al-Qur’an, https://www.facebook.com/RemajaDakwahManModelRohisMan/posts/471392279593087
(diakses 13 September 2015).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar