PENGERTIAN ILMU AKHLAK & TASAWUF
SERTA ALASAN MEMPELAJARINYA
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi Tugas
“Akhlak
Tasawuf”
Dosen Pengampu:
Dr.H. Syamsun Ni’am, M.Ag.
Disusun Oleh
:
KELOMPOK
1
1.
DIKY EKO
SAPUTRO (17205153001)
2.
RISMA
NUR IZZATI (17205153002)
3.
SANTI
ROHMAH (17205153004)
4.
AMA
MUTNIN (17205153005)
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS
TARBIYAH & ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
TAHUN
AJARAN 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat
serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan
besar kita Nabi Muhammad SAW dan semoga kita akan selalu mendapat syafaatnya
baik didunia maupun di akhirat kelak.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya penulis dapat
menyusun makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah“AKHLAK
TASAWUF” yang berjudul“PENGERTIAN ILMU AKHLAK & TASAWUF SERTA ALASAN
MEMPELAJARINYA”
Kami menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak
penulisan makalah ini tidak mungkin terlaksana dengan baik.Oleh karena itu
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.
Bapak Dr. Mafthukin, M.Ag. selaku Rektor IAIN
Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menimba ilmu di
IAIN Tulungagung ini.
2.
Bapak Dr.H.
Syamsun Ni’am, M.Ag. Selaku Dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing dan
mengarahkan kami dengan sabar agar mempunyai pemahaman yang benar mengenai mata
kuliah ini.
3.
Semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi dan
membuahkan ilmu yang maslahahfiidinniwadunyawalakhirah.
Tulungagung, 18 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 5
C. Tujuan Pembahasan Masalah..................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Akhlak............................................................................................. 6
B. Pengertian Ilmu Tasawuf........................................................................................... 8
C. Alasan Mempelajari Ilmu Akhlak & Tasawuf........................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................ 14
B. Saran.......................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak Tasawuf
adalah merupakan salah satu khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya
hingga saat ini semakin dirasakan, secara historis dengan teologis akhlak
tasawuf tampil mengawal dan memandu perjalanan hidup umat agar selamat dunia
dan akhirat. Secara historis akhlak tasawuf adalah pemandu
perjalanan hidup umat manusia agar selamat dunia dan akhirat, itu di karenakan
Akhlak Tasawuf merupakan salah satu khazanah intelektual Muslim yang
kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan. Tidaklah berlebihan jika misi
utama kerasulan Muhammad saw adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, dan
sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara
lain karena dukungan akhlaknya yang prima.
Melihat betapa pentingnya akhlak tasawuf dalam
kehidupan ini tidaklah mengherankan jika akhlak tasawuf ditentukan sebagai mata
kuliah yang wajib diikuti oleh kita semua. Sebagai upaya untuk menanggulangi
kemerosotan moral yang tengah dialami bangsa ini.
Untuk mengungkap segala
pengertian dan betapa pentingnya mempelajari Ilmu Akhlak dan Tasawuf, kami akan
mencoba menguraikannya dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. BagaimanaPengertian dari Ilmu Akhlak?
2. Bagaimana
Pengertian dari Ilmu Tasawuf?
3. Apa Alasan Mempelajari
Ilmu Akhlaq dan Tasawuf?
C. TujuanPembelajaran
1.
Untuk Mengetahui
Pengertian dari Ilmu Akhlak
2.
Untuk Mengetahui
Pengertian dari Ilmu Tasawuf
3.
Untuk Mengetahui Alasan
Mempelajari Ilmu Akhlak dan Tasawuf
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ilmu Akhlak
Secara Etimologi, ilmu
berasal dari bahasa Arab (ilm), bahasa Latin “science” yang berarti tahu atau mengetahui atau memahami. Sedangkan menurut
istilah, ilmu adalah pengetahuan yang sistematis atau ilmiah. Beberapa Ahli juga mengemukakan pendapatnya
tentang ilmu, yaitu sebagai berikut :
§ Karl Pearson
Ilmu merupakan keterangan yang
konsisten dan komprehensif tentang fakta pengalaman dengan istilah yang
sederhana.
§ Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag
Ilmu merupakan umum, rasional,
empiris dan sistematik serta serentak.
§
Charles Singer
Ilmu adalah
suatu proses yang membuat pengetahuan (science
is the process which makes knowledge)
Secara
Etimologi Akhlak berasal dari kata khuluqun (خُلُقٌ) yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat. Kata
tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun (جَلْقٌ) yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya
dengan khaliq (جَالِقٌ) yang berarti
sang pencipta, demikian pula dengan makhluqun
(مَجْلُوْقٌ) yng berarti yang diciptakan[1]. Secara
Terminologi Akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu
keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan
yang baik.
Dasarnya adalah:
“dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi
pekerti yang agung”{Q.S Al-Qalam: 4}
“(agama
kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu” {Q.S
Asy-Syuara: 137}
Dan Dari Sebuah
Hadits
انما بعثت لاتمم
مكارم الاخلاق
Para Tokoh-tokoh Islam juga mengemukakan pendapatnya tentang
akhlak, antara lain:
§ Ibnu Miskawaih
Akhlak merupakan sifat
yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.
§ Imam Ghazali
Akhlak Merupakan sifat
yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan yang mudah,
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
§ Ibrahim Anis
حَالٌ لِلنَّفْسِ رَاسِخَةٌ تَصْدُرُ عَنْهَا الْاَفْعَالُ
مِنْ خَيْرٍ اَوْ شَرٍّ مِنْ غَيْرِ حَاجَةٍ اِلٰى فِكْرٍ وَرُؤْيَةٍ
“Sifat yang
tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk,
tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan”.[2]
§ Prof. Dr.
Ahmad Amin
عَرَّ فَ بَعْضُهُمُ الْخُلُقَ بِأَنَّهُ عَادَةُ
الْاِرَادَةِ يَعْنِى أَنَّ الْإرَادَةَ اِذَا اعْتَادَتْ شَيْأً فَعَادَتُهَا
هِيَ الْمُسَمَّاةُ بِالْخُلُقِ
“Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang
disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan
sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan akhlak”.[3]
Dari beberapa pengertian diatas dapat kita
pahami bahwa akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan yang
telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat
sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan.
Adapun tentang pengertian Ilmu Akhlak adalah
suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, yang menerangkan apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia kepada sesamanya, yang menjelaskan tujuan
manusia melakukan sesuatu, dan yang juga menjelaskan apa yang harus diperbuat.
B. Pengertian Tasawuf
Secara
Etimologi, ada beberapa pendapat mengenai asal kata
Tasawuf, yakni:
Berasal dari kata suffah
(صفة) yang berarti segolongan
sahabat-sahabat Nabi yang menyisihkan dirinya di serambi masjid Nabawi, karena
di serambi itu para sahabat selalu duduk bersama-sama Rasulullah untuk
mendengarkan fatwa-fatwa beliau untuk disampaikan kepada orang lain yang belum
menerima fatwa itu.
Berasal dari kata sūfatun (صوفة) yang berarti
bulu binatang, sebab orang yang memasuki tasawuf itu memakai baju dari
bulu binatang dan tidak senang memakai pakaian yang indah-indah sebagaimana
yang dipakai oleh kebanyakan orang.
Berasal dari kata sūuf al sufa’ (صوفة
الصفا)
yang berarti bulu yang terlembut, dengan dimaksud
bahwa orang sufi itu bersifat lembut-lembut.
Berasal dari kata safa’
(صفا) yang berarti suci bersih,
lawan kotor. Karena orang-orang yang mengamalkan tasawuf itu, selalu
suci bersih lahir dan bathin dan selalu meninggalkan perbuatan-perbuatan
yang kotor yang dapat menyebabkan kemurkaan Allah.
Beberapa tokoh Islam
juga berpendapat mengenai Ilmu Tasawuf antara lain :
§ Syekh Muhammad Al-Kurdi
Tasawuf
adalah suatu ilmu yang dengannya dapat diketahuai hal ihwal( perbuatan)
kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihakannya dari( sifat-sifat yang
buruk) dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji, cara Melakukan suluk,
melangkah menuju keridhaan allah dan meningglkan larangannya menuju
larangannya.
§ Imam Ghazali (berdasarkan pendapat
Abu Bakar)
Tasawuf adalah budi pekerti barang siapa yang
memberikan budi pekerti atasmu, berarti ia memberikan bekal atas dirimu dalam
bertasawwuf, maka hamba yang jiwanya menerima (perintah) untuk beramal karena
sesungguhnya mereka melakukan suluk dengan suluk dengan nur (petunjuk) islam
dan ahli zuhud yang jiwanya menerima (Perintah) untuk melakukan beberapa akhlq
(terpuji), karena mereka telah melakukan suluk nur dengan nur (petunjuk)
imannya.
§ Mahmud Amin An-Nawawi (mengemukakan
pendapat Al-Junaid al-Baqhdadi )
Tasawuf adalah memelihara (menggunakan) waktu .
kemudian berkata: seorang hamba tidak akan menekuni (amalan tasawwuf)
tanpa aturan, (menganggap) tidak tepat (ibadahnya) tanpa tertuju kepada
tuhan-Nya dan merasa tidak berhubungan (dengan tuhan-Nya) tanpa
menggunakan waktu (untuk beribadah kepada tuhan-Nya)
§ Sa- Suhrawardi (mengemukakan
pendapat Ma’ruf Al-Karakhy)
Tasawuf adalah mencari
hakekat dan meninggalkan sesuatu yang ada ditangan makhluk ( kesenangan
duniawi).
keterangan
diatas dapat dikemukakan bahwa Tasawuf
mempunyai pengertian Suatu ilmu yang dengannya dapat mengetahui (membahas)
jiwa yang buruk dan terpuji. Kemudian pada kelanjutannya membahas
bagaimana cara membersihkan jiwa yang buruk untuk menuju keridhaan
ilahi yaitu dengan menyucikan jiwa, beribadah, hidup sederhana, meninggalkan
larangan tuhan yang pada hakekatnya untuk mempunyai perilaku yang terpuji.
Manusia untuk membersihkan jiwanya harus lebih banyak melakukan spiritual
dengan menjauhi kehidupan duniawi, waktu yang dimiliki manusia lebih banyak
digunakan beribadah.
Sedangkan menurut
istilah Tasawuf diartikan sebagai Upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan
pengaruh kehidupan dunia dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah Swt.
Kegiatan yang berkenaan dengan pembinaan mental ruhaniah agar selalu dekat
dengan Tuhan.
Hubungan Antara Akhlak dan Tasawuf adalah Ilmu Akhlak
membahas tentang tingkah laku manusia untuk dinilai apakah perbuatan tersebut tergolong
baik, mulia, terpuji atau sebaliknya, yakni buruk, hina dan tercela. Selain itu
dalam ilmu ini juga dibahas tentang ukuran kebahagiaan, keutamaan, keindahan
dan keadilan.
Sedangkan Ilmu Tasawuf adalah suatu ilmu yang membahas
tentang sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, hidup sederhana,
beribadah sesuai denga kaidah-kaidah islami. Selain itu Akhlak
dan Tasawuf saling berkaitan, Akhlak
dalam pelaksanaannya mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia,
sedangkan tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertical antara manusia dengan
Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam
prakteknya tasawuf mementingkan akhlak.
C. Alasan Mempelajari Ilmu Akhlak dan Tasawuf
Alasan mengapa
mehgapa kita mempelajari Ilmu Akhlak adalah yang utama yakni, karena Akhlak
yang baik termasuk tanda kesempurnaan iman seseorang, sebagaimana sabda
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Orang-orang mukmin yang paling
sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (Dishahihkan oleh
Syaikh Al-Albani dalam Shohihul Jami’, No. 1241)
Berkenaan dengan alasan mempelajari Ilmu Akhlak ini, Ahmad Amin mengatakan sebagai berikut:
“Tujuan
mempelajari Ilmu Akhlak dan permasalahannya menyebabkan kita dapat menetapkan
sebagian perbuatan lainnya sebagai yang baik dan sebagian perbuatan lainnya
sebagai yang buruk. Bersikap adil termasuk baik, sedangkan berbuat zalim
termasuk perbuatan buruk, membayar hutang kepada pemiliknya termasuk perbuatan
baik, sedangkan mengingkari hutang termasuk perbuatan buruk”.[4]
Seseorang yang mempelajari ilmu ini akan
memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan baik dan buruk, dan selanjutnya
ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk.
Ilmu akhlak
atau akhlak yang mulia juga berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai
aktivitas kehidupan manusia disegala bidang. Seseorang yang memiliki IPTEK yang
maju disertai akhlak yang mulia, niscaya ilmu pengetahuaan yang Ia miliki itu
akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya,
orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat,
harta, kekuasaan, namun tidak disertai dengan akhlak yang mulia, maka semuanya
itu akan disalah gunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana dimuka bumi.
Demikian
juga dengan mengetahui akhlak yang buruk serta bahaya-bahaya yang akan
ditimbulkan darinya, menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha
menjauhinya. Orang yang demikian pada akhirnya akan terhindar dari berbagai
perbuatan yang dapat membahyakan
dirinya.[5]
Akhlak juga merupakan mutiara hidup yang
membedakan makhluk manusia dengan makhluk lainnya. Setiap orang tidak lagi
peduli soal baik atau buruk, soal halal dan haram. Karena yang berperan dan
berfungsi pada diri masing-masing manusia adalah elemen syahwat (nafsu) nya
yang telah dapat mengalahkan elemen akal pikiran, oleh karena itu Imam
Al-Ghazali dalam kitabnya “Mukasyafatul Qulub” menyebutkan bahwa Allah
menciptakan manusia (anak Adam) lengkap dengan elemen akal dan syahwat (nafsu).
Maka barang siapa yang nafsunya mengalahkan akalnya, hewan melata lebih baik
dari pada manusia itu. Sebaliknya bila manusia dengan akalnya dapat mengalahkan
nafsunya, maka dia derajatnya di atas malaikat.
Alasan lain
mengapa kita mempelajari ilmu akhlak adalah karena akhlak merupakan lambang
akidah yang murni Rasulullah Shallalllahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk
mengajak manusia agar beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla sahaja dan
memperbaiki akhlak manusia. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” Sesungguhnya
antara akhlak dengan ‘aqidah terdapat hubungan yang sangat kuat sekali. Ini
kerana akhlak yang baik sebagai bukti dari keimanan dan akhlak yang buruk
sebagai bukti atas lemahnya iman, semakin sempurna akhlak seorang Muslim
bererti semakin kuat imannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang
akhlaknya paling baik di antara mereka, dan yang paling baik di antara kalian
adalah yang paling baik kepada isteri-isterinya.”
Akhlak yang baik adalah sebahagian
daripada amal shalih yang dapat menambah keimanan dan memiliki nilai yang berat
di dalam timbangan. Pemiliknya sangat dicintai oleh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan akhlak yang baik adalah salah satu penyebab seseorang
untuk dapat masuk Syurga. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia
serta membenci akhlak yang rendah/hina.”
Sungguh akhlak yang mulia itu
meninggikan darjat seseorang di sisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam“Sesungguhnya seorang Mukmin dengan akhlaknya yang
baik, akan mencapai darjat orang yang shaum (puasa) di siang hari dan shalat di
tengah malam.”
Akhlak yang mulia dapat menambah umur
dan menjadikan rumah makmur, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam:“… Akhlak yang baik dan bertetangga yang baik keduanya menjadikan
rumah makmur dan menambah umur.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah orang yang paling baik akhlaknya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
sebutkan dalam firman-Nya:
Begitu pula para Sahabat Radhiyallahu
‘anhum, mereka adalah orang-orang yang paling baik akhlaknya setelah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam[6]
Alasan Mempelajari Ilmu Tasawuf adalah:
Dengan
bertasawuf yang merupakan suatu kekuatan batin untuk mempertebal iman, tauhid,
ladang amal, pembersih jiwa, serta untuk memperkuat Ihsan suatu cara untuk
lebih mengenal Allah dan mencari keridhaan-Nya semata maka secara otomatis akan
meningkatkan akhlakul karimah (akhlak yang mulia).
Selain itu alasan lain mempelajari ilmu tasawuf adalah
:
§ Dengan
mempelajari ilmu ini Seseorang
akan bisa membersihkan dirinya dari penyakit hati.
§ Seseorang akan memiliki sikap baik
dan berjiwa dermawan.
§ Hati seseorang akan menjadi tenang
dan damai.
§ Seseorang akan memilki sifat budi
pekerti nan baik dengan sesama.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan
bahwa Ilmu Akhlak Tasawuf berasal dari dua kata yakni Akhlak dan Tasawuf. Adapun pengertian Akhlak secara umum yakni suatu hal yang telah
tertanam di hati entah itu bernilai baik maupun buruk sekalipun karena akhlak
timbul tanpa perlu dipikirkan dan dipaksa terlebih dahulu. Sedangkan yang
disebut Tasawuf ialah suatu cara dalam proses untuk mendekatkan diri kepada
Allah dengan sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya. Jadi, dapat ditarik benang
merah yakni pengertian Akhlak Tasawuf ialah salah satu disiplin ilmu yang
terdapat dalam ajaran agama Islam yang mempelajari tata cara berprilaku yang
baik dan mulia serta tentunya sesuai aturan Islam sehingga kita bisa
mendekatkan diri kita kepada Allah dengan sepenuhnya dan memiliki rasa tenang
saat berada di dekat-Nya. Alasan mempelajari Ilmu
Akhlak dan Tasawuf adalah karena ilmu tersebut memiliki kaitan
yang sangat erat dalam kehidupan sehari-hari yakni untuk mencapai akhlak yang
mulia diperlukan proses-proses yang biasanya dilakukan oleh pengamal tasawuf.
Begitupun sebaliknya, belum dikatakan bertasawuf dengan benar apabila
pencapaian akhlak yang mulia belum terpenuhi.
Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan, Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur hubungan
horizontal antara sesama manusia,
sedangkan Tasawuf mengatur
jalinan komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar
dari pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam prakteknya tasawuf juga mementingkan akhlak.
B. Saran
Sebagai umat islam kita hendaknya semakin
memperdalam pengetahuan kita mengenai Ilmu ini Melihat betapa pentingnya ilmu akhlak tasawuf dalam
kehidupan ini. karena ilmu tersebut memiliki kaitan yang sangat erat dalam menata kehidupan sehari-hari kita yakni untuk mencapai akhlak yang mulia
diperlukan proses-proses yang biasanya dilakukan oleh pengamal tasawuf.
DAFTAR
PUSTAKA
Nata, Abuddin. 2010. A`khlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mustofa, A. 1995. AkhlakTasawuf..Bandung:
CV. PustakaSetia.
Amin,Ahmad. Kitab
al-Akhlaq. Mesir: Daral
Kutubal Mishriyah,cet.III,tt.
Mustofa,
A. 2010. Akhlak Tasawuf. Bandung:
Pustaka Setia.
http://wardahcheche.blogspot.co.id/2014/01/akhlak-tasawuf.html (di akses pada pukul 19:10, 20 September 2015)
[6] http://wardahcheche.blogspot.co.id/2014/01/akhlak-tasawuf.html (di
akses pada pukul 19:10, 20 September 2015)
BalasHapus[16:25, 31/1/2018] +62 852-3692-7068: Terimakasih infonya sangat membantu
salam Aqiqah Jogja
iya....sering sering mampir :)
Hapus