RESUME
LANDASAN PENDIDIKAN
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Landasan
Pendidikan”
Dosen
Pengampu:
Wafiyatu Maslahah, S.Pd, M.Pd.
Disusun
Oleh:
Nama : Risma Nur Izzati
Kelas : PGMI-1A
NIM : 17205153002
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
2015
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
2015
IDENTITAS
BUKU
Judul Buku : Landasan Kependidikan
Pengarang :
H. Zaini, S.Ag., M.Pd.
Tahun Terbit :
2010
Penerbit :
Mitsaq Pustaka
Editor :
Ngainun Naim
Tebal Buku :
191 Halaman
Pendidikan
dapat diartikan sebagai sebuah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia dewasa
untuk membina kepribadian anak didik yang belum dewasa sesuai dengan
nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga, masyarakat, serta lingkungan sosial.
Sesederhana apa pun peradaban suatu masyarakat, pasti di dalamnya terdapat
proses pendidikan. Pada awalnya kata pendidikan itu sendiri berasal dari bahasa
Yunani ‘paedagogiek’ yang merupakan
gabungan dari ‘pais’ yang berarti
anak, ‘gogos’ yang berarti membimbing
atau tuntunan, dan ‘logos’ yang
berarti ilmu. Dengan ini, ‘padagogiek’
dapat diartikan sebagai ilmu yang membicarakan bagaimana memberikan bimbingan
kepada anak.
Pendidikan
itu memiliki 3 proses yakni:
a. Proses
Mendidik, yakni suatu proses penanaman budi pekerti luhur kepada anak didik.
b. Proses
Mengajar, yakni suatu proses pemberian dan penyampaian informasi kepada anak
didik.
c. Proses
Melatih, yakni suatu proses pemberian kecakapan dan keterampilan kepada anak
didik agar mereka mampu mengimplementasikan ilmunya ke dalam suatu wujud karya
yang nyata.
LANDASAN KONSEPTUAL
PENDIDIKAN
Konsep
tentang pendidikan banyak tertuang di dalam Al-Qur’an dan Hadits yang
notabenenya merupakan sumber hukum dan pedoman hidup bagi umat islam. Banyak
ayat-ayat di dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan konsep pendidikan
diantaranya QS Al-Qashas ayat 77 yang menjelaskan tentang keseimbangan dunia
dan akhirat, QS Ali-Imran ayat 148 yang menjelaskan mengenai pahala di dunia
dan akhirat, dan QS Al-Anfal yang menjelaskan mengenai kemurkaan Allah SWT
terhadap orang-orang yang tidak mau menggunakan akal pikiran mereka, Allah
menyamakan mereka dengan binatang yang tuli.
Hal
ini membuktikan kalau islam merupakan
salah satu pencetus pendidikan di dunia ini, karena islam menuntut kepada
generasi mudanya untuk menjadi seorang pemimpin utama yang berjiwa pemberani dan
berilmu sehingga mampu menyelesaikan kepentingan bangsa dan negaranya.
Islam
telah melahirkan banyak kawula-kawula yang sudah memberikan kontribusinya di
dunia pendidikan, contohnya saja Imam Al-Ghazali yang telah mengemukakan
beberapa strategi dalam mendidik anak yakni : Pendidikan anak dimulai sejak
lahir, Disiplin Pribadi, Pendidikan Akal, Pendidikan Jasmani, Pendidikan
Akhlaq, dan Ajaran tentang hukum-hukum syara’ dan hukum keagamaan untuk anak
yang telah mencapai baligh. Dan jauh sebelum itu Rasul kita yakni Nabi Muhammad
saw. Adalah juga seorang pendidik sejati, seluruh hidup beliau dihabiskannya
untuk mendidik para umat. Sampai sekarang ajarannya pun masih terus dikaji,
dipelajari, dan diamalkan oleh manusia. Oleh sebab, itu patutlah kalau beberapa
aspek dari agama islam tadi dijadikan sebagai suatu landasan dalam mengonsep
sebuah pendidikan.
LANDASAN RELIGIUS
PENDIDIKAN
Landasan
religius pendidikan adalah asumsi-asumsi dari agama yang dapat dijadikan titik
tolak dalam sebuah studi pendidikan. Di dalam pendidikan Islam Al-Qur’an dan
Hadits lah yang dijadikan sebagai landasan, kedua sumber itu dapat dikembangkan
dengan ijtihad untuk menghadapi perkembangan zaman. Penetapan Al-Qur’an
dijadikan sebagai landasan pendidikan islam dapat dipahami dari ayat-ayat yang
terkandung didalamnya, contohnya seperti yang sudah saya sebutkan di Landasan
Konseptual Pendidikan sebelumnya. Di dalam Islam, pendidikan itu sangat penting
karena ia ikut menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia.
Melihat
betapa agungnya pendidikan Islam itu, dirasa kita perlu untuk
mengimplementasikannya di dalam kehidupan. Salah satu cara untuk
mengimplementasikannya adalah kita bisa mencontoh sebuah nasehat dari seseorang
yang bernama Luqman yang ditujukan untuk anaknya. Karena begitu mulianya
seorang Luqman Allah swt. Mengabadikannya di dalam surah Luqman. Siapakah
Luqman itu? Ada banyak pendapat mengenai siapa Luqman, salah satunya adalah
pendapat dari Ibnu ‘Abbas r.a, beliau mengatakan bahwa Luqman adalah seorang
hamba sahaya dari Habasyiyah (Ethiopia) yang hidup pada masa 550 SM. Adapun
pokok-pokok ajaran Luqman kepada anaknya ialah: Syukur Nikmat, Tidak
Menyekutukan Allah, Berterima kasih kepada kedua orang tua, Sikap ketika orang
tua kita musyrik, Balasan akhirat, Tentang Sholat, dan tidak sombong.
Penetapan
Hadits dijadikan sebagai Landasan Religius Pendidikan didasarkan pada beberapa
hadits yang membahas mengenai ilmu maupun pendidikan. Jangankan Haditsnya,
beliau yang berkedudukan sebagai sumber hadits itu sendiri yakni nabi Muhammad
saw. pun dapat kita jadikan sebagai sumber pendidikan, Hal ini didasarkan pada
firman Allah swt. Di dalam surah Al-Ahzab ayat 21 yang artinya : “Sesungguhnya pada diri rasulullah saw. itu
ada suri tauladan yang baik bagi kami”. Ada juga sebuah hadits yang begitu
indah yang diriwayatka oleh HR. Abu Dawud, Al-Turmudzi dan Al-Hakim. Yang
berbunyi “Barang siapa yang mengetahui
suatu ilmu, lalu dia menyembunyikannya, niscaya allah akan mencambuknya pada
hari kiamat dengan cambuk dari api”. Dari Hadits ini dapat kita pelajari
bahwasanya tidak hanya seorang guru yang berkewajiban untuk menyampaikan suatu
ilmu tetapi semua orang yang mempunyai ilmulah yang juga memiliki kewajiban
untuk menyampaikan ilmu yang dimilikinya tersebut.
Untuk
menghadapi perkembangan zaman yang begitu pesat diperlukan ijtihad para ulama.
Ijtihad berfungsi untuk menetapkan hukum dan hal-hal yang belum ditegaskan di
dalam Al-Qur’an maupun Hadits. Permasalahan dalam pendidikan pun terus
berkembang sesuai dengan kemajuan IPTEK. Oleh karena itu, diperlukan pemikiran
dan usaha untuk menyelesaikan setiap persoalan yang ada. Di indonesia landasan
Religius pendidikan didasarkan pada salah satu butir pancasila yakni di sila ke
satu yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, pancasila juga merupakan hasil dari
ijtihad dari para pendiri bangsa terdahulu. Dulu pendidikan berlangsung di
masjid-masjid, kemudian barulah didirikan madrasah sebagai pusat pendidikan
islam yang masih ada sampai sekarang. Landasan religius sangat penting bagi
pendidikan khususnya untuk membentuk pendidik dan peserta didik yang
berakhlakhul karimah. Hubungan agama atau landasan religius dengan pendidikan
yakni agama islam menyeru manusia agar beriman dan bertaqwa kemudian pendidikan
berupaya untuk menanamkan ketaqwaan atau ajaran agama itu kedalam diri peserta
didik.
LANDASAN HISTORIS
PENDIDIKAN
Landasan
Historis Pendidikan diartikan sebagai suatu penyelenggaraan pendidikan yang
didasarkan pada kejadian masa lalu, khususnya peristiwa pendidikan masa lalu.
Di Indonesia sendiri pendidikan sudah ada jauh sebelum Negara Indonesia
berdiri. Dimulai dari masa Hindu-Budha yang masuk ke Indonesia pada Abad ke-5,
pada masa ini pendidikan berlangsung dengan sistem berguru, pada zaman itu
tidak semua orang bisa menuntut ilmu kepada seorang guru. Hanya orang-orang
yang berkasta brahma, ksatria serta para pangeran atau bangsawanlah yang bisa
berguru. Sedang mereka yang mempunyai kemampuan atau potensi namun berkasta
rendah tidak diperbolehkan untuk menuntut ilmu pada seorang guru, dan mereka
juga tidak diizinkan untuk menunjukkan kemampuannya itu. Di Indonesia
pendidikan Hindu-Budha dilaksanakan dalam rangka penyebaran dan pembinaan agama
tersebut saja. Tujuannya sendiri sama dengan tujuan hidup.
Kemudian
Agama Islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Gujarat. Wali Songo
adalah para tokoh yang paling terkenal dan paling berpengaruh dalam menyebarkan
agama islam di Indonesia. Kontribusinya yang masih ada sampai sekarang adalah
sistem pendidikan yang dipusatkan di Pesantren yang sampai saat ini masih terus
ada dan kian berkembang.
Indonesia
berada pada masa penjajahan kurang lebih 3,5 abad. Di balik kelamnya masa
penjajahan itu ternyata terdapat suatu hal yang bermanfaat bagi kita sampai
sekarang ini yakni di bidang pendidikan. Di zaman Belanda yang boleh mengenyam
pendidikan hanya kaum kolonial dan kaum bangsawan pribumi saja. Pada zaman
penjajahan Belanda pendidikan dibagi dalam berbagai jenjang pada abad ke-20
contohnya, belanda membaginya dalam jenjang Pendidikan Rendah, Pendidikan
Lanjutan, dan Pendidikan Tinggi. Proses pendidikan pun berlangsung di sekolah
dimana siswa dapat bertemu langsung dengan gurunya.
Pada
Masa penjajahan Jepang semua orang diperbolehkan untuk mengenyam pendidikan
hanya saja pendidikan lebih difokuskan ke bidang kemiliteran hal ini dilakukan
dalam rangka menghadapi Perang Dunia ke II. Di masa ini Sistem Persekolahan
terdiri dari tiga tingkatan yakni Pendidikan dasar 6 tahun, Pendidikan Menengah
6 tahun, dan Pendidikan Tinggi.
Tanpa
kita sadari pendidikan jualah yang membantu Indonesia untuk keluar dari
penjajahan karena pendidikan telah melahirkan tokoh-tokoh hebat seperti Ki
Hajar Dewantoro yang berhasil mendirikan Taman Siswa untuk masyarakat pribumi
yang haus akan pendidikan. Taman Siswa sendiri bertugas untuk mewujudkan sistem
pendidikan dan pengajaran Nasional. Tokoh yang tidak kalah berjasa lagi di
dunia pendidikan adalah K.H. Ahmad Dahlan yang sekarang ini ebih kita kenal
sebagai pendiri Organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah memiliki kontribusi yang
cukup banyak di Dunia Pendidikan di Indonesia dengan mendirikan
Sekolah-sekolah, salah satu sekolah yang cukup tua adalah Kweekschool
Muhammadiyah Yogyakarta. Selain itu Muhammadiyah juga mendirikan sekolah umum
yang sistemnya diadopsi dari masa penjajahan Jepang dan Belanda.
Sekarang
ini kita sudah tidak perlu bingung lagi jika ingin menuntut ilmu. Sekolah sudah
bisa dengan mudah untuk kita jumpai. Hanya saja Elemen-elemen pendidikan
seperti pendidik dan peserta didik saja yang sekarang ini dirasa belum maksimal
dalam memanfaatkan pendidikan tersebut.
Sejarah
Pendidikan yang cukup panjang tersebut ilmunya, baik dari sistemnya maupun
model pengajarannya masih digunakan atau dijadikan referensi bagi pendidikan di
Indonesia sekarang ini. Dengan mengalami beberapa inovasi atau pembaharuan di
berbagai aspek tentunya. Diharapkan dengan menengok sejarah tersebut sebagai
generasi bangsa hendaknya kita lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh lagi
dalam menuntut ilmu, mengingat betapa panjang dan susahnya untuk mencapai
kebebasan dalam hal menuntut ilmu itu sendiri seperti yang sudah kita rasakan
saat ini.
Pada
intinya, Landasan Historis Pendidikan mustinya dapat memberikan kita sebuah
semangat dalam melalui proses pendidikan yang kita jalani sekarang ini.
Kontribusi apakah yang dapat kita berikan kepada Bangsa ini sebagai wujud balas
budi kita kepada para pendiri bangsa ini yang telah memberikan rakyat indonesia
sebuah rasa KEBEBASAN khususnya di dunia pendidikan.
LANDASAN FILOSOFIS
PENDIDIKAN
Salah
satu tokoh yang paling terkenal di Dunia filsafat adalah Socrates yang hidup
pada Zaman Yunani Kuno sekitar abad 469-399 SM. Dia mengemukakan bahwa manusia
harus mencari kebijakan dan kebenaran dengan cara berpikir secara dialektis.
Filsafat sangat penting bagi berjalannya suatu proses pendidikan, karena suatu
ilmu akan terlahir apabila dimulai dari kerja filsafat. Dapat kita ketahui kalu
filsafat itu adalah suatu ilmu yang berusaha untuk mencari sebab
sedalam-dalamnya mengenai segala sesuatu berdasarkan pikiran atau perkiraan
(rasio). Dengan berfilsafat kita akan menjadi terbiasa untuk berpikir sehingga
kita dapat menemukan suatu hal yang baru yang bermanfaat.
Filsafat
Negara Indonesia adalah Pancasila. Sebagai sumber filsafat Pancasila sudah
mengandung semua nilai-nilai yang dibutuhkan oleh Negara Indonesia. Dalam
melakukan berbagai aktivitas bangsa Indonesia berkiblat kepada Pancasila.
Termasuk dalam membangun sebuah pendidikan, Pancasila juga dijadikan sebagai
titik tolaknya. Pendidikan di Indonesia harus mengandung nilai-nilai pancasila,
misalnya saja, sebagai wujud pengimplementasian sila kesatu di sekolah anak
didik selalu dibiasakan untuk berdoa dan berperilaku sesuai dengan kaidah agama
yang dianutnya. Menyikapi perkembangan zaman, agar nilai-nilai Pancasila
tersebut tidak luntur pemerintah pun memasukkan pelajaran mengenai pancasila
hampir di setiap jenjang pendidikan. Dengan ini diharapkan generasi muda tidak
kehilangan cirinya sebagai warga negara indonesia karena di sisi lain Pancasila
merupakan cerminan daripada masyarakat Indonesia sendiri.
LANDASAN YURIDIS
PENDIDIKAN
Landasan
Yuridis Pendidikan dapat dipahami sebagai suatu payung hukum yang digunakan sebagai
pijakan dalam penyelenggaraan pendidikan. Dasar tersebut harus merupakan sumber
kebenaran dan kekuatan yang dapat menghantarkan pada apa yang dicita-citakan.
Dasar tersebut juga harus merupakan standar nilai yang dapat mengevaluasi
kegiatan yang sedang dijalankan.
Pendidikan
di Indonesia sendiri memiliki Landasan Yuridis yang amat jelas yakni terdapat
pada UUD 1945, salah satunya yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yang
berbunyi “.....mencerdaskan kehidupan
bangsa....” dan terdapat juga pada Pasal 31 UUD 1945 yang telah diamandemen
sehingga menghasilkan Pasal 31 ayat (1) sampai ayat (5) yang isinya:
1. Setiap
warga negara berhak mendapat pendidikan.
2. Setiap
warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
3. Pemerintah
menyelenggarakan dan mengusahakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
4. Negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran
pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
5. Pemerintah
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai agama
dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat.
Pasal
tersebut kemudian dijabarkan lagi di dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
tentang SISDIKNAS, yang di dalamnya jelas dan tegas mengamanatkan program wajib
belajar minimal sampai ke jenjang pendidikan dasar. Dan pada Bab VII-nya
tentang Bahasa Pengantar Pasal 33 Ayat 3 yang menyatakan bahwa “Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa
pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa
asing peserta didik”. Dan masih banyak lagi hukum yang dijadikan sebagai
landasan dalam sistem pendidikan yakni: UU No. 4 Tahun 1950 Tentang Dasar-dasar
Pendidikan dan Pengajaran, UU RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Pendidikan Nasional,
UU RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Menteri No. 11
Tahun 2005 Tentang Buku Teks Pelajaran.
Landasan
Yuridis Pendidikan mengatur segala seluk beluk mengenai pendidikan para
praktisi dan birokrasi pendidikan harus mengetahui dan menerapkannya di dalam
proses pendidikan tersebut agar pendidikan bisa berjalan dengan semestinya,
tidak menyeleweng. Sehingga tujuan yang dicita-citakan pun dapat tercapai.
Aspek yuridis merupakan persoalan yang mutlak diperlukan untuk membangun
manajemen pengelolaan pendidikan yang transparan dan akuntabel.
LANDASAN PSIKOLOGIS
PENDIDIKAN
Proses
pendidikan yang berlangsung cukup panjang, yakni semenjak kelahiran sampai
akhir hayat. Dengan kata lain berlangsung sampai seumur hidup. Bahkan ada
sebuah penelitian psikologi yang menyatakan bahwa proses pendidikan bahkan
sudah berlangsung ketika masih di dalam kandungan. Kita hendaknya harus
mempelajari dan memahami psikologi atau kejiwaan seorang anak sebelum
menentukan langkah-langkah atau prosedur dalam melaksanakan pendidikan. Dalam
memahami kejiwaan seorang anak kita tidak akan terlepas dari dua unsur yakni
jasmani dan rohani, karena jiwa adalah rohnya jasmani. Apabila jiwa tidak ada
jasmani pun tidak akan berguna. Oleh karena itu jiwa dikatakan sebagai inti
dari kehidupan manusia. Jiwa manusia berkembang sejajar dengan pertumbuhan
jasmani. Nah, di dalam perkembangan jasmani inilah waktu emas seorang anak
untuk belajar. Karena pada masa ini mereka sedang dalam tahap peka-pekanya
dalam menangkap sesuatu, mereka juga masih mempunyai banyak waktu karena
tanggung jawab mereka hanyalah belajar.
Didalam
Psikologi, terdapat 3 pendekatan tentang perkembangan, yakni yang pertama
adalah pendekatan pertahapan, dimana perkembangan individu berjalan melalui
tahapan-tahapan tertentu. Yang kedua adalah pendekatan diferensial, dimana
individu dalam perkembangannya memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan. Dan
yang terakhir adalah pendekatan ipsatif, dimana perkembangan dilihat melalui
karakteristik setiap individu. Dari 3 pendekatan diatas yang paling banyak
dilaksanakan adalah pendekatan pertahapan.
Menurut
J.J. Rosseau membagi perkembangan anak dalam 4 tahap yakni: Masa bayi yang
berlangsung pada usia 0-2 tahun yang sebagian besar merupakan perkembangan
fisik, Masa anak yang berlangsung pada usia 2-12 tahun. Pada masa ini manusia
dinyatakan berkembang dan hidup seperti orang primitif, Masa pubertas yang
berlangsung pada usia 12-15 tahun yang ditandai dengan perkembangan pikiran dan
kemauan untuk mencari sebuah jati diri, dan yang terakhir adalah Masa adolesen
yang berlangsung pada usia 15-25 tahun yang ditandai dengan pertumbuhan seksual
yang menonjol.
Landasan
Psikologis sangat penting di dalam dunia pendidikan karena keadaan psikologis
seseorang, utamanya keadaan psikologis seorang anak. Hal ini akan membantu
mereka dalam menentukan arah pendidikan, menentukan metode atau model belajar,
membantu mereka untuk menyiapkan materi pelajaran yang tepat, serta membantu
mereka untuk menyiapkan pengalaman belajar yang cocok dengan perkembangan itu.
Tujuannya apa? Dengan kata lain tujuannya adalah agar mereka mampu
menyelesaikan tugas perkembangannya.
Belajar
adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil dari pengalaman.
Didalam psikologi terdapat beberapa teori tentang belajar salah satunya adalah
teori belajar klasik yang terdiri dari teori belajar disiplin mental theistik,
teori belajar disiplin mental humanistik, teori belajar disiplin naturalis, dan
teori belajar apersepsi. Menurut teori belajar disiplin theistik individu
memiliki sejumlah daya mental seperti pikiran, ingatan, dan perhatian.
Masing-masing daya ini bisa ditingkatkan melalui latihan-latihan. Sedangkan
teori belajar disiplin mental humanistik menekankan keseluruhan sebagai potensi
individu secara utuh. Teori belajar naturalis memandang bahwa setiap anak
mempunyai sejumlah kemampuan. Dan yang terakhir teori belajar apersepsi yang
memandang bahwa manusia merupakan suatu struktur dan struktur ini bisa berubah
dan bertambah manakala orang yang bersangkutan belajar.
Jadi,
landasan psikologis memuat hal-hal yang semua orang butuhkan baik dalam
mengawali sebuah pendidikan maupun dalam proses menjalankan pendidikan itu
sendiri.
LANDASAN PAEDAGOGIES
PENDIDIKAN
Dalam
pendidikan manusia dapat dipandang sebagai objek (sasaran) maupun subjek
(pelaku). Landasan paedagogies muncul karena semangat bangsa indonesia dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa yang tertuang di dalam UUD 1945. Pendidikan
sendiri di kenal karena adanya pandangan dasar dari ahli pikir tentang
kependidikan yang menunjukkan bahwa pada prinsipnya manusia mempunyai kemampuan
untuk tumbuh dan berkembang atas dorongan dari dalam dirinya sendiri. Agar
bersifat paedagogiek seorang guru diharuskan untuk memiliki kemampuan dalam
bidang mendidik.
Ada
banyak aliran di dalam pendidikan antara lain aliran klasik yang terdiri dari
empirisme, nativisme, konvergensi, dan naturalisme. Serta aliran modern yang
terdiri dari idealisme, pragmatisme, essensialisme, dan perenialisme.
Untuk
mengembangkan ilmu pendidikan secara efektif dan profesional juga sangat
membutuhkan sebuah strategi dalam menjalankan proses pendidikan itu. Sebenarnya
ada banyak strategi pembelajaran, seperti Contextual
Teaching and Learning, Quantum Teaching and Learning, dan Brainstorming.
Disini saya akan menjelaskan mengenai brainstorming yakni suatu strategi
pembelajaran yang menggunakan metode curah pendapat dimana pendapat orang lain
tidak untuk ditanggapi. Tujuannya adalah untuk membuat kumpulan pendapat dan
informasi dari semua peserta. Hasilnya kemudian dijadikan sebagai bahan
pembelajaran bersama.
Landasan
paedagogies merupakan suatu kebutuhan yang wajib ada dan pasti mengalami
perubahan dan perkembangan seiring muatan kurikulum dan sistem pendidikan
nasional.
LANDASAN ADMINISTRATIF
PENDIDIKAN
Administrasi
merupakan suatu kegiatan untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur
kegiatan untuk mencapai tujuan. Sedangkan administrasi pendidikan adalah rangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu, melalui pembagian tugas yang jelas.
Administrasi
pendidikan itu bukan hanya kegiatan tata usaha seperti yang dilakukan di
kantor-kantor, tetapi mencakup kegiatan yang luas yang meliputi kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan sebagainya yang
mencakup bidang materiil, personil, dan spiritual di bidang pendidikan.
Administrasi pendidikan harus dilakukan oleh semua pihak yang terlibat di dalam
tugas-tugas pendidikan sesuai dengan jabatannya masing-masing.
Administrasi
pendidikan berlandaskan pada banyak aspek , antara lain Administrasi organisasi dan kurikulum,
administrasi ketenagaan, administrasi siswa, administrasi sarana dan prasarana,
administrasi pembiayaan pendidikan, administrasi layanan khusus pendidikan,
administrasi kesekretariatan pendidikan, serta administrasi hubungan dengan
masyarakat.
Administrasi
juga memiliki banyak fungsi yakni fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi
komunikasi, fungsi supervisi, fungsi koordinasi, dan fungsi evaluasi.
Administrasi pendidikan juga dapat menunjang keberhasilan dalam belajar karena
administrasi dapat membantu, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan
pendidikan.
Jadi,
Administrasi itu sangat penting sebab jika salah satu proses personalia
tersebut tidak ada maka proses pendidikan pun akan kurang terjamin kualitasnya.
Tanpa admnistrasi pula kegiatan pendidikan itu tidak akan dapat berjalan.
LANDASAN EKONOMI
PENDIDIKAN
Di
Indonesia ekonomi menjadi alasan utama yang menyebabkan seseorang tidak bisa
memperoleh pendidikan formal. Pendidikan dirasa cukup mahal di negeri ini.
Meski sebuah sekolah pada awalnya bertitel ratis, tapi pada kenyataannya ketika sudah terjun di dalamnya tetap juga
membutuhkan uang. Inilah yang menyebabkan para kaum kecil menjadi takut untuk
memberikan anaknya sebuah pendidikan formal. Padahal dengan pendidikanlah nasib
atau keadaan seseorang bisa berubah. Dengan pendidikan seseorang akan belajar
berfikir dan mempunyai pengetahuan yang luas sehingga suatu saat bukan tidak
mungkin mereka akan bisa untuk menciptakan sebuah pemikiran yang akan mengubah
nasib mereka menjadi lebih baik di dalam berbagai aspek.
Peran ekonomi dalam dunia
pendidikan cukup menentukan tetapi bukan merupakan pemegang peran utama.
Ekonomi dapat menunjang kelancaran proses pendidikan, tetapi bukan merupakan
modal mengembangkan ataupun untuk mendapatkan keuntungan. Tetapi untuk
memperbaiki fasilitas penunjang di dalam pendidikan seperti pembangunan
infrastruktur, pembelian buku-buku untuk perpustakaan, dan untuk pembelian
alat-alat penunjang guna mendukung proses belajar mengajar.
Biasanya sumber dana untuk hal ini
berasal dari pemerintah tapi juga sangat terbatas dan membutuhkan prosedur yang
panjang dan rumit, biasanya juga berasal dari kerjasama instansi lain, dari
pembentukan pajak pendidikan seperti SPP atau uang gedung, ataupun dari
usaha-usaha lain misalnya dengan mengadakan pentas seni.
Jadi, Ekonomi itu merupakan faktor penting untuk
mendukung terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Karena untuk menciptakan
pendidikan yang berkualitas dibutuhkan berbagai macam aspek penunjang seperti
infrastruktur yang memadai serta alat pendidikan yang modern. Karena tidak
selamanya kita bergantung kepada pemerintah dalam hal dana, oleh karena itu
diperlukan dukungan materiil dari para wali murid. Tetapi, para pihak
sekolahpun tidak boleh untuk menyalahgunakan alasan ini dengan mengadakan
pungutan liar yang sekarang ini marak terjadi.
LANDASAN SOSIOLOGIS
PENDIDIKAN
Tugas
pendidikan menurut sosiologi adalah untuk memelihara kehidupan dan mendorong
kemajuan masyarakat. Sosiologi pendidikan mempelajari tentang hubungan sistem
pendidikan dengan aspek masyarakat lain, hubungan kemanusiaan, pengaruh sekolah
pada perilaku anggotanya, dan sekolah dalam komunitas yang mempelajari pola
interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan telah memiliki sudut pandang, metode, dan
susunan pengetahuan yang jelas. Objek penelitiannya adalah tingkah laku manusia
dan kelompok sosial. Sudut pandangnya adalah memandang hakikat kebudayaan
masyarakat dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuannya terdiri
atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip mengenai kehidupan kemanusiaan.
Pendidikan
memberikan dampak yang signifikan terhadap keadaan sosial masyarakatnya ataupun
peserta didiknya. Dengan pendidikan manusia menjadi lebih terhormat di mata
dunia. Tujuan seseorang berpendidikan bukan hanya untuk materi. Tapi dengan
pendidikan seseorang dapat menjadi panutan untuk masyarakat disekitarnya karena
dipandang memiliki pengetahuan yang lebih. Dengan pendidikan juga seseorang
akan mampu merangkul masyarakat disekitarnya menuju jalan keberhasilan. Dan
dengan pendidikan jugalah seseorang akan dapat menghapuskan stigma-stigma
negatif yang berkembang di masyarakat khususnya mengenai pendidikan. Masyarakat
memandang pendidikan sebagai suatu hal yang mahal, oleh karena itu hendaknya
sebagai agent of change kita harus dapat merubah stigma itu. Misalnya dengan
mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan, tentang
manfaat pendidikan, dan yang lebih besar lagi jika kita mampu merangkul semua
kalangan untuk bahu membahu mendirikan sebuah sekolah untuk masyarakat tidak
mampu. Landasan sosiologis sangat penting karena sosiologi pendidikan memandang
segala pendidikan dari sudut struktur sosial masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar