Selasa, 15 Mei 2018

ULUMUL QUR'AN: Kedudukan Al-Qur'an dalam Syari'at (Semester 1)


KEDUDUKAN AL-QUR’AN DALAM SYARIAT
MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi Tugas “Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu:
Nita Agustina N.E.E, M.Pd.
                                                           
Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
  1. RISMA NUR IZZATI                      (17205153002)
  2. TRIA ANGGARI SAPUTRI          (17205153009)
  3. SINTA IKA WINDARWATI         (17205153032)
  4. WHENITIYA NOFARIYANI        (17205153042)


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS TARBIYAH & ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN)
TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2015/2016

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta  salam  semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW dan semoga kita akan selalu mendapat syafaatnya baik didunia maupun di akhirat kelak.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya  penulis dapat  menyusun makalah ini untuk memenuhi  tugas mata kuliahULUMUL QUR’AN yang berjudul“KEDUDUKAN AL-QUR’AN DALAM SYARIAT
Kami menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak penulisan makalah ini tidak mungkin terlaksana dengan baik.Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.      Bapak Dr. Mafthukin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menimba ilmu di IAIN Tulungagung ini.
2.      Ibu Nita Agustina N.E.E,M.Pd. Selaku Dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing dan mengarahkan kami dengan sabar agar mempunyai pemahaman yang benar mengenai mata kuliah ini.
3.      Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membuahkan ilmu yang maslahahfiidinniwadunyawalakhirah.
Tulungagung, 15 September 2015

Penulis
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah............................................................................................ 4
B.     Rumusan Masalah...................................................................................................... 5
C.     Tujuan Pembahasan Masalah..................................................................................... 5
BAB II  PEMBAHASAN
A.    Kedudukan Al-Qur’an dalam Syariat........................................................................ 6
B.     Fungsi Al-Qur’an....................................................................................................... 9
C.     Mencintai Al-Qur’an ................................................................................................. 10
D.    Perilaku Orang yang Mencintai Al-Qur’an................................................................ 11
E.     Manfaat Berperilaku Mencintai Al-Qur’an................................................................ 12
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................................ 14
B.     Saran.......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 15






BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang berfungsi sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW. Sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim dan sebagai korektor serta penyempurna terhadap kitab-kitab allah yang sebelumnya. Sebagai mukjizat, Al-Qur’an telah menjadi salah satu sebab masuknya orang-orang Arab kedalam Agama Islam.
            Agama Islam lalu datang dengan Al-Qur’an-Nya dan membuka lebar-lebar mata manusia agar mereka menyadari jati diri dan hakikat keberadaan manusia diatas bumi ini. Juga agar manusia tidak terlena dengan kehidupan ini, sehingga manusia tidak berfikiran bahwa hidup mereka hanya dimulai dari kelahiran dan diakhiri dengan kematian saja. Al-Qur’an mengajak manusia berfikir tentang kekuasaan Allah dan dengan berbagai dalil, Al-Qur’an juga mengajarkan manusia untuk membuktikan keharusan adanya hari kebangkitan, dan bahwa kebahagiaan manusia pada hari itu akan ditentukan oleh sikap persesuaian hidup mereka dengan apa yang dikehendaki oleh sang pencipta, yaitu Allah SWT yang Maha Kuasa.
Pada umumnya, Umat islam diwajibkan untuk selalu menjadikan Kitab Suci Al-Qur’an sebagai Landasan dalam Hidup. Untuk itu, pengetahuan dari Al-Qur’an itu sendiri harus benar-benar dimengerti. Selain merupakan sumber pengetahuan pertama bagi ajaran islam, Al-Qur’an juga berkedudukan sebagai pedoman sumber rujukan bagi umat islam yang universal, baik yang menyangkut kehidupan Dunia maupun Akhirat.


B.       Rumusan Masalah
1)        Bagaimana Kedudukan Al-Qur’an dalam Syariat?
2)        Apa  Fungsi Al-Qur’an dalam Syariat?
3)        Apa yang dimaksud dengan Mencintai Al-Qur’an ?
4)        Bagaimana Perilaku Orang yang Mencintai Al-Qur’an
5)        Apa Manfaat Berperilaku Mencintai Al-Qur’an?

C.      Tujuan Penulisan
1)      Untuk Mengetahui Kedudukan Al-Qur’an dalam Syariat
2)      Untuk Mengetahui Fungsi Al-Qur’an dalam Syariat
3)      Untuk Mengetahui Arti Mencintai Al-Qur’an
4)      Untuk Mengetahui Perilaku Orang yang Mencintai Al-Qur’an
5)      Untuk Mengetahui Fungsi Mencintai Al-Qur’an












BAB II
PEMBAHASAN
A.Kedudukan Al-Qur’an dalam Syariat
            Menurut bahasa Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab. Menurut istilah Al-Qur’an dapat diartikan sebagaia kalam/firman Allah yang mengandung mukjizat yang diturunkan atau diwahyukan kepada Nabi Muhammad (dengan lafal dan maknanya), yang termasuk dalam mushaf-mushaf (lembaran-lembaran yang dijilid) yang disalin dengan jalan mutawatir, yang membacanya bernilai ibadah.[1]
            Al-Qur’an adalah kalamullah yang qadiin atau abadi. Jalannya yang lurus, hujjah-Nya yang jelas, cahaya-Nya yang terang, pedang-Nya yang memutuskan leher-leher kekafiran, jalan-Nya yang sejuk yang menghilangkan dahaga kebodohan, serta  ilmu-Nya yang membawa kita kepada petunjuk dan juga dapat menyelamatkan kita dari kesesatan .
            Kaidah-kaidah yang ditetapkan didalam Al-Qur’an adalah kaidah-kaidah yang sempurna. Sebab ia mencakup seluruh alam dari segala sisinya, baik didalam penentuan hukum-hukum atau batasan-batasan, maupun didalam penetapan ganjaran-ganjaran. Baik yang berkaitan dengan penegakan Syari’at Islam maupun yang berkaitan dengan pelanggaran norma-norma Agama. Al-Qur’an mengandung hukum-hukum yang jelas dan nasihat-nasihat yang baik melalui perumpamaan dan perkataan yang singkat namun padat.
            Al-Qur’an diturunkan kepada manusia dengan maksud dan tujuan yang jelas, tidak menutup mata, menghijab akal, menghalangi hati, dan mengekang jiwa. Sungguh betapa agungnya apa yang dijanjikan Al-Qur’an kepada akal manusia. Al-Qur’an telah menghapuskan debu-debu kebodohan orang-orang terdahulu. Al-Qur’an mengikat antara akal dan hati dengan ikatan yang sangat kuat. Karena itulah keimanan membangkitkan akal, dan akal membangkitkan keimanan.
            Al-Qur’an adalah kitab tauhid yang Maha Agung. Syariatnya merupakan satu kesatuan antara kehidupan dunia dan akirat, antara perdamaian dan peperangan, dan antara dasar dan tujuan. Seluruh kaum muslimin adalah suatu umat yang satu, yang menjunjung tinggi kalimat yang satu. Jadi, Kedudukan Al-Qur’an dalam syari’at adalah sebagai dasar hukum yang pertama, yang asasi bagi Syari’at Islam. Dari Al-Qur’an inilah dasar-dasar hukum islam beserta cabang-cabangnya digali. Seperti yang ditegaskan oleh Rasullalah saw :
“aku tinggalkan kepada kalian dua hal ,kalian tidak akan tersesat, selama kalian berpegang teguh kepada keduanya ,yaitu kitabullah (al-qur’an) dan sunnah ku”.[2]
            Secara garis besar Kedudukan Al-Qur’an dalam Syariat Islam adalah :
1.      Sebagai Sumber berbagai Disiplin Keislaman
Disiplin Ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an diantaranya :
§  Ilmu Tauhid (Teologi)
§  Ilmu Hukum
§  Ilmu Tasawuf
§  Ilmu Filsafat Islam
§  Ilmu Sejarah Islam
§  Ilmu Pendidikan Islam
2.      Sebagai Wahyu Allah swt.
yaitu seluruh ayat al-qur’an adalah wahyu allah; tidak ada satu katakanapun yang datang dari perkataan atau fikiran Nabi.
3.      Kitabul Naba wal Akhbar (berita dan kabar)
Artinya Al-Qur’an merupakan khobar yang dibawa Nabi yang datang dari Allah dan disebarkan kepada manusia.
4.      Minjahul Hayah (pedoman hidup)
Sudah seharusnya setiap muslim menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan terhadap setiap problem yang dihadapi.
5.      Al-Qur’an sebagai sesuatu yang bersifat abadi
Artinya Al-Qur’an itu tidak akan terganti oleh kitab apapun sampai hari kiamat. Baik itu sebagai sumber hukum, sumber ilmu pengetahuan dan lain-lain.
6.      Al-Qur’an di nukil secara muttawatir
Artinya Al-Qur’an disampaikan kepada orang lain secara terus-menerus oleh sekelompok orang yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta.
7.      Al-Qur’an sebagai sumber hukum
Seluruh mazhab sepakat Al-Qur’an sebagai sumber utama dalam menetapkan hukum.
8.      Al-Qur’an disampaikan kepada nabi Muhammad secara lisan
Artinya, baik lafadz ataupun maknanya bersumber dari Allah swt.
9.      Al-Qur’an termaktub dalam mushaf
artinya bahwa setiap wahyu allah yang lafadz dan maknanya berasal darinya itu termaktub dalam mushaf (telah dibukukan).[3]
Dari beberapa hal yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an adalah:
·         Firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (melalui Malaikat Jibril)

“Dan sungguh, (Al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam, Yang dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril).”{Q.S Asy-Syuara’: 192-193}
·         Berfungsi sebagai mukjizat
·         Tertulis dalam Mushaf
·         Disampaikan dengan jalan mutawatir
·         Bernilai ibadah bagi yang membacanya[4]
Seseorang yang telah beriman kepada Allah, maka ia juga akan mengimani Firman-Nya yang termaktub kedalam kitab suci Al-Qur’an. Hal ini akan mendorong seseorang untuk taat dan patuh terhadap segala perintah-perintahnya dan senantiasa menghindari apa yang dilarangnya, ketaatan itu muncul dari keyakinan bahwa segala yang dikandung dalam kitab Al-Qur’an adalah benar dan harus dipatuhi oleh umat manusia. Sehingga kaum muslimin dapat dengan baik memfungsikan Al-Qur’an sebagai petunjuk, pedoman dalam menjalani kehidupan, dan sebagai pelajaran dan peringatan bagi umat manusia.
B.Fungsi Al-Qur’an
Perilaku seorang muslim yang memfungsikan Al-Qur’an dengan baik sebagai berikut:
1.      Sebagai petunjuk (al-huda)
Al-Qur’an akan memberikan petunjuk pada manusia untuk selalu menghindari perbuatan maksiat. Tidak ada satupun ayat Al-Qur’an yang menganjurkan manusia beerbuat maksiat ataupun berbuat jahat, baik kepada-Nya  ataupun kepada sesama makhluk dan alam lingkungannya. Oleh sebab itu, setiap orang yang beriman kepada Al-Qur’an akan  senantiasa menjaga sikap perilaku dan perbuatannya dari hal-hal yang berbau maksiat.
 


“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”{Q.S. Al-Baqarah: 2}
2.      Sebagai kitab yang berisi pedoman hidup manusia
 Di dalam Al-Qur’an, Allah selalu menjelaskan bahwa manusia mempunyai kewajiban untuk menghormati dan berbakti kepada ayah dan ibu,  karena mereka sangat besar jasanya bagi kelangsungan hidup seseorang.
3.      Sebagai kitab peringatan dan pelajaran bagi manusia
Seseorang yang memfungsikan Al-Qur’an sebagai kitab peringatan, maka ia akan berhati-hati dalam menjalani kehidupan, menjaga agar dirinya tidak terjerumus pada kemaksiatan kepada Allah, karena ia mengerti betul betapa kerasnya peringatan Allah kepada hambanya yang bermaksiat, tidak taat kepadanya.
4.      Sebagai pemisah (al-furqon)
Dalam hal ini Al-Qur’an dikatakan bahwa ia adalah sebagai ugeran (pagar) untuk membedakan dan memisahkan antara yang hak dan yang bathil, antara yang benar dan yang salah.
5.      Sebagai obat (as-syifa)
Dalam hal ini   Al-qur’an berfungsi sebagai obat bagi penyakit-penyakit yang ada di dalam dada (mungkin yang dimaksut adalah penyakit hati).
6.      Sebagai nasihat (al-mau’izah)
Dalam hal ini Al-Qur’an berfungsi sebagai nasihat bagi orang-orang yang bertaqwa .[5]
C. Mencintai Al-Qur’an
            Mencintai berarti merasa senang terhadap yang dicintai, rasa senang itu akan terwujud dalam perbuatan yang nyata. Mencintai Al-Qur’an berarti selalu mengingat dan memikirkan dalam hati, kemudian mewujudkan didalam tindakan yang nyata. Orang yang mencintai Al-Qur’an akan rela berkorban untuk sesuatu yang dicintainya. Mencintai Al-Qur’an merupakan suatu keharusan untuk meraih kebahagiaa:n dunia dan akhirat. Tanpa menanamkan kecintaan kepada Al-Qur’an kita akan susah ketika mewujudkan ibadah yang berkualitas kepada Allah SWT. Kecintaan Al-Quran dapat diwujudkan dengan membaca dan mengamalkan ajarannya.
            Mencintai Al-Quran wajib hukumnya dan mengingkarinya sama artinya dengan mengingkari Allah SWT. Oleh karena itu, kita wajib mencintai Al-Qur’an.
Cara mencintai Al-Qur’an dapat diwujudkan ke dalam beberapa bentuk antara lain :
Ø  Mempercayai Al-Quran sebagai kitab yang penuh keistimewaan yang tidak dapat dibandingkan dengan karya para penyairpada masa itu yang menuduh bahwa Al-Qur’an buatan Nabi Muhammad SAW.
Ø  Mempelajari dan mengajarkannya kepada orang lain.
Ø  Istiqomah dalam membaca dan berusaha dalam menghafal.
Ø  Berusaha memiliki kitab Al-Qur’an, meskipun menyisihkan uamg saku.
Ø  Memiliki kemauan untuk dapat membaca Al-Qur’an secara benar meskipun harus mengeluarkan biaya.
Ø  Memiliki kemauan yang sungguh-sungguh untuk dapat memahami isi Al-Qur’an secara benar dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ø  Rajin mendatangi majelis-majelis ilmu yang mempelajari Al-Qur’an.
Ø  Tidak suka atas pihak lain yang merendahkan atau menghina Al-Qur’an.
Ø  Berusaha menjaga kesucian Al-Qur’an tanpa memandang remeh.
Ø  Memiliki keperdulian apabila melihat lembaran yang bertuliskan Al-Qur’an berceceran dengan mengumpulkannya.
D.      Perilaku Orang yang Mencintai Al-Qur’an
Ø  Berupaya mewujudkan berdirinya taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di lingkungan masing-masing.
Ø  Ikut serta secara aktif dalam upaya melancarkan jalannya TPQ, baik dengan pikiran,tenanga , maupun materi.
Ø  Menyediakan waktu khusus untuk mempelajari Al-Qur’an untuk kemudian diajarkan kepada orang lain.
Ø  Mengajak orang-orang yang belum mau belajar Al-Qur’an.
Ø  Selalu menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar dalam segala tindakan dan cara befikirnya.
Ø  Selalu taat beribadah kepada Allah Swt.
Ø  Selalu menghindari perbuatan maksiat.
Ø  Selalu berbakti kepada orang tua.[6]
E.Manfaat berperilaku mencintai Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari
E.1 Fungsi berperilaku mencintai Al-Qur’an
o   Sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia.
Al-Qur’an berisi tentang ajaran atau tata cara dalam melaksanak ibadah kepada Allah dan mu’amalah kepada sesama manusia guna menuju jalan kebenaran dan kebahagiaan dunia akhirat.


o   Sebagai landasan Hukum dan Etika
Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna disbanding dengan yang lainnya.Allah menjadikan manusia ebagai khalifah untuk mengatur dan mengurus bumi dan isinya. Agar tidak mendatangkan bencana bagi kehidupan manusia itu sendiri, maka dibutuhkan aturan atau ketentuan-ketentuan dalam pengelolaannya yaitu ketetapan Allah (Al-Qur’an).
o   Sebagai tempat kembalinya segala persoalan
Ketika manusia dihadapkan kepada sebuah masalah atau persoalan yang sangat berat, yang tidak dapat diselesaikan secara akal pikiran yang sehat, hendaknya semua dikembalikan kepada Al-Qur’an dan sunnah Rosuulloh SAW, dengan demikian kehidupan manusia tidak tersesat, karna tidak menyimpang dari aturan Allah dan Rosul-Nya yaitu Al-Qur’an.
E.2Manfaat berperilaku mencintai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
o   Memperoleh nasihat, obat hati, petunjuk dan rahmat dari ALLAH SWT.
o   Terhindar dari kesesatan dan kecelakaan dunia dan akhirat.
o   Memperoleh kecintaan dan ampunan dari Allah SWT.
o   Memiliki pedoman dalam kehidupan pribadinya.
o   Memilik pedoman hidup dalam kehidupan dalam bermasyarakat.
o   Memilik pedoman hidup berbangsa dan bernegara.[7]


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan ditas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam syari’at yakni sebagai sumber hukum yang pertama seluruh umat islam di dunia ini, yang dapat menuntun umat islam menuju keselamatan dunia dan akhirat bagi siapapun yang mentaatinya. Selain itu Al-Qur’an juga memiliki banyak fungsi antara lain sebagai petunjuk dan sebagai obat penyakit hati. Untuk itu kita diwajibkan untuk mencintai Al-Qur’an. Mencintai Al-Qur’an dapat kita wujudkan melalui beberapa hal, salah satunya yakni dengan mengamalkan apa yang telah diperintahkannya. Dengan mencintai Al-Qur’an dan menerapkan apa yang diperintahkan didalamnya ke kehidupan sehari-hari, kita akan memperoleh kecintaan dari Allah swt.
B.     Saran
Sebagai umat islam di zaman ini, kita sudah banyak melupakan kedudukan Al-Qur’an. Al-Qur’an yang sebenarnya berkedudukan sebagai Sumber hukum dan pedoman hidup umat islam kini hanya difungsikan sebagai sebuah kitab suci saja. Kita cenderung berkiblat terhadap tradisi atau kebiasaan saja, oleh karena itu harapan kami marilah kita semua mengembalikan kedudukan Al-qur’an yang sebenarnya yakni tidak hanya menjadikannya sebagai kitab suci yang agung tetapi juga mengamalkan dan melakukan semua yang diperintahkan didalamnya serta berperileku yang mencermikan apa yang ditegaskan di dalamnya.



DAFTAR PUSTAKA
Kholilurrohman, Muhammad dan Suci Nur Hidayati. 2011. Modul Al-Qur’an Hadis Kelas 7. Tulungagung: Hilmi Putra.
Kusnanto,Najib. 2013. Qur’an Hadis kelas X Semester 1. Surabaya: Akik Pusaka.
Al-Jarjawi, Syekh Ali Ahmad. 2006. Hikmah At-Tasyri’ wa falsafatuhu. Depok: Darul El fikri,Bairut.
Guru, Tim. 2013. Qur’an Hadis kelas X semester 2. Surabaya: Akik Pusaka.
RemajaDakwah.MencintaiAl-Qur’an. https://www.facebook.com/RemajaDakwahManModelRohisMan/posts/471392279593087. diakses Tanggal 10 September 2015



[1] Kholilurrohman, dkk., Modul Al-Qur’an Hadis Kelas 7(Tulungagung: Hilmi Putra,2011), hlm.5.
[2] Syekh Ali Ahmad Al-Jarjawi, Hikmah At-Tasyri’ wa falsafatuhu( Depok: Darul El fikri Bairut, 2006), hlm. 43.

[3] Syekh Ali Ahmad Al-Jarjawi, Hikmah At-Tasyri’ wa falsafatuhu( Depok: Darul El fikri Bairut, 2006), hlm. 44.


[4] Kholilurrohman, dkk., Modul Al-Qur’an Hadis Kelas 7(Tulungagung: Hilmi Putra,2011), hlm.5.

[5] Najib Kusnanto, Qur’an Hadis Kelas X Semester 1(Surabaya: Akik Pusaka, 2013), hlm. 3.
[6] Remaja Dakwah, Mencintai Al-Qur’an, https://www.facebook.com/RemajaDakwahManModelRohisMan/posts/471392279593087 (diakses 13 September 2015).
[7] [7] Kholilurrohman, dkk., Modul Al-Qur’an Hadis Kelas 7(Tulungagung: Hilmi Putra,2011), hlm.6.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar