Rabu, 25 Oktober 2017

LANDASAN PENDIDIKAN: Resume Landasan Pendidikan (Semester 1)



RESUME
LANDASAN PENDIDIKAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Landasan Pendidikan”
Dosen Pengampu:
Wafiyatu Maslahah, S.Pd, M.Pd.













Disusun Oleh:
Nama             : Risma Nur Izzati
Kelas             : PGMI-1A
NIM              : 17205153002


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
2015
IDENTITAS BUKU

Judul   Buku   : Landasan Kependidikan

Pengarang       : H. Zaini, S.Ag., M.Pd.

Tahun Terbit    : 2010

Penerbit           : Mitsaq Pustaka

Editor              : Ngainun Naim

Tebal Buku      : 191 Halaman



















Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia dewasa untuk membina kepribadian anak didik yang belum dewasa sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga, masyarakat, serta lingkungan sosial. Sesederhana apa pun peradaban suatu masyarakat, pasti di dalamnya terdapat proses pendidikan. Pada awalnya kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa Yunani ‘paedagogiek’ yang merupakan gabungan dari ‘pais’ yang berarti anak, ‘gogos’ yang berarti membimbing atau tuntunan, dan ‘logos’ yang berarti ilmu. Dengan ini, ‘padagogiek’ dapat diartikan sebagai ilmu yang membicarakan bagaimana memberikan bimbingan kepada anak.
Pendidikan itu memiliki 3 proses yakni:
a.    Proses Mendidik, yakni suatu proses penanaman budi pekerti luhur kepada anak didik.
b.    Proses Mengajar, yakni suatu proses pemberian dan penyampaian informasi kepada anak didik.
c.    Proses Melatih, yakni suatu proses pemberian kecakapan dan keterampilan kepada anak didik agar mereka mampu mengimplementasikan ilmunya ke dalam suatu wujud karya yang nyata.
LANDASAN KONSEPTUAL PENDIDIKAN
Konsep tentang pendidikan banyak tertuang di dalam Al-Qur’an dan Hadits yang notabenenya merupakan sumber hukum dan pedoman hidup bagi umat islam. Banyak ayat-ayat di dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan konsep pendidikan diantaranya QS Al-Qashas ayat 77 yang menjelaskan tentang keseimbangan dunia dan akhirat, QS Ali-Imran ayat 148 yang menjelaskan mengenai pahala di dunia dan akhirat, dan QS Al-Anfal yang menjelaskan mengenai kemurkaan Allah SWT terhadap orang-orang yang tidak mau menggunakan akal pikiran mereka, Allah menyamakan mereka dengan binatang yang tuli.
Hal ini  membuktikan kalau islam merupakan salah satu pencetus pendidikan di dunia ini, karena islam menuntut kepada generasi mudanya untuk menjadi seorang pemimpin utama yang berjiwa pemberani dan berilmu sehingga mampu menyelesaikan kepentingan bangsa dan negaranya.
Islam telah melahirkan banyak kawula-kawula yang sudah memberikan kontribusinya di dunia pendidikan, contohnya saja Imam Al-Ghazali yang telah mengemukakan beberapa strategi dalam mendidik anak yakni : Pendidikan anak dimulai sejak lahir, Disiplin Pribadi, Pendidikan Akal, Pendidikan Jasmani, Pendidikan Akhlaq, dan Ajaran tentang hukum-hukum syara’ dan hukum keagamaan untuk anak yang telah mencapai baligh. Dan jauh sebelum itu Rasul kita yakni Nabi Muhammad saw. Adalah juga seorang pendidik sejati, seluruh hidup beliau dihabiskannya untuk mendidik para umat. Sampai sekarang ajarannya pun masih terus dikaji, dipelajari, dan diamalkan oleh manusia. Oleh sebab, itu patutlah kalau beberapa aspek dari agama islam tadi dijadikan sebagai suatu landasan dalam mengonsep sebuah pendidikan.
LANDASAN RELIGIUS PENDIDIKAN
Landasan religius pendidikan adalah asumsi-asumsi dari agama yang dapat dijadikan titik tolak dalam sebuah studi pendidikan. Di dalam pendidikan Islam Al-Qur’an dan Hadits lah yang dijadikan sebagai landasan, kedua sumber itu dapat dikembangkan dengan ijtihad untuk menghadapi perkembangan zaman. Penetapan Al-Qur’an dijadikan sebagai landasan pendidikan islam dapat dipahami dari ayat-ayat yang terkandung didalamnya, contohnya seperti yang sudah saya sebutkan di Landasan Konseptual Pendidikan sebelumnya. Di dalam Islam, pendidikan itu sangat penting karena ia ikut menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia.
Melihat betapa agungnya pendidikan Islam itu, dirasa kita perlu untuk mengimplementasikannya di dalam kehidupan. Salah satu cara untuk mengimplementasikannya adalah kita bisa mencontoh sebuah nasehat dari seseorang yang bernama Luqman yang ditujukan untuk anaknya. Karena begitu mulianya seorang Luqman Allah swt. Mengabadikannya di dalam surah Luqman. Siapakah Luqman itu? Ada banyak pendapat mengenai siapa Luqman, salah satunya adalah pendapat dari Ibnu ‘Abbas r.a, beliau mengatakan bahwa Luqman adalah seorang hamba sahaya dari Habasyiyah (Ethiopia) yang hidup pada masa 550 SM. Adapun pokok-pokok ajaran Luqman kepada anaknya ialah: Syukur Nikmat, Tidak Menyekutukan Allah, Berterima kasih kepada kedua orang tua, Sikap ketika orang tua kita musyrik, Balasan akhirat, Tentang Sholat, dan tidak sombong.
Penetapan Hadits dijadikan sebagai Landasan Religius Pendidikan didasarkan pada beberapa hadits yang membahas mengenai ilmu maupun pendidikan. Jangankan Haditsnya, beliau yang berkedudukan sebagai sumber hadits itu sendiri yakni nabi Muhammad saw. pun dapat kita jadikan sebagai sumber pendidikan, Hal ini didasarkan pada firman Allah swt. Di dalam surah Al-Ahzab ayat 21 yang artinya : “Sesungguhnya pada diri rasulullah saw. itu ada suri tauladan yang baik bagi kami”. Ada juga sebuah hadits yang begitu indah yang diriwayatka oleh HR. Abu Dawud, Al-Turmudzi dan Al-Hakim. Yang berbunyi “Barang siapa yang mengetahui suatu ilmu, lalu dia menyembunyikannya, niscaya allah akan mencambuknya pada hari kiamat dengan cambuk dari api”. Dari Hadits ini dapat kita pelajari bahwasanya tidak hanya seorang guru yang berkewajiban untuk menyampaikan suatu ilmu tetapi semua orang yang mempunyai ilmulah yang juga memiliki kewajiban untuk menyampaikan ilmu yang dimilikinya tersebut.
Untuk menghadapi perkembangan zaman yang begitu pesat diperlukan ijtihad para ulama. Ijtihad berfungsi untuk menetapkan hukum dan hal-hal yang belum ditegaskan di dalam Al-Qur’an maupun Hadits. Permasalahan dalam pendidikan pun terus berkembang sesuai dengan kemajuan IPTEK. Oleh karena itu, diperlukan pemikiran dan usaha untuk menyelesaikan setiap persoalan yang ada. Di indonesia landasan Religius pendidikan didasarkan pada salah satu butir pancasila yakni di sila ke satu yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, pancasila juga merupakan hasil dari ijtihad dari para pendiri bangsa terdahulu. Dulu pendidikan berlangsung di masjid-masjid, kemudian barulah didirikan madrasah sebagai pusat pendidikan islam yang masih ada sampai sekarang. Landasan religius sangat penting bagi pendidikan khususnya untuk membentuk pendidik dan peserta didik yang berakhlakhul karimah. Hubungan agama atau landasan religius dengan pendidikan yakni agama islam menyeru manusia agar beriman dan bertaqwa kemudian pendidikan berupaya untuk menanamkan ketaqwaan atau ajaran agama itu kedalam diri peserta didik.
LANDASAN HISTORIS PENDIDIKAN
Landasan Historis Pendidikan diartikan sebagai suatu penyelenggaraan pendidikan yang didasarkan pada kejadian masa lalu, khususnya peristiwa pendidikan masa lalu. Di Indonesia sendiri pendidikan sudah ada jauh sebelum Negara Indonesia berdiri. Dimulai dari masa Hindu-Budha yang masuk ke Indonesia pada Abad ke-5, pada masa ini pendidikan berlangsung dengan sistem berguru, pada zaman itu tidak semua orang bisa menuntut ilmu kepada seorang guru. Hanya orang-orang yang berkasta brahma, ksatria serta para pangeran atau bangsawanlah yang bisa berguru. Sedang mereka yang mempunyai kemampuan atau potensi namun berkasta rendah tidak diperbolehkan untuk menuntut ilmu pada seorang guru, dan mereka juga tidak diizinkan untuk menunjukkan kemampuannya itu. Di Indonesia pendidikan Hindu-Budha dilaksanakan dalam rangka penyebaran dan pembinaan agama tersebut saja. Tujuannya sendiri sama dengan tujuan hidup.
Kemudian Agama Islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Gujarat. Wali Songo adalah para tokoh yang paling terkenal dan paling berpengaruh dalam menyebarkan agama islam di Indonesia. Kontribusinya yang masih ada sampai sekarang adalah sistem pendidikan yang dipusatkan di Pesantren yang sampai saat ini masih terus ada dan kian berkembang.
Indonesia berada pada masa penjajahan kurang lebih 3,5 abad. Di balik kelamnya masa penjajahan itu ternyata terdapat suatu hal yang bermanfaat bagi kita sampai sekarang ini yakni di bidang pendidikan. Di zaman Belanda yang boleh mengenyam pendidikan hanya kaum kolonial dan kaum bangsawan pribumi saja. Pada zaman penjajahan Belanda pendidikan dibagi dalam berbagai jenjang pada abad ke-20 contohnya, belanda membaginya dalam jenjang Pendidikan Rendah, Pendidikan Lanjutan, dan Pendidikan Tinggi. Proses pendidikan pun berlangsung di sekolah dimana siswa dapat bertemu langsung dengan gurunya.
Pada Masa penjajahan Jepang semua orang diperbolehkan untuk mengenyam pendidikan hanya saja pendidikan lebih difokuskan ke bidang kemiliteran hal ini dilakukan dalam rangka menghadapi Perang Dunia ke II. Di masa ini Sistem Persekolahan terdiri dari tiga tingkatan yakni Pendidikan dasar 6 tahun, Pendidikan Menengah 6 tahun, dan Pendidikan Tinggi.
Tanpa kita sadari pendidikan jualah yang membantu Indonesia untuk keluar dari penjajahan karena pendidikan telah melahirkan tokoh-tokoh hebat seperti Ki Hajar Dewantoro yang berhasil mendirikan Taman Siswa untuk masyarakat pribumi yang haus akan pendidikan. Taman Siswa sendiri bertugas untuk mewujudkan sistem pendidikan dan pengajaran Nasional. Tokoh yang tidak kalah berjasa lagi di dunia pendidikan adalah K.H. Ahmad Dahlan yang sekarang ini ebih kita kenal sebagai pendiri Organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah memiliki kontribusi yang cukup banyak di Dunia Pendidikan di Indonesia dengan mendirikan Sekolah-sekolah, salah satu sekolah yang cukup tua adalah Kweekschool Muhammadiyah Yogyakarta. Selain itu Muhammadiyah juga mendirikan sekolah umum yang sistemnya diadopsi dari masa penjajahan Jepang dan Belanda.
Sekarang ini kita sudah tidak perlu bingung lagi jika ingin menuntut ilmu. Sekolah sudah bisa dengan mudah untuk kita jumpai. Hanya saja Elemen-elemen pendidikan seperti pendidik dan peserta didik saja yang sekarang ini dirasa belum maksimal dalam memanfaatkan pendidikan tersebut.
Sejarah Pendidikan yang cukup panjang tersebut ilmunya, baik dari sistemnya maupun model pengajarannya masih digunakan atau dijadikan referensi bagi pendidikan di Indonesia sekarang ini. Dengan mengalami beberapa inovasi atau pembaharuan di berbagai aspek tentunya. Diharapkan dengan menengok sejarah tersebut sebagai generasi bangsa hendaknya kita lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh lagi dalam menuntut ilmu, mengingat betapa panjang dan susahnya untuk mencapai kebebasan dalam hal menuntut ilmu itu sendiri seperti yang sudah kita rasakan saat ini.
Pada intinya, Landasan Historis Pendidikan mustinya dapat memberikan kita sebuah semangat dalam melalui proses pendidikan yang kita jalani sekarang ini. Kontribusi apakah yang dapat kita berikan kepada Bangsa ini sebagai wujud balas budi kita kepada para pendiri bangsa ini yang telah memberikan rakyat indonesia sebuah rasa KEBEBASAN khususnya di dunia pendidikan.
LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
Salah satu tokoh yang paling terkenal di Dunia filsafat adalah Socrates yang hidup pada Zaman Yunani Kuno sekitar abad 469-399 SM. Dia mengemukakan bahwa manusia harus mencari kebijakan dan kebenaran dengan cara berpikir secara dialektis. Filsafat sangat penting bagi berjalannya suatu proses pendidikan, karena suatu ilmu akan terlahir apabila dimulai dari kerja filsafat. Dapat kita ketahui kalu filsafat itu adalah suatu ilmu yang berusaha untuk mencari sebab sedalam-dalamnya mengenai segala sesuatu berdasarkan pikiran atau perkiraan (rasio). Dengan berfilsafat kita akan menjadi terbiasa untuk berpikir sehingga kita dapat menemukan suatu hal yang baru yang bermanfaat.
Filsafat Negara Indonesia adalah Pancasila. Sebagai sumber filsafat Pancasila sudah mengandung semua nilai-nilai yang dibutuhkan oleh Negara Indonesia. Dalam melakukan berbagai aktivitas bangsa Indonesia berkiblat kepada Pancasila. Termasuk dalam membangun sebuah pendidikan, Pancasila juga dijadikan sebagai titik tolaknya. Pendidikan di Indonesia harus mengandung nilai-nilai pancasila, misalnya saja, sebagai wujud pengimplementasian sila kesatu di sekolah anak didik selalu dibiasakan untuk berdoa dan berperilaku sesuai dengan kaidah agama yang dianutnya. Menyikapi perkembangan zaman, agar nilai-nilai Pancasila tersebut tidak luntur pemerintah pun memasukkan pelajaran mengenai pancasila hampir di setiap jenjang pendidikan. Dengan ini diharapkan generasi muda tidak kehilangan cirinya sebagai warga negara indonesia karena di sisi lain Pancasila merupakan cerminan daripada masyarakat Indonesia sendiri.
LANDASAN YURIDIS PENDIDIKAN
Landasan Yuridis Pendidikan dapat dipahami sebagai suatu payung hukum yang digunakan sebagai pijakan dalam penyelenggaraan pendidikan. Dasar tersebut harus merupakan sumber kebenaran dan kekuatan yang dapat menghantarkan pada apa yang dicita-citakan. Dasar tersebut juga harus merupakan standar nilai yang dapat mengevaluasi kegiatan yang sedang dijalankan.
Pendidikan di Indonesia sendiri memiliki Landasan Yuridis yang amat jelas yakni terdapat pada UUD 1945, salah satunya yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “.....mencerdaskan kehidupan bangsa....” dan terdapat juga pada Pasal 31 UUD 1945 yang telah diamandemen sehingga menghasilkan Pasal 31 ayat (1) sampai ayat (5) yang isinya:
1.    Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
2.    Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
3.    Pemerintah menyelenggarakan dan mengusahakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
4.    Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
5.    Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat.
Pasal tersebut kemudian dijabarkan lagi di dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yang di dalamnya jelas dan tegas mengamanatkan program wajib belajar minimal sampai ke jenjang pendidikan dasar. Dan pada Bab VII-nya tentang Bahasa Pengantar Pasal 33 Ayat 3 yang menyatakan bahwa “Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik”. Dan masih banyak lagi hukum yang dijadikan sebagai landasan dalam sistem pendidikan yakni: UU No. 4 Tahun 1950 Tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran, UU RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Pendidikan Nasional, UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Menteri No. 11 Tahun 2005 Tentang Buku Teks Pelajaran.
Landasan Yuridis Pendidikan mengatur segala seluk beluk mengenai pendidikan para praktisi dan birokrasi pendidikan harus mengetahui dan menerapkannya di dalam proses pendidikan tersebut agar pendidikan bisa berjalan dengan semestinya, tidak menyeleweng. Sehingga tujuan yang dicita-citakan pun dapat tercapai. Aspek yuridis merupakan persoalan yang mutlak diperlukan untuk membangun manajemen pengelolaan pendidikan yang transparan dan akuntabel.
LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN
Proses pendidikan yang berlangsung cukup panjang, yakni semenjak kelahiran sampai akhir hayat. Dengan kata lain berlangsung sampai seumur hidup. Bahkan ada sebuah penelitian psikologi yang menyatakan bahwa proses pendidikan bahkan sudah berlangsung ketika masih di dalam kandungan. Kita hendaknya harus mempelajari dan memahami psikologi atau kejiwaan seorang anak sebelum menentukan langkah-langkah atau prosedur dalam melaksanakan pendidikan. Dalam memahami kejiwaan seorang anak kita tidak akan terlepas dari dua unsur yakni jasmani dan rohani, karena jiwa adalah rohnya jasmani. Apabila jiwa tidak ada jasmani pun tidak akan berguna. Oleh karena itu jiwa dikatakan sebagai inti dari kehidupan manusia. Jiwa manusia berkembang sejajar dengan pertumbuhan jasmani. Nah, di dalam perkembangan jasmani inilah waktu emas seorang anak untuk belajar. Karena pada masa ini mereka sedang dalam tahap peka-pekanya dalam menangkap sesuatu, mereka juga masih mempunyai banyak waktu karena tanggung jawab mereka hanyalah belajar.
Didalam Psikologi, terdapat 3 pendekatan tentang perkembangan, yakni yang pertama adalah pendekatan pertahapan, dimana perkembangan individu berjalan melalui tahapan-tahapan tertentu. Yang kedua adalah pendekatan diferensial, dimana individu dalam perkembangannya memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan. Dan yang terakhir adalah pendekatan ipsatif, dimana perkembangan dilihat melalui karakteristik setiap individu. Dari 3 pendekatan diatas yang paling banyak dilaksanakan adalah pendekatan pertahapan.
Menurut J.J. Rosseau membagi perkembangan anak dalam 4 tahap yakni: Masa bayi yang berlangsung pada usia 0-2 tahun yang sebagian besar merupakan perkembangan fisik, Masa anak yang berlangsung pada usia 2-12 tahun. Pada masa ini manusia dinyatakan berkembang dan hidup seperti orang primitif, Masa pubertas yang berlangsung pada usia 12-15 tahun yang ditandai dengan perkembangan pikiran dan kemauan untuk mencari sebuah jati diri, dan yang terakhir adalah Masa adolesen yang berlangsung pada usia 15-25 tahun yang ditandai dengan pertumbuhan seksual yang menonjol.
Landasan Psikologis sangat penting di dalam dunia pendidikan karena keadaan psikologis seseorang, utamanya keadaan psikologis seorang anak. Hal ini akan membantu mereka dalam menentukan arah pendidikan, menentukan metode atau model belajar, membantu mereka untuk menyiapkan materi pelajaran yang tepat, serta membantu mereka untuk menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan perkembangan itu. Tujuannya apa? Dengan kata lain tujuannya adalah agar mereka mampu menyelesaikan tugas perkembangannya.
Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil dari pengalaman. Didalam psikologi terdapat beberapa teori tentang belajar salah satunya adalah teori belajar klasik yang terdiri dari teori belajar disiplin mental theistik, teori belajar disiplin mental humanistik, teori belajar disiplin naturalis, dan teori belajar apersepsi. Menurut teori belajar disiplin theistik individu memiliki sejumlah daya mental seperti pikiran, ingatan, dan perhatian. Masing-masing daya ini bisa ditingkatkan melalui latihan-latihan. Sedangkan teori belajar disiplin mental humanistik menekankan keseluruhan sebagai potensi individu secara utuh. Teori belajar naturalis memandang bahwa setiap anak mempunyai sejumlah kemampuan. Dan yang terakhir teori belajar apersepsi yang memandang bahwa manusia merupakan suatu struktur dan struktur ini bisa berubah dan bertambah manakala orang yang bersangkutan belajar.
Jadi, landasan psikologis memuat hal-hal yang semua orang butuhkan baik dalam mengawali sebuah pendidikan maupun dalam proses menjalankan pendidikan itu sendiri.
LANDASAN PAEDAGOGIES PENDIDIKAN
Dalam pendidikan manusia dapat dipandang sebagai objek (sasaran) maupun subjek (pelaku). Landasan paedagogies muncul karena semangat bangsa indonesia dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang tertuang di dalam UUD 1945. Pendidikan sendiri di kenal karena adanya pandangan dasar dari ahli pikir tentang kependidikan yang menunjukkan bahwa pada prinsipnya manusia mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan berkembang atas dorongan dari dalam dirinya sendiri. Agar bersifat paedagogiek seorang guru diharuskan untuk memiliki kemampuan dalam bidang mendidik.
     Ada banyak aliran di dalam pendidikan antara lain aliran klasik yang terdiri dari empirisme, nativisme, konvergensi, dan naturalisme. Serta aliran modern yang terdiri dari idealisme, pragmatisme, essensialisme, dan perenialisme.
Untuk mengembangkan ilmu pendidikan secara efektif dan profesional juga sangat membutuhkan sebuah strategi dalam menjalankan proses pendidikan itu. Sebenarnya ada banyak strategi pembelajaran, seperti Contextual Teaching and Learning, Quantum Teaching and Learning, dan Brainstorming. Disini saya akan menjelaskan mengenai brainstorming yakni suatu strategi pembelajaran yang menggunakan metode curah pendapat dimana pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi. Tujuannya adalah untuk membuat kumpulan pendapat dan informasi dari semua peserta. Hasilnya kemudian dijadikan sebagai bahan pembelajaran bersama.
Landasan paedagogies merupakan suatu kebutuhan yang wajib ada dan pasti mengalami perubahan dan perkembangan seiring muatan kurikulum dan sistem pendidikan nasional.
LANDASAN ADMINISTRATIF PENDIDIKAN
Administrasi merupakan suatu kegiatan untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur kegiatan untuk mencapai tujuan. Sedangkan administrasi pendidikan adalah rangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan terlebih dahulu, melalui pembagian tugas yang jelas.
Administrasi pendidikan itu bukan hanya kegiatan tata usaha seperti yang dilakukan di kantor-kantor, tetapi mencakup kegiatan yang luas yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan sebagainya yang mencakup bidang materiil, personil, dan spiritual di bidang pendidikan. Administrasi pendidikan harus dilakukan oleh semua pihak yang terlibat di dalam tugas-tugas pendidikan sesuai dengan jabatannya masing-masing.
Administrasi pendidikan berlandaskan pada banyak aspek , antara lain  Administrasi organisasi dan kurikulum, administrasi ketenagaan, administrasi siswa, administrasi sarana dan prasarana, administrasi pembiayaan pendidikan, administrasi layanan khusus pendidikan, administrasi kesekretariatan pendidikan, serta administrasi hubungan dengan masyarakat.
Administrasi juga memiliki banyak fungsi yakni fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi komunikasi, fungsi supervisi, fungsi koordinasi, dan fungsi evaluasi. Administrasi pendidikan juga dapat menunjang keberhasilan dalam belajar karena administrasi dapat membantu, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan pendidikan.
Jadi, Administrasi itu sangat penting sebab jika salah satu proses personalia tersebut tidak ada maka proses pendidikan pun akan kurang terjamin kualitasnya. Tanpa admnistrasi pula kegiatan pendidikan itu tidak akan dapat berjalan.
LANDASAN EKONOMI PENDIDIKAN
Di Indonesia ekonomi menjadi alasan utama yang menyebabkan seseorang tidak bisa memperoleh pendidikan formal. Pendidikan dirasa cukup mahal di negeri ini. Meski sebuah sekolah pada awalnya bertitel ratis, tapi pada kenyataannya  ketika sudah terjun di dalamnya tetap juga membutuhkan uang. Inilah yang menyebabkan para kaum kecil menjadi takut untuk memberikan anaknya sebuah pendidikan formal. Padahal dengan pendidikanlah nasib atau keadaan seseorang bisa berubah. Dengan pendidikan seseorang akan belajar berfikir dan mempunyai pengetahuan yang luas sehingga suatu saat bukan tidak mungkin mereka akan bisa untuk menciptakan sebuah pemikiran yang akan mengubah nasib mereka menjadi lebih baik di dalam berbagai aspek.
Peran ekonomi dalam dunia pendidikan cukup menentukan tetapi bukan merupakan pemegang peran utama. Ekonomi dapat menunjang kelancaran proses pendidikan, tetapi bukan merupakan modal mengembangkan ataupun untuk mendapatkan keuntungan. Tetapi untuk memperbaiki fasilitas penunjang di dalam pendidikan seperti pembangunan infrastruktur, pembelian buku-buku untuk perpustakaan, dan untuk pembelian alat-alat penunjang guna mendukung proses belajar mengajar.
Biasanya sumber dana untuk hal ini berasal dari pemerintah tapi juga sangat terbatas dan membutuhkan prosedur yang panjang dan rumit, biasanya juga berasal dari kerjasama instansi lain, dari pembentukan pajak pendidikan seperti SPP atau uang gedung, ataupun dari usaha-usaha lain misalnya dengan mengadakan pentas seni.
Jadi,  Ekonomi itu merupakan faktor penting untuk mendukung terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Karena untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dibutuhkan berbagai macam aspek penunjang seperti infrastruktur yang memadai serta alat pendidikan yang modern. Karena tidak selamanya kita bergantung kepada pemerintah dalam hal dana, oleh karena itu diperlukan dukungan materiil dari para wali murid. Tetapi, para pihak sekolahpun tidak boleh untuk menyalahgunakan alasan ini dengan mengadakan pungutan liar yang sekarang ini marak terjadi.
LANDASAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN
Tugas pendidikan menurut sosiologi adalah untuk memelihara kehidupan dan mendorong kemajuan masyarakat. Sosiologi pendidikan mempelajari tentang hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, hubungan kemanusiaan, pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, dan sekolah dalam komunitas yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya. Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan telah memiliki sudut pandang, metode, dan susunan pengetahuan yang jelas. Objek penelitiannya adalah tingkah laku manusia dan kelompok sosial. Sudut pandangnya adalah memandang hakikat kebudayaan masyarakat dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuannya terdiri atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip mengenai kehidupan kemanusiaan.
Pendidikan memberikan dampak yang signifikan terhadap keadaan sosial masyarakatnya ataupun peserta didiknya. Dengan pendidikan manusia menjadi lebih terhormat di mata dunia. Tujuan seseorang berpendidikan bukan hanya untuk materi. Tapi dengan pendidikan seseorang dapat menjadi panutan untuk masyarakat disekitarnya karena dipandang memiliki pengetahuan yang lebih. Dengan pendidikan juga seseorang akan mampu merangkul masyarakat disekitarnya menuju jalan keberhasilan. Dan dengan pendidikan jugalah seseorang akan dapat menghapuskan stigma-stigma negatif yang berkembang di masyarakat khususnya mengenai pendidikan. Masyarakat memandang pendidikan sebagai suatu hal yang mahal, oleh karena itu hendaknya sebagai agent of change kita harus dapat merubah stigma itu. Misalnya dengan mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan, tentang manfaat pendidikan, dan yang lebih besar lagi jika kita mampu merangkul semua kalangan untuk bahu membahu mendirikan sebuah sekolah untuk masyarakat tidak mampu. Landasan sosiologis sangat penting karena sosiologi pendidikan memandang segala pendidikan dari sudut struktur sosial masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar