MAKALAH
ACCELERATED LEARNING
Untuk Memenuhi
Tugas
Mata kuliah “Model Pembelajaran”
Dosen
Pembimbing:
Dr.
Agus Zaenal Fitri, M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 12
1. Faridatul
Lutviana (17205153011)
2. Lina
Jinatul Falah (17205153015)
3. Risma
Nur Izzati (17205153002)
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH 1 A
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
2015
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah swt. atas segala
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam
semoga senantiasa abadi, tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. dan keluarga
serta para sahabatnya.
Sehubungan
dengan selesainya penulisan makalah ini maka penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1.
Dr. Maftukhin,
M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung.
2.
Dr. H. Abdul
Aziz, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Tulungagung.
3.
Dr. Agus
Zaenal Fitri, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Model Pembelajaran.
4.
Semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dengan
penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah swt. dan tercatat
sebagai amal shalih. Akhirnya, karya ini penulis suguhkan kepada segenap
pembaca dengan harapan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi
pengembangan dan perbaikan. Semoga karya ini bermanfaat dan mendapat ridha
Allah swt. amiin..
Tulungagung,
12 November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................... i
Kata Pengantar.............................................................................................. ii
Daftar
Isi........................................................................................................ iii
A.
PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.
Latar Belakang................................................................................... 1
2.
Rumusan Masalah.............................................................................. 1
3.
Tujuan................................................................................................ 1
B. PEMBAHASAN................................................................................... 2
1.
Pengertian Accelerated
Learning....................................................... 2
2.
Prinsip-prinsip
Accelerated Learning................................................. 4
3.
Strategi
pembelajaran Accelerated Learning .................................... 6
4.
Pengaruh
penerapan Accelerated Learning menggunakan
langkah M-A-S-T-E-R terhadap hasil belajar.................................... 12
C.
ANALISIS............................................................................................. 15
Daftar Pustaka............................................................................................... 17
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Belajar
merupakan suatu proses mencari pengetahuan. Aktivitas belajar akan berlangsung
efektif apabila seseorang yang belajar berada dalam keadaan yang konduktif. Selama
ini proses belajar yang berlangsung di sekolah maupun program-program pelatihan
yang diselenggarakan cenderung berlangsung dalam suasana yang monoton dan
membosankan. Dalam kondisi ini, guru hanya menuangkan ilmu pengetahuan kedalam
kepala siswa yang berlaku pasif. Materi yang diajarkan hanya diceramahkan tanpa
ada upaya untuk melibatkan potensi siswa untuk berfikir dan memberi respon
terhadap pengetahuan yang ditransfer.
Accelerated
Learning sebagai cara untuk menciptakan aktivitas belajar menjadi sebuah proses
yang menyenangkan. Accelerated Learning pada proses belajar di sekolah dapat
memberikan beberapa keuntungan yang dapat membantu mengatasi berbagai masalah
pembelajaran.
2.
Rumusan Masalah
a) Bagaimana pengertian Accelerated Learning?
b) Bagaimana prinsip apa sajakah yang mendasari Accelerated
Learning?
c) Bagaimana strategi pembelajaran Accelerated Learning?
d)
Bagaimana
pengaruh penerapan Accelerated Learning menggunakan langkah M-A-S-T-E-R
terhadap hasil belajar?
3. Tujuan
a)
Untuk memahami
pengertian Accelerated Learning.
b)
Untuk memahami
prinsip yang mendasari Accelerated Learning.
c)
Untuk memahami
strategi pembelajaran Accelerated Learning.
d)
Untuk memahami pengaruh penerapan Accelerated Learning menggunakan
langkah M-A-S-T-E-R terhadap hasil belajar.
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Accelerated Learning
Accelerated
learning merupakan salah satu hasil dari
inovasi dalam
pendidikan. Inovasi ini dilakukan karena tuntutan zaman yang berkembang
sangat cepat. Belajar yang harus sesuai dengan waktu yang ditentukan
agaknya sudah tidak menjadi tradisi yang relevan di masa sekarang, karena
laju informasi dan teknologi yang semakin cepat, dunia kerja yang terus
berubah, kegiatan masyarakat bahkan kegiatan rekreasipun menjadi semakin kompleks. Oleh karena itu kita harus mengetahui pula cara menyerap informasi lebih cepat lagi. Belajar yang sekarang kita lakukan kemungkinan besar tidak akan sama dengan belajar yang kita lakukan ke depan.
pendidikan. Inovasi ini dilakukan karena tuntutan zaman yang berkembang
sangat cepat. Belajar yang harus sesuai dengan waktu yang ditentukan
agaknya sudah tidak menjadi tradisi yang relevan di masa sekarang, karena
laju informasi dan teknologi yang semakin cepat, dunia kerja yang terus
berubah, kegiatan masyarakat bahkan kegiatan rekreasipun menjadi semakin kompleks. Oleh karena itu kita harus mengetahui pula cara menyerap informasi lebih cepat lagi. Belajar yang sekarang kita lakukan kemungkinan besar tidak akan sama dengan belajar yang kita lakukan ke depan.
Accelerative artinya
percepatan dan learning artinya
pembelajaran. Accelerative Learning
seringkali disebut juga accelerated
learning. Accelerated itu sendiri
bermakna dipercepat.[1]
Dalam
pengertian yang lain di sebutkan bahwa Accelerated learning adalah “It’s
a total system for speeding and enhancing both the design process and the
learning processes. Based on the brain
research, it has proven again and again learning effectiveness
while saving time and money in the process.”[2]
research, it has proven again and again learning effectiveness
while saving time and money in the process.”[2]
Artinya:
“Accelerated learning sebuah sistem yang menyeluruh untuk mempercepat
dan meningkatkan rancangan dan proses belajar. Berdasarkan pada penemuan atau penelitian
tentang otak, yang membuktikan dan meningkatkan kembali efektifitas belajar
yang menghemat waktu dan biaya dalam proses belajar.”
Di
sebuah artikel juga disebutkan bahwa: “Accelerated learning' is a general
term for any technique o method which enables learning and in the same time
'accelerates' the process oflearning.”[3]
Artinya
: Accelerated learning adalah bentuk keseluruhan dari beberapa metode
dan teknik yang memungkin belajar dan dalam waktu
yang sama mempercepat proses belajar.
yang sama mempercepat proses belajar.
Boby
DePorter mengemukakan bahwa istilah accelerated learning
dengan dipertukarkan dengan suggestology (pemercepatan belajar) yang
didefinisikan sebagai memungkinkan siswa untuk belajar dengan
kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi
dengan kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang sekilas tampak tidak mempunyai persamaan, misalnya hiburan, permainan, warna, cara bepikir positif, kebugaran fisik dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif.[4]
dengan dipertukarkan dengan suggestology (pemercepatan belajar) yang
didefinisikan sebagai memungkinkan siswa untuk belajar dengan
kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi
dengan kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang sekilas tampak tidak mempunyai persamaan, misalnya hiburan, permainan, warna, cara bepikir positif, kebugaran fisik dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif.[4]
Pembelajaran yang dirancang secara “fun” atau menyenangkan
akan menimbulkan motivasi belajar peserta didik dan terus bertambah. Dengan
demikian efektivitas belajar akan berjalan dengan baik. Dalam kaidah fiqih
disebutkan “sesuatu, bila dengannya menjadi sempurna sebuah kewajiban, maka
sesuatu itu adalah wajib”, sama halnya jika belajar merupakan kewajiban,
sementara suasana belajar yang menyenangkan diperlukan untuk memotivasi peserta
didik dalam belajar dan memudahkannya untuk menyerap beragam ilmu, maka
pembelajaran yang menyenangkan menjadi sesuatu yang wajib dan tidak bisa
dilepaskan dalam kegiatan belajar mengajar.[5]
Accelerated pada
dasarnya berarti semakin bertambah cepat.
Learning didefenisikan sebagai sebuah proses perubahan kebiasaan yang disebabkan oleh penambahan keterampilan, pengetahuan, atau sikap baru. Jika digabungkan, pembelajaran cepat berarti “ mengubah kebiasaan dengan meningkatkan kecepatan.”[6] Accelerated Learning atau Cara Belajar Cepat (CBC) adalah kemampuan menyerap dan memahami informasi baru dengan cepat dan menguasai informasi tersebut. Metode
Accelerated learning adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu rangkaian pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan hasil proses belajar. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
Learning didefenisikan sebagai sebuah proses perubahan kebiasaan yang disebabkan oleh penambahan keterampilan, pengetahuan, atau sikap baru. Jika digabungkan, pembelajaran cepat berarti “ mengubah kebiasaan dengan meningkatkan kecepatan.”[6] Accelerated Learning atau Cara Belajar Cepat (CBC) adalah kemampuan menyerap dan memahami informasi baru dengan cepat dan menguasai informasi tersebut. Metode
Accelerated learning adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu rangkaian pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan hasil proses belajar. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
Accelerated Learning adalah suatu cara yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan
belajar siswa sehingga siswa dapat menyerap dan memahami materi baru dengan
cepat dan menguasai materi tersebut. Konsep dasar dari pembelajaran ini adalah
bahwa pembelajaran itu lebih baik berlangsung secara cepat, menyenangkan dan
memuaskan serta memberikan sumbangan sepenuhnya pada kebahagiaan, kecerdasan,
kompetensi dan keberhasilan. Salah satu alasan utama mengapa
Accelereted Learning (AL) membantu manusia untuk belajar lebih cepat dan efisien adalah karena AL menghargai perbedaan preferensi proses pembelajaran individu.[7]
Accelereted Learning (AL) membantu manusia untuk belajar lebih cepat dan efisien adalah karena AL menghargai perbedaan preferensi proses pembelajaran individu.[7]
2. Prinsip-prinsip Accelerated Learning
Untuk mendapatkan manfaat optimal
dari penggunaan model pembelajaran Accelerated
Learning, sangat penting bagi kita untuk benar-benar memahami prinsip-prinsip yang melandasinya. Accelerated Learning tidak akan memberi
manfaat kepada mereka yang memisahkan metode-metodenya dari fondasi
ideologisnya, dan mengabaikan prinsip-prinsip yang mendasari teknik tersebut.
Prinsip-prinsip dasar tersebut adalah:
a. Belajar Melibatkan Seluruh Pikiran
dan Tubuh. Belajar tidak hanya menggunakan “otak”, tetapi juga melibatkan
seluruh tubuh atau pikiran dengan segala emosi, indra dan sarafnya. Murid
diajak terlibat penuh dalam proses belajar-mengajar. Belajar bukan mengumpulkan
informasi pasif tapi menciptakan pengetahuan secara aktif.
b.
Belajar
berkreasi, Belajar adalah proses menciptakan pengetahuan bukan mengkonsumsi
pengetahuan yang telah diciptakan. Kerena itu pengetahuan bukanlah sesuatu yang
harus diterima tetapi sesuatu yang harus diciptakan oleh pelajar. Karena itu,
yang perlu dilakukan guru adalah merekayasa pembelajaran dan mendesain
pengalaman belajar dan siswalah yang aktif menghayati, mengalami dan menemukan
pengetahuan melalui proses itu.
c.
Kerja sama membantu proses belajar. Semua usaha
belajar yang baik mempunyai landasan sosial. Suatu komunitas belajar selalu
lebih baik hasilnya dari pada beberapa individu yang belajar sendi-sendiri,
karena kerja sama diantara mereka mempercepatnya. Kerja sama dapat
menghilangkan hambatan mental akibat terbatasnya pengalaman dan cara pandang
yang sempit.[8]
d.
Learning
come from doing the work it self. Dalam proses pembelajaran, tidak seharusnya memposisikan siswa sebagai
pendengar ceramah guru secara terus menerus, laksana botol kosong yang diisi
dengan ilmu pengetahuan. Peserta didik harus diberdayakan agar mau dan mampu
berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungannya
baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya, sehingga mampu membangun
pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia di sekitarmya (learning to
know). Diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya itu dapat membangun
pengetahuan dan kepercayaan dirinya (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok
yang bervariasi (learning to live
together) akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan
melakukan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan
hidup.
e. Pembelajaran Berlangsung Pada Banyak
Tingkatan Secara Simultan. Belajar bukan hanya menyerap satu hal kecil pada
satu waktu secara linier, melainkan menyerap banyak hal sekaligus. Pembelajaran
yang baik melibatkan orang pada banyak tingkatan secara simultan (sadar, dan
bawah sadar, mental dan fisik) dan memanfaatkan seluruh saraf reseptor, indra
dan tubuh seseorang.
f.
Hal-hal
yang konkrit akan lebih mudah ditangkap dari pada yang abstrak. Karena itu
perlu proses visualisasi.
g. Belajar Berasal dari Mengerjakan
Pekerjaan Itu Sendiri (dengan umpan balik). Belajar paling baik adalah belajar
dalam konteks. Hal-hal yang dipelajari secara terpisah akan sulit diingat dan
mudah menguap. Kita belajar berenang dengan berenang, cara bernyanyi dengan
bernyanyi dan lain sebagainya.[9]
h. Emosi Positif Sangat Membantu
Peserta didik. Perasaan menentukan kualitas dan juga kuantitas belajar
seseorang. Perasaan negatif menghalangi belajar, dan perasaan positif
mempercepatnya.[10]
Emosi positif sangat besar pengaruhnya terhadap hasil
belajar. Perasaan tertekan akan memperlambat proses pencapaian begitu pula
sebaliknya, belajar dalam suasana yang menyenangkan akan membantu proses
pencapaian dan penguasaan materi.[11]
3.
Strategi pembelajaran Accelerated Learning
Belajar dapat dijadikan menyenangkan dan berhasil dengan beberapa
cara antara lain :
1.
Menciptakan
lingkungan tanpa stress (relaks), yaitu lingkungan yang aman untuk melakukan
kesalahan namun harapan untuk sukses tinggi.
2.
Menjamin
bahwa subyek pelajaran adalah relevan. Anda ingin belajar ketika anda melihat
manfaat dan pentingnya subyek pelajaran itu.
3.
Menjamin
bahwa belajar secara emosional adalah positif ketika bersama orang lain, dimana
ketika ada humor dan dorongan semangat, waktu rehat dan jeda teratur, dan
dukungan antusias.
4.
Melibatkan
secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri dan otak kanan.
5.
Menantang
otak untuk dapat berpikir jauh ke depan dan mengeksplorasi apa yang sedang
dipelajari dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami
subyek pelajaran.[12]
Semua langkah tersebut di atas termasuk dalam metode
pembelajaran Accelerated Learning (AL). Akan tetapi, tidak jadi soal
betapa menyenangkan atau merangsangnya proses belajar itu, namun yang juga
sangat penting dilakukan adalah rencana yang padu, langkah demi langkah dalam
metode pembelajaran Accelerated Learning (AL).
Metode Accelerated Learning dibagi menjadi enam
langkah dasar. Keenam langkah tersebut dapat diingat dengan mudah dengan
menggunakan singkatan M-A-S-T-E-R sebuah kata yang diciptakan oleh pelatih
terkemuka Jayne Nicholl. Berikut penjelasan dari M-A-S-T-E-R sebagai berikut:
a)
Motivating
your mind (memotivasi fikiran).
Seseorang membutuhkan keadaan fikiran yang “kaya akal” dalam belajar, yaitu
harus rileks, percaya diri dan termotivasi. Jika dalam kondisi stres dan kurang
percaya diri atau tidak melihat manfaat dari yang dipelajari, pelajaran tidak
dapat berlangsung dengan baik. [13]
Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai
suatu tujuan (kebutuhan).[14] Untuk
itu, guru perlu memotivasi siswa agar dapat memperoleh keadaan fikiran yang
benar dalam belajar. Salah satu cara untuk memberikan motivasi adalah dengan
menanamkan pada diri siswa apa manfaatnya bagi mereka dalam mempelajari suatu
konsep. Sugestisugesti positif akan membuat siswa menjadi semangat dalam
belajar dan proses pembelajaran akan terasa menyenangkan.
b)
Acquiring
the information (memperoleh
informasi). Siswa perlu mengambil dan menyerap fakta-fakta data subjek
pelajaran yang dipelajari melelui cara yang paling sesuai dengan pembelajaran
indrawi yang disukai. Guru menjelaskan materi secara garis besar atau gagasan
inti dari materi yang akan diajarkan dan selanjutnya siswa yang menggali dan
mengembangkan informasi. Untuk menyampaikan gagasan inti dan agar siswa
terlibat dalam memperoleh gagasan ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan
guru. Dalam hal ini menyinggung cara belajar visual, auditori dan kinestetis
(V.A.K)
(1)
Visual
belajar melalui melihat sesuatu seperti melihat gambar, diagram, grafik, dan
peta pikiran. Pembelajaran visual ketika belajar lebih menyukai membaca,
melihat teks, menggambarkan dan mensketsakannya.
(2)
Auditori
belajar melalui mendengar sesuatu, seperti ceramah, diskusi, mendengar kaset,
dan debat. Pembelajaran auditori ketika belajar senang mendengar informasi
melalui penjelasan lisan, komentar, dan juga berdiskusi.
(3)
Kinestetis,
Siswa belajar melalui aktivitas fisik atau keterlibatan langsung seperti
melakukan dan mengalami sendiri kegiatan seperti praktikum.
c) Searching
out the meaning (menyelidiki makna). Menanamkan informasi pada memori
menetap mensyaratkan untuk menyelidiki implikasi dan signifikansi, makna
seutuhnya, dengan cara saksama mengeksplorasi bahan subjek yang bersangkutan.
Ada perbedaan mendasar antara mengetahui dan memahami bena-rbenar sesuatu.
Semata mengubah fakta ke dalam makna pribadinya adalah unsur pokok dalam proses
belajar. Pada tahap ini, setelah siswa memperoleh informasi maka langkah
selanjutnya adalah siswa dituntut untuk memahami materi yang dipelajari yaitu
dengan jalan guru memberikan sejumlah masalah atau pertanyaan yang mendorong
siswa untuk menemukan sendiri penyelesaian masalah dalam bentuk LKS.
d) Triggering the memory (memicu memori) Siklus
pengulangan materi sangat penting dalam belajar karena dengan pengulangan maka
informasi yang diperoleh dapat disimpan dalam memori jangka panjang. Guru dapat
memilih dari beberapa cara yang dapat ditawarkan sebagai berikut :
(1)
Ajak
para siswa mengulang butir-butir materi utama dengan cepat pada akhir setiap
pelajaran.
(2)
Minta
siswa mengulang butir-butir utama setiap malam dirumah.
(3)
Ulangi
butir-butir kunci dengan cepat pada awal sesi pelajaran berikutnya.
(4)
Ulangi
butir-butir kunci dari pelajaran selama satu minggu.
(5)
Alokasi
waktu sebulan sekali mengulangi butir kunci seluruh materi.
(6)
Alokasi
waktu 1 hari penuh setiap 6 bulan untuk mengulang semua bahan pelajaran selama
6 bulan (dapat menggunkan peta materi).
e)
Exhibiting
what you know (memamerkan
apa yang anda ketahui). Ketika “tes-tes” dilakukan, bukan sebagai menang/kalah
tetapi sebagai umpan balik, maka para siswa mulai memandangnya sebagai petunjuk
yang membantu demi kebaikan dan keberhasilan mereka sendiri-sendiri bukan
sebagai alat paksa untuk menjatuhkan mereka. Manfaat evaluasi diperkuat ketika
guru mengakui bahwa mereka mengukur seberapa baik siswa melakukan tugasnya.
Pada tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa agar mereka dapat
membuktikan bahwa mereka betul-betul paham dengan apa yang meraka pelajari.
Pada tahap ini siswa diminta untuk mengambil secara acak soal yang telah
disediakan guru. Soal tersebut harus dipertanggungjawabkan. Siswa yang paling
cepat siap diminta untuk mempresentasikan atau menuliskan di papan tulis dan
menjelaskan kepada temannya. Setelah selesai guru mengumpulkan dan memberi
penilaian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa
dalam mengerjakan LKS kelompok.
f)
Reflecting
How you’ve learned (merefleksikan
bagaimana anda belajar). Hakikat seorang pembelajar yang betul-betul
independent adalah senantiasa peduli pada upaya untuk terus menerus
meningkatkan kualitas belajarnya sendiri dan tidak dapat melakukannya tanpa
berfikir tentangnya. Ini berarti seorang pembelajar selalu berfikir apa usaha
terbaik untuk memperoleh hasil yang terbaik pula.
Hal ini dapat dilakukan dengan selalu mengevaluasi cara
belajar setiap hari. Dengan kata lain kecerdasan intrapersonal dituntut dalam
hal ini, agar kajian terhadap kelebihan dan kekurangan diri dalam belajar lebih
mendalam. Secara ringkas metode Accelerated Learning dengan menggunakan
langkah-langkah dari M-A-S-T-E-R adalah :
(1)
Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang masing-masing terdiri dari 5-6
orang perkelompok. Dan dibagi sebelum pelajaran dimulai.
(2)
Guru
memotivasi siswa (motivating your mind/memotivasi fikiran).
(3)
Guru memberikan informasi tentang pelajaran
hari ini dan kegiatan pada pertemuan ini (acquiring the information/memperoleh
informasi).
(4)
Guru
membagikan lembar kerja kelompok. Siswa bekerja sama selama lebih kurang 20
menit untuk membahas lembar kerja tersebut (searching out the meaning/menyelidiki
makna)
(5)
Guru
membimbing siswa untuk memahami lembar kerja tersebut. Dari lembar kerja
tersebut siswa diminta memberikan opininya terhadap permasalahan tersebut,
bagaimana cara membuktikannya,
seperti apa contohnya, apa kesimpulan yang dapat ditarik, hal-hal apa saja yang menarik dari konsep tersebut.
seperti apa contohnya, apa kesimpulan yang dapat ditarik, hal-hal apa saja yang menarik dari konsep tersebut.
(6)
Setelah
siswa selesai mendiskusikan lembar kerja kelompok, guru mempersilahkan perwakilan
setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Dalam kegiatan ini
juga diadakan diskusi kelas.
(7)
Guru melakukan penilaian dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
singkat dengan tujuan untuk mengulang materi yang telah dipelajari, siswa yang
mengetahui jawabannya dipersilahkan untuk menjawab. (triggering the memory/memicu
memori).
(8)
Selain
itu penilaian juga bisa dilakukan dengan menugaskan siswa mengambil soal yang
telah disediakan guru secara acak, kemudian kertas berisi soal tadi ditukar
kepada teman sebelah dalam satu kelompok untuk dijawab. Dalam selang waktu yang
diberikan, kertas kembalikan ke teman yang tadi untuk diperiksa. Setelah
selesai, guru mengumpulkan lembar kerja tersebut dan memberi penilaian (exhibition
what you know/memamerkan apa yang anda ketahui).
(9)
Setelah
semua topik diskusi dibahas, guru menanyakan apakah ada konsep yang meragukan atau
belum dipahami.
(10) Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran hari ini (reflection
how
you’ve learne /merefleksikan bagaimana anda belajar.
you’ve learne /merefleksikan bagaimana anda belajar.
(11) Guru melakukan evaluasi.
(12) Guru menutup pelajaran dan kembali memotivasi siswa
untuk belajar.
Metode Accelerated
Learning bisa digunakan untuk semua materi seperti dalam mempelajari bahasa
asing.[15]
Adapun kelebihan dari metode Accelerated Learning dengan
pada 6 langkah M-A-S-T-E-R adalah sebagai berikut:
(a)
Membantu
siswa dalam memahami materi.
(b)
Membiasakan
siswa menganalisa permasalahan.
(c)
Melatih
kecepatan berfikir siswa.
(d)
Siswa
menjadi kreatif.
4.
Pengaruh
Penerapan Accelerated Learning Menggunakan Langkah M-A-S-T-E-R Terhadap
Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tujuan akhir untuk mengetahui tuntas atau tidaknya
seseorang dalambelajar setelah menerima materi yang telah diberikan. Hasil
belajar dipenuhi oleh baik tidaknya kualitas pembelajaran, karena kualitas
pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan hasil,
belajar oleh karena itu proses pembelajaran dikelas harus memberikan suasana
yang menyenangkan agar tumbuh minat dan motivasi belajar siswa.
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan tugas guru. Dalam proses
pembelajaran seorang siswa berusaha mengeetahui, memahami serta mengerti sesuatu
yang menyebabkan pada dirinya terjadi perubahan tingkah laku dari yang tidak
tahu menjadi tahu. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar kimia banyak cara
yang dapat dilakukan sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar kimia
diantaranya adalah perencanaan pembelajaran dan penggunaan strategi
pembelajaran yang tepat. Salah satu usaha agar pembelajaran berkualitas adalah
dengan penerapan metode Accelerated Learning.
Accelerated Learning merupakan metode pembelajaran yang positif dan kondusif. Dengan
menggunakan metode Accelerated
Learning diharapkan akan tercipta suasana belajar yang lebih menyenangkan. Semakin siswa paham terhadap materi pelajaran akan semakin baik dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan metode Accelerated Learning dengan menggunakan langkah–langkah M-A-S-T-E-R, siswa tidak hanya dapat menguasai konsep yang diajarkan, menjadi kreatif, dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi tetapi juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara keseluruhan karena motivasi yang diberikan, suasana belajar menjadi menyenangkan dan jauh dari kesan membosankan. Selain itu siswa juga dibimbing untuk lebih aktif dan berani dalam membuktikan bahwa mereka telah menguasai konsep yang diajarkan. [16]
Learning diharapkan akan tercipta suasana belajar yang lebih menyenangkan. Semakin siswa paham terhadap materi pelajaran akan semakin baik dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan metode Accelerated Learning dengan menggunakan langkah–langkah M-A-S-T-E-R, siswa tidak hanya dapat menguasai konsep yang diajarkan, menjadi kreatif, dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi tetapi juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara keseluruhan karena motivasi yang diberikan, suasana belajar menjadi menyenangkan dan jauh dari kesan membosankan. Selain itu siswa juga dibimbing untuk lebih aktif dan berani dalam membuktikan bahwa mereka telah menguasai konsep yang diajarkan. [16]
C.
ANALISIS
Accelerated Learning adalah suatu cara yang digunakan untuk
meningkatkan kemampuan belajar siswa sehingga siswa dapat menyerap dan memahami
materi baru dengan cepat dan menguasai materi tersebut. Konsep dasar dari
pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran itu lebih baik berlangsung secara
cepat, menyenangkan dan memuaskan serta memberikan sumbangan sepenuhnya pada
kebahagiaan, kecerdasan, kompetensi dan keberhasilan.
Menurut kami Accelerated learning ini biasanya di
aplikasikan dalam kelas akselerasi. Di mana kelas tersebut dalam metode
pembelajarannya secara cepat. Penerapan Accelerated learning ini sangat
cocok di kalangan SD, SMP dan SMA/MA. model pembelajaran ini menginginkan agar
siswa mengalami pengalaman belajar yang menyenangkan dengan menciptakan
lingkungan tanpa stres, melibatkan siswa membangun pengetahuannya secara
alamiah dan merefleksikan cara belajar. Dengan menggunakan metode Accelerated
Learning dengan menggunakan langkah–langkah M-A-S-T-E-R, siswa tidak hanya
dapat menguasai konsep yang diajarkan, menjadi kreatif, dan memiliki rasa
percaya diri yang tinggi tetapi juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa
secara keseluruhan karena motivasi yang diberikan, suasana belajar menjadi
menyenangkan dan jauh dari kesan membosankan. Upaya
itu dengan terus menerus meningkatkan kemampuan belajar personal melalui accelerated
learning yang lebih menekankan pada kecenderungan masing-masing individu
terhadap gaya belajar pribadinya. Seorang guru yang bisa memahami karakteristik
siswanya dapat mempermudah dalam menyampaikan materi yang disampaikan. Seorang
siswa itu memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam memahami materi yang
disampaikan seorang guru. Seperti, ada siswa yang bisa memahami materi
pelajaran dengan belajar visual dan ada juga yang bergaya belajar yang
auditorial dan kinestik.
Setiap
orang memiliki gaya belajar masing-masing. Dengan cara inilah seseorang akan
dapat belajar dengan menggunakan cara yang paling alamiah, dan yang alamiah itu
akan menjadikan proses belajar menjadi mudah dan menyenangkan, sedangkan
belajar yang mudah akan menjadikan proses belajar menjadi lebih cepat.
Dalam jurusan
PGMI ini, pendidikan dasarlah yang diutamakan. Kami ingin menerapkan proses
pembelajaran accelerated learning. Pembelajaran cepat yang ingin kami
terapkan adalah pembelajaran yang berpusat pada murid. Murid yang benar-benar
aktiflah yang mampu menerapkan pembelajaran ini. Berbicara tentang keaktifan
seorang murid, pada kenyataannya murid SD kami rasa belum bisa menerapkan
sepenuhnya. Kecuali seorang guru mengajarinya dan membuat situasi belajar accelerated
learning dengan cara yang menyenangkan, misalnya dengan cara bermain,
dengan hafalan namun di selingi dengan lagu dan nyanyian yang menyenangkan.
Mungkin dengan keadaan ini murid lebih menyukainya dan semakin dapat memahami
pembelajaran yang di sampaikan.
Memang tidak
mudah mengajari murid SD, apalagi belajar dengan menerapkan accelerated
learning ini. Tinggal guru lah yang pandai-pandainya membuat situasi
senyaman mungkin agar murid lebih bersemangat belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Colin dan Nicholl. 2002. Accelerated Learning For 21 st Century. Bandung: Nuansa.
DePorter, Boby & Mike Herncki. 2002. Quantum Learning :
Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri,
Aswin Zain. 2002. Strtegi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Gunawan, Adi. 2006. Genius
Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hartono et al. 2000. Paikem. Jakarta: Zanafa
Publishing.
http: // www.alcenter.com/alindex.html.
(diakses pada tanggal 12 November 2015, pukul 18.45)
http://www.nlp-romania.ro/en/topics/learning.html.
(diakses pada tanggal 12 November 2015, pukul 18.45)
Mier, Dave. 2002. The Accelerated learning: Handbook: Panduan
Kreatif dan efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Bandung:
Kaifa.
Ralibi, Imam
Maliki. 2008. Fun Teaching. Cikarang: Duha Hasanah.
Russel, Lou. 2011. the Accelerated Learning Fieldbook.
Bandung: Nusa Media.
Sutrisno.
2005. Revolusi Pendidikan di
Indonesia. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
[3]http://www.nlp-romania.ro/en/topics/learning.html. (diakses pada tanggal 12 November 2015 pukul 18:45)
[4]
Boby DePorter
& Mike Herncki, Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa,
2002), hlm. 14
[6]
Lou Russel, the
Accelerated Learning Fieldbook, ( Bandung: Nusa Media, 2011), hlm. 5
[8]
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning:
Menjadikan Kegiatan Belajar- Mengajar Mengasyikkan Dan Bermakna,
diterjemahkan oleh: Ibnu Setiawan, (Bandung: MLC, Cet. III, 2007), hlm. 164
[9]
Dave Meier, The
Accelerated learning: Handbook, Panduan Kreatif dan efektif
Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, (Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 58
Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, (Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 58
[11] Hartono et al, Paikem. Jakarta: Zanafa Publishing,
2000), hlm. 84-86
[12] Colin dan Nicholl, Accelerated Learning For 21 st
Century, (Bandung: Nuansa, 2002), hlm.93
[13] Ibid,
hlm. 94
[14]
Djaali,
Psikologi Pendidikan, ( Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), hlm. 101
[15]
Adi
Gunawan, Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006),
hlm.12-13.
[16]
Syaiful
Bahri Djamarah, Aswin Zain, Strtegi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta,
2002), hlm. 105
2002), hlm. 105
Tidak ada komentar:
Posting Komentar