Rabu, 25 Oktober 2017

MODEL PEMBELAJARAN: Makalah Accelerated Learning (Semester 1)



MAKALAH
ACCELERATED LEARNING
Untuk Memenuhi Tugas
Mata kuliah “Model Pembelajaran
Dosen Pembimbing:
Dr. Agus Zaenal Fitri, M.Pd.


unnamed (7)
 









Disusun Oleh:
Kelompok 12
1.      Faridatul Lutviana                  (17205153011)
2.      Lina Jinatul Falah                    (17205153015)
3.      Risma Nur Izzati                     (17205153002)


PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH 1 A
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah swt. atas segala karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa abadi, tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. dan keluarga serta para sahabatnya.
Sehubungan dengan selesainya penulisan makalah ini maka penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.    Dr. Maftukhin, M.Ag.  selaku Rektor IAIN  Tulungagung.
2.    Dr. H. Abdul Aziz, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung.
3.    Dr. Agus Zaenal Fitri, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Model Pembelajaran.
4.    Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah swt. dan tercatat sebagai amal shalih. Akhirnya, karya ini penulis suguhkan kepada segenap pembaca dengan harapan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi pengembangan dan perbaikan. Semoga karya ini bermanfaat dan mendapat ridha Allah swt. amiin..

Tulungagung, 12 November 2015




Penulis



DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................... i
Kata Pengantar.............................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................ iii
A.   PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.      Latar Belakang................................................................................... 1
2.      Rumusan Masalah.............................................................................. 1
3.      Tujuan................................................................................................ 1
B.   PEMBAHASAN................................................................................... 2
1.      Pengertian Accelerated Learning....................................................... 2
2.      Prinsip-prinsip Accelerated Learning................................................. 4
3.      Strategi pembelajaran Accelerated Learning .................................... 6
4.      Pengaruh penerapan Accelerated Learning menggunakan  
langkah M-A-S-T-E-R terhadap hasil belajar.................................... 12
C.     ANALISIS............................................................................................. 15
Daftar Pustaka............................................................................................... 17








A. PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses mencari pengetahuan. Aktivitas belajar akan berlangsung efektif apabila seseorang yang belajar berada dalam keadaan yang konduktif. Selama ini proses belajar yang berlangsung di sekolah maupun program-program pelatihan yang diselenggarakan cenderung berlangsung dalam suasana yang monoton dan membosankan. Dalam kondisi ini, guru hanya menuangkan ilmu pengetahuan kedalam kepala siswa yang berlaku pasif. Materi yang diajarkan hanya diceramahkan tanpa ada upaya untuk melibatkan potensi siswa untuk berfikir dan memberi respon terhadap pengetahuan yang ditransfer.
Accelerated Learning sebagai cara untuk menciptakan aktivitas belajar menjadi sebuah proses yang menyenangkan. Accelerated Learning pada proses belajar di sekolah dapat memberikan beberapa keuntungan yang dapat membantu mengatasi berbagai masalah pembelajaran.

2.      Rumusan Masalah
a)      Bagaimana pengertian Accelerated Learning?
b)      Bagaimana prinsip apa sajakah yang mendasari Accelerated Learning?
c)      Bagaimana strategi pembelajaran Accelerated Learning?
d)     Bagaimana pengaruh penerapan Accelerated Learning menggunakan langkah M-A-S-T-E-R terhadap hasil belajar?

3.   Tujuan
a)      Untuk memahami pengertian Accelerated Learning.
b)      Untuk memahami prinsip yang mendasari Accelerated Learning.
c)      Untuk memahami strategi pembelajaran Accelerated Learning.
d)     Untuk memahami pengaruh penerapan Accelerated Learning menggunakan langkah M-A-S-T-E-R terhadap hasil belajar.
B.     PEMBAHASAN
1.   Pengertian Accelerated Learning
Accelerated learning merupakan salah satu hasil dari inovasi dalam
pendidikan. Inovasi ini dilakukan karena tuntutan zaman yang berkembang
sangat cepat. Belajar yang harus sesuai dengan waktu yang ditentukan
agaknya sudah tidak menjadi tradisi yang relevan di masa sekarang, karena
laju informasi dan teknologi yang semakin cepat, dunia kerja yang terus
berubah, kegiatan masyarakat bahkan kegiatan rekreasipun menjadi semakin kompleks. Oleh karena itu kita harus mengetahui pula cara menyerap informasi lebih cepat lagi. Belajar yang sekarang kita lakukan kemungkinan besar tidak akan sama dengan belajar yang kita lakukan ke depan.
Accelerative artinya percepatan dan learning artinya pembelajaran. Accelerative Learning seringkali disebut juga accelerated learning. Accelerated itu sendiri bermakna dipercepat.[1]
Dalam pengertian yang lain di sebutkan bahwa Accelerated learning adalah “It’s a total system for speeding and enhancing both the design process and the learning processes. Based on the brain
research, it has proven again and again learning effectiveness
while saving time and money in the process
.”[2]
Artinya: “Accelerated learning sebuah sistem yang menyeluruh untuk mempercepat dan meningkatkan rancangan dan proses belajar. Berdasarkan pada penemuan atau penelitian tentang otak, yang membuktikan dan meningkatkan kembali efektifitas belajar yang menghemat waktu dan biaya dalam proses belajar.”
Di sebuah artikel juga disebutkan bahwa: “Accelerated learning' is a general term for any technique o method which enables learning and in the same time 'accelerates' the process oflearning.”[3]
Artinya : Accelerated learning adalah bentuk keseluruhan dari beberapa metode dan teknik yang memungkin belajar dan dalam waktu
yang sama mempercepat proses belajar.
Boby DePorter mengemukakan bahwa istilah accelerated learning
dengan dipertukarkan dengan suggestology (pemercepatan belajar) yang
didefinisikan sebagai memungkinkan siswa untuk belajar dengan
kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi
dengan kegembiraan.
Cara ini menyatukan unsur-unsur yang sekilas tampak tidak mempunyai persamaan, misalnya hiburan, permainan, warna, cara bepikir positif, kebugaran fisik dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif.[4]
Pembelajaran yang dirancang secara “fun” atau menyenangkan akan menimbulkan motivasi belajar peserta didik dan terus bertambah. Dengan demikian efektivitas belajar akan berjalan dengan baik. Dalam kaidah fiqih disebutkan “sesuatu, bila dengannya menjadi sempurna sebuah kewajiban, maka sesuatu itu adalah wajib”, sama halnya jika belajar merupakan kewajiban, sementara suasana belajar yang menyenangkan diperlukan untuk memotivasi peserta didik dalam belajar dan memudahkannya untuk menyerap beragam ilmu, maka pembelajaran yang menyenangkan menjadi sesuatu yang wajib dan tidak bisa dilepaskan dalam kegiatan belajar mengajar.[5]
Accelerated pada dasarnya berarti semakin bertambah cepat.
Learning didefenisikan sebagai sebuah proses perubahan kebiasaan yang disebabkan oleh penambahan keterampilan, pengetahuan, atau sikap baru. Jika digabungkan, pembelajaran cepat berarti “ mengubah kebiasaan dengan meningkatkan kecepatan.”[6] Accelerated Learning atau Cara Belajar Cepat (CBC) adalah kemampuan menyerap dan memahami informasi baru dengan cepat dan menguasai informasi tersebut. Metode
Accelerated learning adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu rangkaian pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan hasil proses belajar. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
Accelerated Learning adalah suatu cara yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa sehingga siswa dapat menyerap dan memahami materi baru dengan cepat dan menguasai materi tersebut. Konsep dasar dari pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran itu lebih baik berlangsung secara cepat, menyenangkan dan memuaskan serta memberikan sumbangan sepenuhnya pada kebahagiaan, kecerdasan, kompetensi dan keberhasilan. Salah satu alasan utama mengapa
Accelereted Learning (AL) membantu manusia untuk belajar lebih cepat dan efisien adalah karena AL menghargai perbedaan preferensi proses pembelajaran individu.[7]

2.   Prinsip-prinsip Accelerated Learning
Untuk mendapatkan manfaat optimal dari penggunaan model pembelajaran Accelerated Learning, sangat penting bagi kita untuk benar-benar memahami prinsip-prinsip yang melandasinya. Accelerated Learning tidak akan memberi manfaat kepada mereka yang memisahkan metode-metodenya dari fondasi ideologisnya, dan mengabaikan prinsip-prinsip yang mendasari teknik tersebut. Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah:
a.    Belajar Melibatkan Seluruh Pikiran dan Tubuh. Belajar tidak hanya menggunakan “otak”, tetapi juga melibatkan seluruh tubuh atau pikiran dengan segala emosi, indra dan sarafnya. Murid diajak terlibat penuh dalam proses belajar-mengajar. Belajar bukan mengumpulkan informasi pasif tapi menciptakan pengetahuan secara aktif.
b.    Belajar berkreasi, Belajar adalah proses menciptakan pengetahuan bukan mengkonsumsi pengetahuan yang telah diciptakan. Kerena itu pengetahuan bukanlah sesuatu yang harus diterima tetapi sesuatu yang harus diciptakan oleh pelajar. Karena itu, yang perlu dilakukan guru adalah merekayasa pembelajaran dan mendesain pengalaman belajar dan siswalah yang aktif menghayati, mengalami dan menemukan pengetahuan melalui proses itu.
c.    Kerja sama membantu proses belajar. Semua usaha belajar yang baik mempunyai landasan sosial. Suatu komunitas belajar selalu lebih baik hasilnya dari pada beberapa individu yang belajar sendi-sendiri, karena kerja sama diantara mereka mempercepatnya. Kerja sama dapat menghilangkan hambatan mental akibat terbatasnya pengalaman dan cara pandang yang sempit.[8]
d.   Learning come from doing the work it self. Dalam proses pembelajaran, tidak seharusnya memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah guru secara terus menerus, laksana botol kosong yang diisi dengan ilmu pengetahuan. Peserta didik harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya, sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia di sekitarmya (learning to know). Diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya itu dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi (learning to live together) akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan melakukan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup.
e.    Pembelajaran Berlangsung Pada Banyak Tingkatan Secara Simultan. Belajar bukan hanya menyerap satu hal kecil pada satu waktu secara linier, melainkan menyerap banyak hal sekaligus. Pembelajaran yang baik melibatkan orang pada banyak tingkatan secara simultan (sadar, dan bawah sadar, mental dan fisik) dan memanfaatkan seluruh saraf reseptor, indra dan tubuh seseorang.
f.     Hal-hal yang konkrit akan lebih mudah ditangkap dari pada yang abstrak. Karena itu perlu proses visualisasi.
g.    Belajar Berasal dari Mengerjakan Pekerjaan Itu Sendiri (dengan umpan balik). Belajar paling baik adalah belajar dalam konteks. Hal-hal yang dipelajari secara terpisah akan sulit diingat dan mudah menguap. Kita belajar berenang dengan berenang, cara bernyanyi dengan bernyanyi dan lain sebagainya.[9]
h.    Emosi Positif Sangat Membantu Peserta didik. Perasaan menentukan kualitas dan juga kuantitas belajar seseorang. Perasaan negatif menghalangi belajar, dan perasaan positif mempercepatnya.[10] Emosi positif sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Perasaan tertekan akan memperlambat proses pencapaian begitu pula sebaliknya, belajar dalam suasana yang menyenangkan akan membantu proses pencapaian dan penguasaan materi.[11]

3.    Strategi pembelajaran Accelerated Learning
Belajar dapat dijadikan menyenangkan dan berhasil dengan beberapa cara antara lain :
1.   Menciptakan lingkungan tanpa stress (relaks), yaitu lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan namun harapan untuk sukses tinggi.
2.   Menjamin bahwa subyek pelajaran adalah relevan. Anda ingin belajar ketika anda melihat manfaat dan pentingnya subyek pelajaran itu.
3.   Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif ketika bersama orang lain, dimana ketika ada humor dan dorongan semangat, waktu rehat dan jeda teratur, dan dukungan antusias.
4.   Melibatkan secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri dan otak kanan.
5.   Menantang otak untuk dapat berpikir jauh ke depan dan mengeksplorasi apa yang sedang dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami subyek pelajaran.[12]

Semua langkah tersebut di atas termasuk dalam metode pembelajaran Accelerated Learning (AL). Akan tetapi, tidak jadi soal betapa menyenangkan atau merangsangnya proses belajar itu, namun yang juga sangat penting dilakukan adalah rencana yang padu, langkah demi langkah dalam metode pembelajaran Accelerated Learning (AL).
Metode Accelerated Learning dibagi menjadi enam langkah dasar. Keenam langkah tersebut dapat diingat dengan mudah dengan menggunakan singkatan M-A-S-T-E-R sebuah kata yang diciptakan oleh pelatih terkemuka Jayne Nicholl. Berikut penjelasan dari M-A-S-T-E-R sebagai berikut:
a)   Motivating your mind (memotivasi fikiran). Seseorang membutuhkan keadaan fikiran yang “kaya akal” dalam belajar, yaitu harus rileks, percaya diri dan termotivasi. Jika dalam kondisi stres dan kurang percaya diri atau tidak melihat manfaat dari yang dipelajari, pelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik. [13] Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan).[14] Untuk itu, guru perlu memotivasi siswa agar dapat memperoleh keadaan fikiran yang benar dalam belajar. Salah satu cara untuk memberikan motivasi adalah dengan menanamkan pada diri siswa apa manfaatnya bagi mereka dalam mempelajari suatu konsep. Sugestisugesti positif akan membuat siswa menjadi semangat dalam belajar dan proses pembelajaran akan terasa menyenangkan.

b)   Acquiring the information (memperoleh informasi). Siswa perlu mengambil dan menyerap fakta-fakta data subjek pelajaran yang dipelajari melelui cara yang paling sesuai dengan pembelajaran indrawi yang disukai. Guru menjelaskan materi secara garis besar atau gagasan inti dari materi yang akan diajarkan dan selanjutnya siswa yang menggali dan mengembangkan informasi. Untuk menyampaikan gagasan inti dan agar siswa terlibat dalam memperoleh gagasan ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru. Dalam hal ini menyinggung cara belajar visual, auditori dan kinestetis (V.A.K)
(1)   Visual belajar melalui melihat sesuatu seperti melihat gambar, diagram, grafik, dan peta pikiran. Pembelajaran visual ketika belajar lebih menyukai membaca, melihat teks, menggambarkan dan mensketsakannya.
(2)   Auditori belajar melalui mendengar sesuatu, seperti ceramah, diskusi, mendengar kaset, dan debat. Pembelajaran auditori ketika belajar senang mendengar informasi melalui penjelasan lisan, komentar, dan juga berdiskusi.
(3)   Kinestetis, Siswa belajar melalui aktivitas fisik atau keterlibatan langsung seperti melakukan dan mengalami sendiri kegiatan seperti praktikum.

 c) Searching out the meaning (menyelidiki makna). Menanamkan informasi pada memori menetap mensyaratkan untuk menyelidiki implikasi dan signifikansi, makna seutuhnya, dengan cara saksama mengeksplorasi bahan subjek yang bersangkutan. Ada perbedaan mendasar antara mengetahui dan memahami bena-rbenar sesuatu. Semata mengubah fakta ke dalam makna pribadinya adalah unsur pokok dalam proses belajar. Pada tahap ini, setelah siswa memperoleh informasi maka langkah selanjutnya adalah siswa dituntut untuk memahami materi yang dipelajari yaitu dengan jalan guru memberikan sejumlah masalah atau pertanyaan yang mendorong siswa untuk menemukan sendiri penyelesaian masalah dalam bentuk LKS.

d) Triggering the memory (memicu memori) Siklus pengulangan materi sangat penting dalam belajar karena dengan pengulangan maka informasi yang diperoleh dapat disimpan dalam memori jangka panjang. Guru dapat memilih dari beberapa cara yang dapat ditawarkan sebagai berikut :
(1)   Ajak para siswa mengulang butir-butir materi utama dengan cepat pada akhir setiap pelajaran.
(2)   Minta siswa mengulang butir-butir utama setiap malam dirumah.
(3)   Ulangi butir-butir kunci dengan cepat pada awal sesi pelajaran berikutnya.
(4)   Ulangi butir-butir kunci dari pelajaran selama satu minggu.
(5)   Alokasi waktu sebulan sekali mengulangi butir kunci seluruh materi.
(6)   Alokasi waktu 1 hari penuh setiap 6 bulan untuk mengulang semua bahan pelajaran selama 6 bulan (dapat menggunkan peta materi).

e)   Exhibiting what you know (memamerkan apa yang anda ketahui). Ketika “tes-tes” dilakukan, bukan sebagai menang/kalah tetapi sebagai umpan balik, maka para siswa mulai memandangnya sebagai petunjuk yang membantu demi kebaikan dan keberhasilan mereka sendiri-sendiri bukan sebagai alat paksa untuk menjatuhkan mereka. Manfaat evaluasi diperkuat ketika guru mengakui bahwa mereka mengukur seberapa baik siswa melakukan tugasnya. Pada tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa agar mereka dapat membuktikan bahwa mereka betul-betul paham dengan apa yang meraka pelajari. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengambil secara acak soal yang telah disediakan guru. Soal tersebut harus dipertanggungjawabkan. Siswa yang paling cepat siap diminta untuk mempresentasikan atau menuliskan di papan tulis dan menjelaskan kepada temannya. Setelah selesai guru mengumpulkan dan memberi penilaian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam mengerjakan LKS kelompok.

f)    Reflecting How you’ve learned (merefleksikan bagaimana anda belajar). Hakikat seorang pembelajar yang betul-betul independent adalah senantiasa peduli pada upaya untuk terus menerus meningkatkan kualitas belajarnya sendiri dan tidak dapat melakukannya tanpa berfikir tentangnya. Ini berarti seorang pembelajar selalu berfikir apa usaha terbaik untuk memperoleh hasil yang terbaik pula.
                                   
Hal ini dapat dilakukan dengan selalu mengevaluasi cara belajar setiap hari. Dengan kata lain kecerdasan intrapersonal dituntut dalam hal ini, agar kajian terhadap kelebihan dan kekurangan diri dalam belajar lebih mendalam. Secara ringkas metode Accelerated Learning dengan menggunakan langkah-langkah dari M-A-S-T-E-R adalah :
(1)   Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang masing-masing terdiri dari 5-6 orang perkelompok. Dan dibagi sebelum pelajaran dimulai.
(2)   Guru memotivasi siswa (motivating your mind/memotivasi fikiran).
(3)    Guru memberikan informasi tentang pelajaran hari ini dan kegiatan pada pertemuan ini (acquiring the information/memperoleh informasi).
(4)   Guru membagikan lembar kerja kelompok. Siswa bekerja sama selama lebih kurang 20 menit untuk membahas lembar kerja tersebut (searching out the meaning/menyelidiki makna)
(5)   Guru membimbing siswa untuk memahami lembar kerja tersebut. Dari lembar kerja tersebut siswa diminta memberikan opininya terhadap permasalahan tersebut, bagaimana cara membuktikannya,
seperti apa contohnya, apa kesimpulan yang dapat ditarik, hal-hal apa saja yang menarik dari konsep tersebut.
(6)   Setelah siswa selesai mendiskusikan lembar kerja kelompok, guru mempersilahkan perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Dalam kegiatan ini juga diadakan diskusi kelas.
(7)    Guru melakukan penilaian dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat dengan tujuan untuk mengulang materi yang telah dipelajari, siswa yang mengetahui jawabannya dipersilahkan untuk menjawab. (triggering the memory/memicu memori).
(8)   Selain itu penilaian juga bisa dilakukan dengan menugaskan siswa mengambil soal yang telah disediakan guru secara acak, kemudian kertas berisi soal tadi ditukar kepada teman sebelah dalam satu kelompok untuk dijawab. Dalam selang waktu yang diberikan, kertas kembalikan ke teman yang tadi untuk diperiksa. Setelah selesai, guru mengumpulkan lembar kerja tersebut dan memberi penilaian (exhibition what you know/memamerkan apa yang anda ketahui).
(9)   Setelah semua topik diskusi dibahas, guru menanyakan apakah ada konsep yang meragukan atau belum dipahami.
(10)     Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran hari ini (reflection how
you’ve learne /merefleksikan bagaimana anda belajar.
(11)     Guru melakukan evaluasi.
(12)     Guru menutup pelajaran dan kembali memotivasi siswa untuk belajar.

 Metode Accelerated Learning bisa digunakan untuk semua materi seperti dalam mempelajari bahasa asing.[15]
Adapun kelebihan dari metode Accelerated Learning dengan pada 6 langkah M-A-S-T-E-R adalah sebagai berikut:
(a)    Membantu siswa dalam memahami materi.
(b)   Membiasakan siswa menganalisa permasalahan.
(c)    Melatih kecepatan berfikir siswa.
(d)   Siswa menjadi kreatif.

4.   Pengaruh Penerapan Accelerated Learning Menggunakan Langkah M-A-S-T-E-R Terhadap Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tujuan akhir untuk mengetahui tuntas atau tidaknya seseorang dalambelajar setelah menerima materi yang telah diberikan. Hasil belajar dipenuhi oleh baik tidaknya kualitas pembelajaran, karena kualitas pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan hasil, belajar oleh karena itu proses pembelajaran dikelas harus memberikan suasana yang menyenangkan agar tumbuh minat dan motivasi belajar siswa.
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan tugas guru. Dalam proses pembelajaran seorang siswa berusaha mengeetahui, memahami serta mengerti sesuatu yang menyebabkan pada dirinya terjadi perubahan tingkah laku dari yang tidak tahu menjadi tahu. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar kimia banyak cara yang dapat dilakukan sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar kimia diantaranya adalah perencanaan pembelajaran dan penggunaan strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu usaha agar pembelajaran berkualitas adalah dengan penerapan metode Accelerated Learning.
Accelerated Learning merupakan metode pembelajaran yang positif dan kondusif. Dengan menggunakan metode Accelerated
Learning diharapkan akan tercipta suasana belajar yang lebih menyenangkan. Semakin siswa paham terhadap materi pelajaran akan semakin baik dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan metode Accelerated Learning dengan menggunakan langkah–langkah M-A-S-T-E-R, siswa tidak hanya dapat menguasai konsep yang diajarkan, menjadi kreatif, dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi tetapi juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara keseluruhan karena motivasi yang diberikan, suasana belajar menjadi menyenangkan dan jauh dari kesan membosankan. Selain itu siswa juga dibimbing untuk lebih aktif dan  berani dalam membuktikan bahwa mereka telah menguasai konsep yang diajarkan.
[16]





C.    ANALISIS
Accelerated Learning adalah suatu cara yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa sehingga siswa dapat menyerap dan memahami materi baru dengan cepat dan menguasai materi tersebut. Konsep dasar dari pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran itu lebih baik berlangsung secara cepat, menyenangkan dan memuaskan serta memberikan sumbangan sepenuhnya pada kebahagiaan, kecerdasan, kompetensi dan keberhasilan.
Menurut kami Accelerated learning ini biasanya di aplikasikan dalam kelas akselerasi. Di mana kelas tersebut dalam metode pembelajarannya secara cepat. Penerapan Accelerated learning ini sangat cocok di kalangan SD, SMP dan SMA/MA. model pembelajaran ini menginginkan agar siswa mengalami pengalaman belajar yang menyenangkan dengan menciptakan lingkungan tanpa stres, melibatkan siswa membangun pengetahuannya secara alamiah dan merefleksikan cara belajar. Dengan menggunakan metode Accelerated Learning dengan menggunakan langkah–langkah M-A-S-T-E-R, siswa tidak hanya dapat menguasai konsep yang diajarkan, menjadi kreatif, dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi tetapi juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara keseluruhan karena motivasi yang diberikan, suasana belajar menjadi menyenangkan dan jauh dari kesan membosankan. Upaya itu dengan terus menerus meningkatkan kemampuan belajar personal melalui accelerated learning yang lebih menekankan pada kecenderungan masing-masing individu terhadap gaya belajar pribadinya. Seorang guru yang bisa memahami karakteristik siswanya dapat mempermudah dalam menyampaikan materi yang disampaikan. Seorang siswa itu memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam memahami materi yang disampaikan seorang guru. Seperti, ada siswa yang bisa memahami materi pelajaran dengan belajar visual dan ada juga yang bergaya belajar yang auditorial dan kinestik. 
Setiap orang memiliki gaya belajar masing-masing. Dengan cara inilah seseorang akan dapat belajar dengan menggunakan cara yang paling alamiah, dan yang alamiah itu akan menjadikan proses belajar menjadi mudah dan menyenangkan, sedangkan belajar yang mudah akan menjadikan proses belajar menjadi lebih cepat.
Dalam jurusan PGMI ini, pendidikan dasarlah yang diutamakan. Kami ingin menerapkan proses pembelajaran accelerated learning. Pembelajaran cepat yang ingin kami terapkan adalah pembelajaran yang berpusat pada murid. Murid yang benar-benar aktiflah yang mampu menerapkan pembelajaran ini. Berbicara tentang keaktifan seorang murid, pada kenyataannya murid SD kami rasa belum bisa menerapkan sepenuhnya. Kecuali seorang guru mengajarinya dan membuat situasi belajar accelerated learning dengan cara yang menyenangkan, misalnya dengan cara bermain, dengan hafalan namun di selingi dengan lagu dan nyanyian yang menyenangkan. Mungkin dengan keadaan ini murid lebih menyukainya dan semakin dapat memahami pembelajaran yang di sampaikan.
Memang tidak mudah mengajari murid SD, apalagi belajar dengan menerapkan accelerated learning ini. Tinggal guru lah yang pandai-pandainya membuat situasi senyaman mungkin agar murid lebih bersemangat belajar.




DAFTAR PUSTAKA

Colin dan Nicholl. 2002.  Accelerated Learning For 21 st Century.  Bandung: Nuansa.
DePorter, Boby & Mike Herncki. 2002. Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri, Aswin Zain. 2002. Strtegi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Gunawan, Adi. 2006. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hartono et al. 2000. Paikem. Jakarta: Zanafa Publishing.
http: // www.alcenter.com/alindex.html. (diakses pada tanggal 12 November 2015, pukul 18.45)
http://www.nlp-romania.ro/en/topics/learning.html. (diakses pada tanggal 12 November 2015, pukul 18.45)
Mier, Dave. 2002. The Accelerated learning: Handbook: Panduan Kreatif dan efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Kaifa.
Ralibi, Imam Maliki. 2008. Fun Teaching. Cikarang: Duha Hasanah.
Russel, Lou. 2011. the Accelerated Learning Fieldbook. Bandung: Nusa Media.
Sutrisno. 2005.  Revolusi Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.




[1] Sutrisno, Revolusi Pendidikan di Indonesia, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2005), hlm.33
[2] http: // www.alcenter.com/alindex.html. (diakses pada tanggal 12 November 2015 pukul   18:45)
[3]http://www.nlp-romania.ro/en/topics/learning.html. (diakses pada tanggal 12 November 2015 pukul 18:45)
[4] Boby DePorter & Mike Herncki, Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman     dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 14
[5] Imam Maliki Ralibi, Fun Teaching, (Cikarang: Duha Hasanah, 2008), hlm. 24
[6] Lou Russel, the Accelerated Learning Fieldbook, ( Bandung: Nusa Media, 2011), hlm. 5
[7] Ibid, hlm. 8
[8] Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar- Mengajar Mengasyikkan Dan Bermakna, diterjemahkan oleh: Ibnu Setiawan, (Bandung: MLC, Cet. III, 2007), hlm. 164
[9] Dave Meier, The Accelerated learning: Handbook, Panduan Kreatif dan efektif
                  Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan,
(Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 58
[10] Ibid, hlm. 54
[11] Hartono et al, Paikem. Jakarta: Zanafa Publishing, 2000),  hlm. 84-86
[12] Colin dan Nicholl, Accelerated Learning For 21 st Century, (Bandung: Nuansa, 2002),    hlm.93
[13] Ibid, hlm.  94
[14] Djaali,  Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008),  hlm. 101
[15] Adi Gunawan, Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006),    hlm.12-13.
[16] Syaiful Bahri Djamarah, Aswin Zain, Strtegi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hlm. 105

Tidak ada komentar:

Posting Komentar