GURU
BERORIENTASI ENTREPRENEUR
MAKALAH
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Seni
Budaya dan Keterampilan MI/SD 2
Yang
dibina oleh Dra. Selasih
Rini
Disusun
Oleh:
Kelompok
12
1.
Risma Nur Izzati (17205153002)
2.
Aliyatul Hidayah (17205153031)
3.
Nila Husna Alfi Rohmah (17205153040)
4.
Maidatul Jannah (17205153051)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU
MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
April 2017
PEMBAHASAN
Menjadi seorang guru adalah sebuah
pilihan. Sejak awal kita kuliah di fakultas keguruan dan mendapatkan gelar
S.Pd. kita sudah berniat untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru tidaklah
semudah yang dibayangkan, tinggal mengajar dan dapat bayaran besar, itu mungkin
salah satu pikiran kita ketika mendaftar di fakultas keguruan. Alasan lain
mungkin saja itu juga permintaan dari orang tua kita.
Apapun itu, banyak orang atau bahkan kita
kelak menjelma menjadi seorang guru, entah itu guru honorer maupun PNS.
Walaupun perbedaan gajinya bagaikan bumi dan langit, yang terpenting adalah niat
kita ikhlas ingin mengabdikan hidup kita bagi dunia pendidikan. Yakinlah Allah
Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan dan tidak ada hal kebaikan yang
akan sia-sia. Insya Allah itu akan jadi amal jariyah bagi kita yang pahalanya
terus mengalir. Karena sejak awal jalan itu yang kita pilih, jangan pernah
menyesal untuk menjadi seorang guru, karena guru adalah pekerjaan yang mulia.
Sangat lumrah memang, jika ada sebagian
besar guru honorer yang mengeluh gajinya kecil, tidak cukup menghidupi keluarga
padahal pengabdiannya sudah bertahun-tahun. Tapi itu semua tetap kembali pada
niat seseorang pada awalnya. Apakah menjadi guru karena ingin memperoleh hidup
yang layak ataukah dengan ikhlas semata ingin mengabdikan ilmu kita.
Seseorang pernah berkata, ” kalau ingin kaya jangan jadi guru tapi
jadilah pengusaha”. Dari kata-kata tersebut dapat diambil
hikmah bahwa menjadi guru harus disertai niat ikhlas tanpa pamrih dan
bukan ajang untuk cari kekayaan ataupun cari gengsi dimasyarakat.
Uang adalah kebutuhan yang sangat urgen
bagi kehidupan. Tapi ada banyak cara untuk mendapatkan rejeki Allah kalau kita
mau berusaha dan memanfaatkan peluang yang ada. Bukannya hal yang mustahil jika
menjadi guru sambil berwirausaha. Inilah sebenarnya anugerah tersembunyi yang
diberikan Allah kepada kita. Disaat orang terdesak akan kebutuhan hidupnya
sedangkan dari hasil mengajar sangat tidak mencukupi, maka akan muncul 1001 ide
bagaimana cara mendapatkan penghasilan sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Disinilah muncul ide-ide kreatif kita, misalnya membuat bros untuk dijual,
beternak ayam, membuat warung makan, membuka catering, mencoba menulis untuk
dikirim di media, membuka les, jual beli online yang saat ini sedang banyak
diminati dan masih banyak yang lainnya. Atas dasar inilah makalah ini, dibuat
yakni untuk memberikan pengetahuan bagi kita semua bahwa guru juga dapat
menjelma menjadi entrepreneur entah itu bagi dunia pendidikan maupun bagi dunia
usaha.
A. Pengertian Entrepreneur
Entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kecakapan tinggi dalam
melakukan perubahan, memiliki karakteristik yang hanya ditemukan sangat sedikit
dalam sebuah populasi. Kata entrepreneur berasal dari kata Prancis,
entreprendre, yang berarti berusaha. Dalam konteks bisnis, maksudnya adalah
memulai sebuah bisnis. Kamus Merriam-Webster menggambarkan definisi
entrepreneur sebagai seseorang yang mengorganisir, memenej, dan menanggung
risiko sebuah bisnis atau usaha.
Istilah Entrepreneur
dipopulerkan oleh seorang ekonomi Australia yang bernama Joseph Schumpeter.
Menurut Schumpeter keseluruhan proses perubahan ekonomi akhirnya tergantung
pada pribadi perilakunya yaitu Entrepreneur (wiraswastawan)
Kewiraswastawan (Entrepreneurship). Para wiraswastawan melihat perubahan sebagai
norma dan sesuatu yang sehat. Biasanya mereka tidak menciptakan perubahan
sendiri, karena mereka sendiri bukan penemu. Namun demikian, ini menentukan wiraswastawan
dan kewiraswastaan.
Entrepreneur adalah
seseorang yang melahirkan usaha baru. Dia bagaikan bidan bagi kelahiran
usaha-usaha ekonomi. Bahkan, Meriam Webster menyebutnya sebagai "economic leader", karena dia
memang berada di garda terdepan dan terawal bagi satu proses bisnis. Dialah
yang menemukan produk yang tepat dan pasar yang tepat. Dialah yang berperan
membujuk calon-calon investor agar mau merogoh kantongnya untuk memproduksi dan
memasarkan produk itu. Dia yang berperan menemukan calon manager yang tepat
untuk satu usaha baru itu kalau sudah berjalan. Jadi, entrepreneur berhubungan
dengan usaha baru atau pembaruan usaha. Kata kuncinya adalah "baru".
Entrepreneur melahirkan usaha yang sama sekali baru,
Pada intinya entrepreneur
adalah seseorang yang selalu mencari perubahan, menanggapinya, dan
memanfaatkannya sebagai suatu peluang. Setiap perubahan ditanggapinya secara
kreatif dan inovatif. Smart berarti cerdas atau pintar atau bijak. Kong Hu Cu
mengatakan "Jika anda tidak pandai, maka anda harus cerdas".
Guru adalah salah satu
tiang penopang pendidikan. Tanpa adanya guru pendidikan tak akan dapat
berjalan. Oleh sebab itu sehubungan dengan entrepreneur guru dapat dikatakan
sebagai salah satu entrepreneur pendidikan. Entrepreneur pendidikan merupakan seseorang yang
membawa inovasi, ide-ide baru yang mempunyai sumber daya berupa tenaga kerja
seperti jasa dan asset yang dikombinasikan untuk menambahkan nilai yang lebih
besar dalam upaya mengembangkan anak untuk mencapai kedewasaan dan menjalankan
aktifitasnya agar bahagia dalam kehidupan. Seseorang yang dimaksud
tersebut tak lain adalah guru.
B.
Guru Berorientasi Entrepreneur
Berbicara tentang
entrepreneurship, pasti dalam benak kita akan timbul bayangan seseorang yang
banyak berkecimpung di dunia usaha, berkaitan dengan modal/uang, atau yang
lebih sederhana lagi pengusaha atau wirausahawan. Memang istilah tersebut lebih
banyak dikaitkan dengan hal-hal yang berbau dunia usaha. Tetapi, apakah hanya
pengusaha/wirausahawan yang punya mental entrepreneur? Apakah profesi lainnya
tidak menguasai entrepreneurship? Coba kita lihat arti sebenarnya dari
entrepreneurship ini. Menurut wikipedia, entrepreneurship (kewirausahaan)
adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam
kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih
baik dalam menjalankan sesuatu. Dari pengertian ini jelas bahwa pengertian
entrepreneurship sangat bisa diterapkan dalam menjalankan profesi yang lain,
dan bahkan untuk seorang guru sekalipun. Dalam Wikipedia juga, arti Guru secara
umum adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah
atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru
seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang
lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga
dianggap seorang guru. Sedang dalam Kamus Bahasa Indonesia menjelaskan guru
umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Jika
menelaah pengertian guru tadi, tepat kiranya jika entrepreneurship juga melekat
pada seseorang yang berprofesi guru. Guru, yang tugas kesehariannya adalah membimbing,
mendidik, serta mengayomi perserta didik. Dalam konteks ini seorang guru
dituntut harus terus mengasah keterampilan mengajar serta materi keilmuannya.
Tidak bisa guru hanya mengandalkan insting atau pengalaman yang dimiliki dalam
berinteraksi dengan bidang pekerjaannya, meskipun insting atau pengalaman juga
bisa dijadikan sebagai rujukan. Guru harus mampu meng "up grade" dirinya dalam hal apapun. Dalam
entrepreneurship, yang pada akhirnya akan menghasilkan jiwa-jiwa entreprenur,
banyak sifat-sifat yang harus dimiliki, antara lain; percaya diri,
berorientasikan tugas dan hasil, pengambil risiko, kepemimpinan, keorisinilan,
berorientasi ke masa depan serta jujur dan tekun. Sifat-sifat ini kalau
dimiliki oleh seorang guru, akan semakin dahsyat efeknya terhadap siswanya.
Sifat yang pertama
adalah percaya diri, seorang guru wajib mempunyai sifat ini. Sikap percaya diri
disini memang tidak untuk yang berlebihan, tetapi lebih ditekankan pada bahwa
profesi guru adalah profesi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Terlebih
lagi untuk guru yang sudah menyandang Guru Profesional. Sehingga dengan percaya
diri yang dimiliki, seorang guru itu mempunyai keyakinan bahwa apa yang
dikerjakan selalu membawa manfaat untuk masa depan. Dari percaya diri pula akan
muncul kemandirian dalam berkarya yang dibalut dalam bingkai selalu optimis
dalam melaksanakan tugas mengajar demi melahirkan generasi emas di masa yang
akan datang.
Sifat entrepreneurship
yang kedua adalah berorientasi tugas dan hasil. Sifat ini sangat tepat dimiliki
oleh seorang guru. Dalam sifat ini akan tumbuh semangat selalu berusaha untuk
berprestasi,mengutamakan proses yang baik untuk mencapai hasil yang maksimal,
mempunyai ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat dalam bekerja, suka
bekerja keras dan energik. Dan yang tak kalah pentingnya dengan sifat ini guru
terbiasa memiliki insiatif yang diperlukan dalam menyelesaikan setiap persoalan
yang muncul. Tidak lagi menunggu perintah dari atasan atau kepala sekolah.
Sifat ketiga yaitu,
berani mengambil resiko. Pendidik yang memiliki sifat ini akan terbiasa untuk
selalu berani mencoba sesuatu yang dianggap baru meskipun di lingkungan tempat
dia bekerja menganggap apa yang dilakukannya akan tidak berhasil. Guru yang
entrepreneur selalu berani ambil resiko atas apa yang dikerjakan dan diyakini
akan membawa perubahan. Dia tidak takut menghadapi resiko kegagalan. Tantangan
adalah sesuatu yang harus dilewati. Prinsipnya adalah "mengerjakan sesuatu
yang baru jika hasilnya salah itu masih lebih baik dari pada diam. Dan guru
seperti ini juga terbiasa mempraktekkan apa yang disebut dengan teaching out of the box.
Sifat keempat dari
entrepreneurship adalah kepemimpinan. Untuk sifat yang ini merupakan sesuatu
yang wajib dimiliki oleh seorang guru. Jiwa seorang pemimpin haruslah melekat
pada seorang guru. Bertingkah laku sebagai pemimpin bagi dirinya dan siswanya.
Guru pemimpin adalah guru yang selalu menjadi tauladan dalam bersikap bagi
siswa dan tekan guru yang lain. Guru pemimpin dapat bergaul dengan orang
lain/rekan sesama guru dan tidak membedakan golongan atau strata guru di
sekolah. Serta guru pemimpin itu suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
Tidak gampang emosi ketika di kritik serta selalu menanggapi positif setiap
saran dan kritik yang dialamatkan kepadanya.
Sifat kelima, menyukai
keorisinilan. Pada sifat ini akan selalu memunculkan guru yang mencintai
sesuatu yang baru. Meskipun tidak meninggalkan hal-hal lama yang memang baik.
Guru terbiasa untuk berinovasi dalam mengembangkan tugas keguruannya. Mulai
pengembangan cara mengajar, cara berinteraksi dengan siswa, inovasi
pengembangan media pembelajaran dan yang lainnya. Sehingga kalau suka
berinovasi dalam tugasnya sehari-hari, maka kreativitas guru akan selalu muncul
untuk membuat hal-hal yang selalu ditunggu oleh siswa tercinta di sekolah. Dan
sifat keorisinalan ini pulalah yang membuat guru tidak mudah untuk mencontek
karya ilmiah orang lain, terutama dalam penyusunan penelitian tindakan kelas.
Sifat keenam,
berorientasi pada masa depan, guru yang entrepreneur akan selalu mempunyai
wawasan yang selalu berorientasi masa depan. Dalam melaksanakan tugasnya,
selalu memikirkan bagaimana dampaknya bagi masa depan siswa dan dirinya. Karena
pada prinsipnya, sekolah adalah mencetak insan-insan untuk masa depan. Seorang
guru yang berorientasi pada masa depan, akan selalu mencintai pekerjaannya.
Prinsipnya "hari esok harus lebih baik dari hari ini". Guru seperti
ini selalu mengevaluasi setiap hasil pekerjaan, selalu mengevaluasi dan
memperbaiki kesalahan sekecil apapun, untuk menuju sukses masa depan.
Sifat yang terakhir
adalah jujur dan tekun, guru yang memiliki sikap ini, akan senantiasa menjauhi
hal-hal yang tidak sportif. Guru tersebut selalu mengajarkan dan mencontohkan
sikap kejujuran pada siswanya. Selain itu sifat tekun dan sungguh-sungguh juga
menjadi "baju" dalam kegiatan sehari-hari. Jujur dan tekun akan
selalu menyatu diri guru tersebut. Guru yang mempunyai sifat ini akan selalu
memiliki keyakinan bahwa "hidup ini sama dengan kerja keras". Maka
jika mengajar dengan dengan tekun dan sungguh-sungguh, yang akan merasakan
manfaatnya adalah siswa di kelasnya. Nah, pada akhirnya jika beberapa sifat
entrepreneurship diatas juga dimiliki oleh seorang guru, akan tercapailah apa
yang dimaksud dengan Tujuan Pendidikan Nasional, dan pada akhirnya negara
tercinta inilah yang akan menikmati hasilnya untuk terciptanya masa depan yang
adil makmur sejahtera.
C.
Ciri-ciri Entrepreneur
Seorang enterpreneur haruslah
seorang yang mampu melihat ke depan. Melihat kedepan bukan hanya melamun
kosong, tetapi melihat, berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari
berbagai alternatif masalah dan pemecahannya. Dari berbagai penelitian di
Amerika Serikat, untuk menjadi enterpreneur, seseorang khususnya guru harus
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Percaya
Diri
Orang yang tinggi percaya dirinya adalah
orang yang sudah matang jasmani dan rohaninya. Pribadi semacam ini adalah
pribadi yang independen dan sudah mencapai tingkat maturity. Karakteristik
kematangan seseorang dapat dilihat dari beberapa hal, diantaranya adalah: ia tidak
tergantung pada orang lain, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif,
dan kritis. Emosionalnya boleh dikatakan sudah stabil, tidak gampang
tersinggung, dan naik pitam. Juga tingkat sosialnya tinggi, mau menolong orang
lain, dan yang paling tinggi adalah kedekatannya dengan sang pencipta Tuhan
Yang Maha Esa. Diharapkan enterpreneur seperti ini betul-betul dapat menjalankan
usahanya secara mandiri, jujur, dan disenangi oleh semua relasinya.
2.
Berorientasi
Pada Tugas dan Hasil
Orang berciri ini tidak mengutamakan
prestise dulu lalu prestasi kemudian. Akan tetapi, ia gandrung pada prestasi
baru kemudian setelah berhasil prestisenya akan naik. Seseorang yang hanya
memikirkan prestisenya lebih dulu dan prestasi kemudian, tidak akan mengalami
kemajuan. Berbagai motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita berusaha
menyingkirkan prestise. Kita akan mampu bekerja keras, energik, tanpa malu
dilihat team, asal yang kita kerjakan itu adalah pekerjaan halal.
3.
Pengambilan
Resiko
Di dunia nyata banyak anak muda yang
senang mencari resiko atau tantangan, seperti olah raga panjat tebing,
balap-balapan motor dijalan raya, kebut-kebutan, dan lain-lain. Ciri-ciri dan
watak seperti ini dibawa ke dalam entrepreneur yang juga penuh dengan resiko
dan tanangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku, dan
sebagainya. Namun semua tantangan ini harus dihadapai dengan penuh perhitungan.
Jika perhitungan sudah matang, membuat pertimbangan dari segala macam segi,
maka berjalanlah terus dengan tidak lupa berlindung kepada-Nya.
4.
Kepemimpinan
Sifat kepemimpinan memang ada dalam
setiap diri individu. Namun sekarang ini, sifat kepemimpinan sudah banyak
dipelajari dan dilatih. Ini tergantung pada masing-masing individu dalam
menyesuaikan diri dengan organisasi atau orang yang dia pimpin. Ada pemimpin
yang disenangi bawahan, mudah memimpin sekelompok orang, ia diikuti, dipercaya
oleh bawahannya. Namun adapula pemimpin yang tidak disenangi bawahan, atau ia
tidak disenangi bawahan, ia curiga kepada bawahannya, ia mau mengawasi
bawahannya tetapi ia tidak ada waktu untuk itu. Menanam kecurigaan kepada orang
lain, pada suatu ketika kelak akan berakibat tidak baik pada usaha yang
dijalankan. Pemimpin yang baik harus mau menerima kritik dari bawahan, ia harus
bersifat rensonsif.
5.
Keorisinilan
Sifat orisinil ini tentu tidak selalu
ada pada diri seseorang. Yang dimaksud orisinil disini iala ia yang tidak hanya
mengekor pada orang lain, tetapi memiliki pendapat sendiri, ada ide yang
orisinil, ada kemampuan untuk melakukan sesuatu. Orsinil tidak berarti harus
baru sekali, tetapi produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru atau
reintegrasi dari komponen-komponen yang sudah ada, sehingga melahirkan sesuatu
yang baru.
6.
Berorientasi
ke Masa Depan
Seorang entrepreneur haruslah perspektif
mempunyai visi kedepan, apa yang hendak ia lakukan?, apa yang ingin ia capai?, sebab
sebuah usaha bukan didirikan untuk sementara, tetapi untuk selamanya. Oleh
karena itu, faktor kontinuitasnya harus dijaga dan pandangan harus ditujukan ke
depan.
D.
Cara Berenterpreneur yang Baik
1.
Tetap
Fokus
Kesalahan yang paling banyak di lakukan
oleh entrepreneur pemula ialah tidak fokus, kebanyakan pemula mengambil semua
peluang bisnis yang ada tanpa memperhitungkan perkembangan usaha kedepannya.
Sebagai pemula alangkah baiknya jika fokus terhadap satu usaha terlebih dahulu.
Lakukanlah 1 hal dengan sempurna dari pada melakukan 10 hal yang sia-sia.
2.
Mulai
Dari Hal yang di Sukai
Jika anda sulit menentukan untuk memulai
usaha atau bisnis apa, maka cara termudah ialah berbisnis dengan sesuatu yang
paling disukai. Mengapa demikian, karena sesuatu yang disukai akan membuat
bersemangat dalam menjalankannya. Di saat terjadi masalahpun dapat mengatasinya
dengan mudah. Barulah setelah usaha yang disukai menuai kesuksesan, anda dapat
mendirikan usaha lainnya, yang penting jangan terburu-buru.
3.
Terus
Belajar
Sebagai seorang entrepreneur baik pemula
maupun sudah ahli, belajar dan terus belajar merupakan hal yang wajib di
lakukan. Belajar dengan hal-hal baru mengenai suatu hal atau konsep bisnis
merupakan ciri khas entrepreneur sukses. Anda dapat belajar ilmu terbaru yang
bersumber dari internet, teman bahkan anda tak perlu malu belajar dengan entrepreneur
lain tentang hal baru meskipun entrepreneur tersebut belum sepengalaman anda.
4.
Kuasai
Konsep Bisnis Anda 100%
Menguasai konsep bisnis terutama bisnis
yang dijalankan wajib hukumnya, anda harus benar-benar memiliki wawasan luas
pada bisnis yang anda jalankan, terutama jika bisnis anda membutuhkan investor
atau kerja sama dengan pihak lain. Jika anda menguasai 100% konsep bisnis anda,
dan memberikan penjelasan yang cukup jelas maka akan sangat banyak perusahaan
lain atau investor yang beminat bekerja sama dengan anda.
5.
Hemat
“Pengeluaran sekecil mungkin pemasukkan
sebesar mungkin” Itulah konsep dasar dari seorang pebisnis. Anda harus
benar-benar bisa mengoptimalkan antara pengeluaran dengan pemasukkan, namun
jika anda berjalan dalam bisnis yang menghasilkan suatu produk, tetaplah
gunakan bahan baku yang berkualitas, jangan hanya melihat dari harga yang
murah. Bahan baku yang baik itu yang murah dan berkualitas.
6.
Belajar
dari Pengalaman
Pengalaman adalah guru terbaikmu.
Ungkapan tersebut memang benar dan patut anda lakukan. Sebagai seorang pebisnis
pemula memang tidak memiliki banyak pengalaman, namun pengalaman bukan hanya
dalam bidang usaha saja, pengalaman lain seperti ilmu pengetahun juga sangat
penting.
7.
Jaga
Kesehatan
Sebagai seorang pemula terkadang kita
tidak tahu waktu, setiap hari dan setiap saat selalu melakukan hal yang
berkaitan dengan bisnis sampai-sampai lupa beristirahat atau berolahraga. Hal
tersebut memang baik sebagai pengalaman anda dalam berbisnis, namun sangat
buruk untuk kesehehatan anda. Jangan sampai ketika anda telah sukses, uang anda
habis untuk biaya berobat anda.
8.
Pemasaran
yang Sempurna
Kiat sukses usaha bagi pemula lainnya
yakni ketika anda menjadi seorang entrepreneur yang berjalan dalam bidang
penjualan suatu produk, maka pastikan pemasaran yang anda lakukan benar-benar
tepat. Jangan sampai produk yang anda jual tidak sesuai sasaran yang membuat
produk anda tidak laku.
9.
Jangan
Pernah Menyerah
“Tak ada kata menyerah dalam kamus saya”
ungkapan tersebut sering di ucapkan oleh seorang pengusaha sukses atau
motivator, tapi memang bagitulah menjadi seorang wirausaha itu, harus tetap
semangat dan berusaha apapun yang terjadi.
10. Tahu Kapan Berhenti
Jangan pernah melakukan hal-hal bodoh
untuk menggapai keberhasilan, karena bukan keberhasilan yang akan di peroleh
namun kegagalanlah yang akan datang. Jangan terlalu egois ketika terjadi
masalah, yang terpenting menemukan solusi dan memperbaiki kembali. Anda harus
tahu kapan berhenti dengan suatu konsep dan mencari konsep lain yang lebih
baik.
11. Berdoa dan Bersedekah
Dalam hidup kita harus di tuntut untuk
terus berdoa, percuma jika ada usaha namun tidak di imbangi dengan doa.
Kesuksesan yang di raih hanya dengan usaha saja hanya bertahan sebentar, namun
kesuksesan yang di raih dengan usaha dan doa akan bertahan lama. Tak lupa
bersedekah merupakan hal yang di haruskan sebagai seorang yang mampu. Ingatlah
bersedekah itu mensucikan harta kita dan tidak akan pernah membuat kita menjadi
miskin.
E. Upaya Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur
pada Diri Guru
Mencetak
guru berjiwa entrepreneurship melalui pendidikan bukanlah suatu hal yang mudah
dilaksanakan. Apalagi hakikat profesi guru yang dikenal selama ini hanya
seputar mengajar dan mendidik. Sedangkan Entrepreneur bukan berarti harus
menjadi pengusaha, pedagang, maupun pebisnis. Sebenarnya, profesi apapun bisa
memberi nilai tambah jika ia mampu menerapkan jiwa entrepreneurship didalamnya.
Tidak terlepas dalam hal ini adalah guru. Pada tahun 2008, BPS mengumumkan
pengangguran dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi mencapai angka 7% dari
total seluruh pengangguran di Indonesia. Penelusuran lebih dalam yang dilakukan
ialah disebabkan kurikulum dan kultur pendidikan pada perguruan tinggi kurang
mendukung. Mahasiswa-mahasiswanya kurang diberi ruang belajar untuk praktik
bekerja langsung atau menciptakan pekerjaan. Fenomena sistem pendidikan
tersebut memaksa kita untuk mengubah visi dan misi kurikulum di Indonesia.
Jangan sampai tidak belajar dari kesalahan sebelumnya. Profesi guru dengan jiwa
entrepreneurship pasti akan menambahkan keterampilan pada anak didiknya di luar
bidang akademik yang dikuasai. Terutama keterampilan yang berkaitan dengan
entrepreneurship. Pendidikan di Indonesia membutuhkan pendidik-pendidik yang
mampu untuk berpikir lokal, bersikap sebagai bangsa Indonesia yang menjunjung
moralitas dan kesederhanaan, namun bersikap profesional dengan memperhatikan
tantangan global. Indonesia membutuhkan pendidik/guru yang tidak hanya ahli
dalam segi teori. Namun, sudah saatnya Indonesia membutuhkan guru dengan
keterampilandan jiwa entrepreneurship mengingat kondisi sektor ekonomi
Indonesia yang sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Mengkolaborasikan sisi ekonomi dengan pendidikan adalah satu hal yang bisa
menjadi luar biasa. Upaya peningkatan persentase jiwa entrepreneurship guru di
Indonesia harus ditempuh dengan segala cara. Salah satunya adalah upaya yang
dilakukan melalui pendidikan entrepreneurship yang terintegrasi dalam
pembelajaran. Tidak terlepas dari hal ini, pribadi seorang gurunya pun juga
harus ditingkatkan menjadi berjiwa entrepreneurship. Berkenaan dengan bahasan
kependidikan, guru bisa berinisiatif untuk mengkolaborasikan pendidikan dengan
bentuk pembelajaran berbasis entrepreneurship. Sehingga kurikulum tidak hanya membahas
tentang materi pendidikan yang sudah dijadwalkan, namun juga terdapat
pengajaran tentang pembentukan jiwa entrepreneurship dalam proses pembelajaran.
Terkadang, jiwa seorang guru seringkali hanya fokus pada kewajiban jam mengajar
dikelas saja. Tidak banyak diantaranya yang bisa menyadari untuk bisa
mengoptimalkan kemampuan mengajarnya. Padahal jika bisa optimal, maka aktivitas
‘mengajar’ bukan hanya sekedar profesi lagi, namun menjadi kesenangan.
Menjadikan murid-murid sebagai mitra belajar adalah lebih baik daripada hanya
memandang mereka sebagai pihak yang menerima materi. Buatlah murid berasa
nyaman dengan keberadaan kita. Mereka adalah mitra sekaligus teman profesi.
Fenomena lainnya ialah, longgarnya waktu yang dimiliki guru diluar jam
pelajaran adalah surga. Mereka beranggapan bahwa di luar jam mengajar adalah
waktu istirahat, karena tugas utama mereka hanya mengajar ketika pembelajaran
berlangsung. Disinilah daya tariknya. Menjadi guru yang istirahat setelah
mengajar lebih membuat mereka bangga daripada menjadi guru yang produktif.
Padahal, menjadi guru produktif tidak kalah keren. Menjadi kreatif dan mampu
meng-upgrade diri menjadi lebih baik di dalam maupun di luar kegiatan
pembelajaran. Sebuah kesempatan untuk membekali diri sendiri Entrepreneurship,
apalagi bagi guru-guru muda yang belum diangkat menjadi PNS. Selain membuka
jalan pikir Entrepreneurship untuk diri sendiri, bisa juga membekali murid.
Sebagai golongan terpelajar, hendaknya menjadi seorang yang produktif dan tidak
hanya menggantungkan nasib kepada pemerintah. Mempersiapkan diri sebagai
wirausahawan sekaligus abdi negara bukanlah profesi yang sia-sia. Apalagi jika
bisa berkolaborasi antara diri sendiri dengan murid untuk saling belajar
Entrepeneurship, bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan baik untuk diri
sendiri maupun anak-anak. Mengingat betapa besar manfaat dari entrepreneur
sendiri, oleh sebab itu dibutuhkan berbagai upaya agar jiwwa tersebut bisa
tumbuh. Upaya menumbuhkan jiwa entrepreneur pada diri guru dapat ditempuh melalui
2 cara, yakni:
1.
Memandang
Entrepreneur Sebagai Sebuah Seni dalam Mengajar
Seorang guru
seringkali terpaku pada jam mengajar di kelas saja. Sedikit diantaranya ada
yang mampu mengoptimalkan kemampuan mengajarnya. Padahal, jika digunakan secara
lebih optimal, maka mengajar bukan semata menjadi profesi lagi, namun menjadi
kesenangan. Selain itu, bisa juga memberikan pesan agama dan moral kepada
murid-murid sebagai bekal spiritual mereka. Dengan begitu, bukan hanya
murid-murid yang merasa nyaman. Namun guru juga akan lebih optimal dalam
memberikan pelajaran. Ini bisa dilakukan dengan menjadikan para murid sebagai
mitra belajar, bukan semata memandang anak-anak sebagai pihak yang menerima
materi. Murid-murid adalah mitra sekaligus teman profesi. Komunikasi dua arah
dalam mengajar, tentu bisa lebih membuat murid-murid betah dan nyaman berada di
kelas. Komunikasi dua arah dalam mengajar diistilahkan sebagai pembelajaran
kelas. Pembelajaran akan berlangsung efektif jika guru mengadopsi pembelajaran
inovatif berbasis PAIKEM sebagai pelengkap dalam mencapai tujuan pendidikan. PAIKEM
adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inspiratif/Interaktif/Inovatif,
Kritis/Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dalam PAIKEM digunakan
prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis
kompetensi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian
kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah
meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap,
pengetahuan, dan keterampilannya. Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir
kreatif (critical and creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu
kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan
masalah menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian
ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu keigatan mental untuk meningkatkan
kemurnian (originality), ketajaman pemahaman (insight) dalam
mengembangkan sesuatu (generating). Kemampuan memecahkan masalah
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sebagai tahapan strategis
pencapaian kompetensi, kegiatan PAIKEM perlu didesain dan dilaksanakan secara
efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil maksimal.
2.
Entrepreneur
dalam Dunia Usaha
Longgarnya waktu
yang dimiliki oleh guru di luar jam pelajaran merupakan salah satu daya tarik
mahasiswa prodi kependidikan. Mereka beranggapan bahwa di luar jam mengajar
adalah waktu istirahat karena tugas utama mereka hanya mengajar ketika
pembelajaran berlangsung. Fenomena ini menunjukkan adanya watak atau karakter
sebagai karyawan jauh lebih tinggi daripada menjadi seorang produsen. Mereka
lebih bangga menjadi guru yang istirahat setelah mengajar daripada menjadi guru
yang produktif. Guru yang produktif disini adalah guru yang kreatif dan mampu
memberikan nilai lebih baik di dalam maupun di luar kegiatan pembelajaran.
Seperti yang telah diketahui bahwa tunjangan kependidikan untuk guru
bergolongan II/a dengan masa kerja 10 tahun ditetapkan senilai Rp 286.000 per
bulan. Dan jika ditambahkan dengan komponen penghasilan lainnya, maka
penghasilan bersih seorang guru golongan II/a yang belum kawin akan mencapai Rp
2.489.635 per bulan. Nilai sejumlah itu akan didapatkan setelah mencapai masa
jabatan 10 tahun. Sementara untuk memenuhi kebutuhan hidup jelas dengan gaji Rp
286.000 perbulan adalah jumlah yang kurang. Sehingga guru muda apalagi yang
belum diangkat menjadi PNS hendaknya memiliki bekal entrepreneurship. Pendidikan kewirausahaan yang dapat
diberikan dalam hal ini adalah membekali mahasiswa mengenai pentingnya jiwa entrepreneurship
sebagai alat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya dalam
bidang ekonomi. Selain itu membuka jalan pikir mahasiswa bahwa mahasiswa
sebagai golongan terpelajar hendaknya menjadi seseorang yang produktif dan
tidak hanya menggantungkan nasib kepada pemerintah. Karena mempersiapkan diri
sebagai wirausahawan sekaligus abdi negara adalah profesi yang bermanfaat. Bentuk
penerapan Pendidikan Kewirausahaan dapat dilaksanakan dengan metode “tamu
kunjung”. Tamu kunjung adalah cara yang digunakan dalam pembelajaran
dengan menghadirkan tokoh-tokoh usahawan muda maupun usahawan yang sudah sukses
untuk membagikan pengalamannya secara langsung kepada mahasiswa. Tamu bertindak
sebagai pemateri sekaligus motivator dan fasilitator di dalam kelas. Setelah
pemateri menyampaikan materi dan pengalamannya tentang kewirausahaan, mahasiswa
diberi kesempatan untuk bertanya. Hal ini bertujuan untuk merangsang
keingintahuan mahasiswa mengenai kewirausahaan. Jika pendidikan kewirausahaan
hanya diberikan oleh dosen, terkesan hanya berupa teori tanpa ada wujud nyata.
Namun jika pihak yang berwenang bersedia mendatangkan pemateri yang sudah mapan
dalam profesinya berwirausaha, mahasiswa akan lebih tertarik dan bahkan dapat
termotivasi atas pengalaman yang disampaikan oleh pemateri. Penyelenggaraan tamu
kunjung dalam perkuliahan Pendidikan Kewirausahaan dapat dilaksanakan
sebanyak 30% dari jumlah pertemuan perkuliahan. Jika jumlah pertemuan
dalam 1 semester ada 12 kali pertemuan, maka setidaknya ada 4 kali perkuliahan
dengan tamu kunjung. Hal ini dikarenakan Pendidikan Kewirausahaan tidak hanya
membutuhkan teori. Namun suntikan motivasi dan pengalaman bermakna jauh akan
lebih terekam dalam memori mahasiswa. Semakin banyaknya minat mahasiswa untuk
terjun di dunia pendidikan yang secara tidak langsung adanya niat untuk menjadi
PNS, hendaknya dibekali oleh perguruan tinggi dengan pendidikan kewirausahaan.
Hal ini bertujuan agar lulusan perguruan tinggi nantinya tumbuh menjadi sumber
daya manusia yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah
sebagai wirausaha yang produktif. Keinginan menjadi PNS hendaknya diimbangi
dengan ketrampilan berwirausaha sehingga untuk kedepannya lulusan perguruan
tinggi tidak hanya sebagai karyawan pemerintah. Namun juga mampu berkontribusi
bagi pemerintah. Langkah yang diambil oleh universitas dalam hal ini adalah
dengan memasukkan Pendidikan Kewirausahaan di dalam kurikulum perkuliahan di
prodi kependidikan. Tujuan Pendidikan Kewirausahaan tersebut adalah untuk
membentuk guru yang berjiwa entrepreneurship yang mampu menjadi entrepreneur
di dalam maupun di luar pembelajaran. Jadi guru masa depan lebih memiliki
nilai tambah yang tidak hanya bekerja di hadapan peserta didik. Namun juga
mampu berkecimpung dalam masyarakat sebagai entrepreneur.
KESIMPULAN & SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Entrepreneur
adalah seseorang yang memiliki kecakapan tinggi dalam melakukan perubahan,
memiliki karakteristik yang hanya ditemukan sangat sedikit dalam sebuah
populasi.
2.
Enterpreneur tidak hanya dapat dimiliki oleh seseorang
yang memiliki passion di dunia usaha. Jauh dari itu entrepreneur sangat bisa
diterapkan dalam profesi lain yakni guru.
3.
Beberapa ciri yang musti dimiliki seorang entrepreneur
diantaranya adalah percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan
resiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi ke masa depan.
4.
Cara berentrepreneur yang baik diantaranya: tetap
fokus, mulai dari hal yang disukai, terus belajar, kuasai konsep bisnis anda
100%, hemat, belajar dari kesalahan, jaga kesehatan, pemasaran yang sempurna,
jangan pernah menyerah, tahu kapan berhenti, serta berdo’a dan bersedekah.
5.
Upaya menumbuhkan jiwa entrepreneur pada diriguru dapat
dilakukan melalui 2 cara yakni dengan memandang entrepreneur sebagai seni dalam
mengajar dan mendalami entrepreneur dalam dunia usaha.
B.
Saran
1.
Untuk calon pendidik bahwa alangkah lebih baiknya kalau
mulai dari sekarang kita tak hanya terpacu pada satu kata yakni “guru”, marilah
kita perluas wawasan kita salah satunya dengan mempelajari dan menumbuhkan jiwa
entrepreneur dalam diri kita. Karena tanpa kita sadari kelak kita pasti akan
membutuhkannya entah itu untuk menunjang profesi kita sebagai seorang guru
ataupun sebagai batu loncatan jika suatu saat profesi guru kurang mendukung
aspek finansial di kehidupan kita.
2.
Untuk penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa tiada
gading yang tak retak. Atau dengan kata lain makalah kami tak luput dari
berbagai kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai belah pihak yang bersifat membangun
demi lebih baiknya makalah ini untuk kedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar