Rabu, 25 Oktober 2017

FILSAFAT UMUM: Makalah Definisi Serta Ciri-ciri Berfikir Radikal, Bebas & Komprehensif (Semester 1)



DEFINISI SERTA CIRI-CIRI BERFIKIR RADIKAL, BEBAS & KOMPREHENSIF
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi Tugas “Filsafat Umum”
Dosen Pengampu:
Abdul Aziz Faradi, M. Hum


11050637_1655434244688794_3266224396869722217_n.jpg
 
                                                           








Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
1.      RISMA NUR IZZATI          (17205153002)
2.      ANISA ROCHIM                 (17205153006)
3.      LAYLI BINTI .M.                (17205153030)
4.      RAHMA TRIMUKTI .M.   (17205153043)
5.      AMALA ZAIN INTAN .J.  (17205153044)


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS TARBIYAH & ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum1.png
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta  salam  semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW dan semoga kita akan selalu mendapat syafaatnya baik didunia maupun di akhirat kelak.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya  penulis dapat  menyusun makalah ini untuk memenuhi  tugas mata kuliahFILSAFAT UMUM yang berjudulDEFINISI SERTA CIRI-CIRI BERFIKIR RADIKAL, BEBAS & KOMPREHENSIF
Kami menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak penulisan makalah ini tidak mungkin terlaksana dengan baik.Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.      Bapak Dr. Mafthukin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menimba ilmu di IAIN Tulungagung ini.
2.      Bapak Abdul Aziz Faradi, M. Hum. Selaku Dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing dan mengarahkan kami dengan sabar agar mempunyai pemahaman yang benar mengenai mata kuliah ini.
3.      Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan makalah ini.
 Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi dan membuahkan ilmu yang maslahahfiidinniwadunyawalakhirah.
Tulungagung, 18 September 2015
    
         Penulis

DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah............................................................................................ 4
B.     Rumusan Masalah...................................................................................................... 5
C.     Tujuan Pembahasan Masalah..................................................................................... 5
BAB II  PEMBAHASAN
A.    Definisi Serta Ciri-ciri Berfikir Bebas........................................................................ 6
B.     Definisi Serta Ciri-ciri Berfikir Radikal..................................................................... 8
C.     Definisi Serta Ciri-ciri Berfikir Komprehensif........................................................... 10
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................................ 11
B.     Saran.......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 12








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Filsafat atau philosophy dalam bahasa inggris, atau falsafah dalam bahasa arab merupakan istilah yang diwariskan dari tradisi pemikiran Yunani Kuno. Filsafat secara harfiah berarti “cinta kebijaksanaan”. Mendefinisikan filsafat tidaklah mudah, karena pengertian filsafat yang ada adalah sejumlah pemikiran para filsosof yang memberikan definisinya masing-masing, sehingga secara subjektif para filosof memiliki pengertiannya masing-masing. Dengan demikian, definisi yang mereka buat saling melengkapi. Berfikir merupakan hal yang lazim dilakukan oleh semua orang, tidak hanya dari kalangan tertentu saja, tapi semua kalangan masyarakat. Tetapi tidak semua dari mereka yang menerapkan cara berfikir menurut filsafat dalam kehidupan sehari-harinya.
Berfikir filsafat sangatlah penting untuk semua orang dalam rangka menjalani aktivitas sehari-hari, atau untuk mencari solusi bagi sebuah permasalahan. Jika ditelaah secara mendalam, begitu banyak manfaat, serta pertanyaan-pertanyaan yang mungkin orang lain tidak pernah memikirkan jawabannya. Karena filsafat merupakan induk dari semua ilmu.
Berfilsafat itu berarti berfikir, tapi berfikir itu tidak berarti berfilsafat. Hal ini disebabkan oleh berfilsafat berarti berfikir artinya dengan bermakna dalam arti berfikir itu ada manfaat, makna, dan tujuannya, sehingga mudah untuk direalisasikan dari berfikir itu karena sudah ada acuan dan tujuan yang pasti/sudah ada planning dan contohnya, dan yang paling utama hasil dari berfikir itu bermanfaat bagi orang banyak, tapi berfikir tidak berarti berfilsafat, karena isi dari berfikir itu belum tentu bermakna atau mempunyai tujuan yang jelas atau mungkin hanya khayalan saja.
Filsafat membawa kita berfikir secara mendalam, maksudnya untuk mencari kebenaran substansial atau kebenaran yang sebenarnya dan mempertimbangkan semua aspek, serta menuntun kita untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap.
Oleh karena itu disini kami akan mencoba membahas tentang beberapa cara berfikir yakni berfikir secara bebas, radikal, dan komprehensif.
B.     Rumusan Masalah
1.)    Bagaimana Definisi serta Ciri-ciri Berfikir Bebas?
2.)    Bagaimana Definisi Serta Ciri-ciri Berfikir Radikal?
3.)    Bagaimana Definisi Serta Ciri-Ciri Berfikir Komprehensif?

C.    Tujuan Pembahasan Masalah
1.)    Untuk Mengetahui Definisi Serta Ciri-ciri Berfikir Bebas
2.)    Untuk Mengetahui Definisi Serta Ciri-ciri Berfikir Radikal
3.)    Untuk Mengetahui Definisi Serta Ciri-ciri Berfikir Komprehensif











BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Serta Ciri-ciri Berfikir Bebas
Berpikir secara bebas artinya berfikir sampai batas-batas yang luas, pemikiran filsafati boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas.[1] Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius. Berfikir dengan bebas itu bukan berarti sembarangan, sesuka hati, atau anarkhi, sebaliknya bahwa berfikir bebas adalah berfikir secara terikat. akan tetapi ikatan itu berasal dari dalam, dari kaidah-kaidah, dari disiplin fikiran itu sendiri. Dengan demikian pikiran dari luar sangat bebas, namun dari dalam sangatlah terikat.[2]
      Ciri-ciri Berpikir Secara Bebas
§  Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius.
§  Pikiran dari luar sangat bebas, namun dari dalam sangatlah terikat.
      Contoh Berpikir Secara Bebas
Sesungguhnya pengalaman masa lalu dapat menjadi belenggu fikiran. Contohnya orang yang selalu dimarahi jika berbuat kesalahan pada waktu kanak-kanak, jika kondisi ini terus berlanjut akan menimbulkan trauma yang mengakibatkan gangguan emosi serta kehilangan kreatifitas. Seseorang yang selalu gagal dalam pekerjaan akan merasa ragu memulai pekerjaan dan usaha baru. Lalu bagaimana solusinya?. Berfikir Bebas, ya berfikir bebas dari belenggu yang menghantui fikiran, takut salah, takut gagal, dan sebagainya. Berfikir bebas artinya kita melepaskan diri dari asumsi-asumsi yang tidak jelas. Kita harus prinsip bahwa Allah SWT telah menentukan Taqdir atau ketentuan yang akan terjadi dengan izinNya. Hukum sebab akibat, adalah salah satu penjelmaan dari sunnatullah sebagai bagian dari Taqdir Illahi. Jika berhati-hati akan selamat, jika ceroboh maka akan celaka. Itulah contoh hukum kehidupan. Kesimpulannya, berfikir bebas adalah berfikir mengikuti sunnatullah.
Oleh karena itu tirulah sikap burung yang terbang bebas kemana saja, mengikuti kehendak hatinya. tidak pernah khawatir dengan apa yang akan terjadi.
Contoh lain yaitu misalnya seorang anak bebas untuk melanjutkan pendidikanya, bebas memilih universitas tempat ia akan memperdalam ilmu, bebas mengambil program studi, bebas mengambil spesialis, bebas mempelajari berbagai ilmu, dan sebagainya.
Cara berfikir Bebas yakni sebagai berikut:
1.   Keluar dari zona aman. Setiap orang cenderung menikmati dan terbuai akan zona aman yang sudah dimilikinya pada saat ini, namun itu akan menjadi penghalang dari sebuah inovasi. Karena pada saat seseorang menikmati posisinya di dalam kotak yang ia anggap sudah sangat nyaman, ia tidak akan pernah bisa melihat adanya peluang di luar sana untuk menemukan suatu terobosan baru atau sebuah peningkatan atas level hidupnya. Maka itu jika seseorang ingin bisa melihat dan berpikir di luar kebiasaan dan kerangka masalah yang ada, beranikan diri untuk keluar dari zona aman.
  1. Tinggalkan keraguan. Seringkali keraguan berhasil membuat seseorang kembali berpikir di dalam kotak, karena adanya keraguan apakah hal-hal yang ada di luar kotak itu benar akan membawa peningkatan dalam kehidupan, apakah hal-hal di luar kotak bisa memberikan suatu inovasi baru dalam pekerjaan. Keragu-raguan itu harus ditinggalkan, sebab perlu diketahui bahwa tidak ada satupun hal di dunia ini yang tidak memiliki resiko. Jika seseorang ingin mengalami peningkatan dan terobosan dalam hidup, maka selain mulai keluar dari zona aman tersebut, yakinlah untuk memanjat kotak tersebut, dan segeralah keluar dari dalamnya, maka hal-hal baru yang tidak pernah terbayangkan akan ditemui.
  2. Dengarkan orang lain, terbuka, dan menerima. Orang-orang yang berpikir di dalam kotak adalah orang-orang yang tidak pernah mau menerima ide-ide yang bermunculan di sekitarnya. Mereka selalu memandang ide-ide tersebut tidak akan bekerja. Oleh karena itu, seorang yang mau untuk berpikir di luar kotak harus memiliki kerendahan hati untuk membuka dirinya, menerima pendapat dan ide-ide dari orang lain, kemudian mengolah nya dengan cara-cara di luar kerangka berpikir yang pada umumnya.
  3. Keterbukaan untuk melakukan hal yang berbeda,dan melakukan suatu hal dengan cara yang berbeda. Albert Einstein mengatakan Hanya orang-orang gila yang mengharapkan hasil berbeda akan tetapi menggunakan cara-cara yang sama."
B.  Definisi Serta Ciri-ciri Berfikir Radikal
Berfikir Radikal artinya berfikir sampai ke akar persoalan. Hal itu bisa dilakukan dengan cara bertanya terus-menerus hingga mendapat suatu jawaban yang lebih hakiki. Juga, menghubungkan satu konsep atau gagasan dengan yang lainnya, menanyakan “mengapa?” dan mencari jawaban yang lebih baik di banding dengan jawaban yang sudah tersedia pada pandangan pertama. Filsafat sebagai bentuk perenungan mengupayakan suatu kejelasan, keruntutan, dan keadaan memadainya pengetahuan agar kita dapat memperoleh pemahaman yang menyeluruh (holistis) dan komprehensif. Sejumlah tindakan dan lontaran pengetahuan, wacana, ucapan, dan tulisan pasti berangkat dari akar pemahaman terhadap kehidupan cara mendasar di sadari atau tidak. Pandangan itu bisa di ungkap sampai ke akarnya jika kita mampu membongkar sejumlah asumsi-asumsi sampai menemukan apa landasan filsafatnya. [3]
Salah satu ciri filsafat yang mudah dilihat ialah kebenarannya hanya diukur dengan kelogisan argumennya, ia tidak dapat diukur secara empiris. Di dalam buku-buku filsafat sering sekali dikatakan bahwa filsafat adalah  pemikiran yang mendalam, yang radikal (dari kata Yunani radix yang berarti akar), tentang sesuatu. Maka yang dimaksud mendalam atau radikal ialah berpikir tentang sesuatu yang tidak empiris, misalnya tentang Tuhan, tentang adil, berani, penakut, makmur, atau tentang hukum yang mengatur jeruk selalu berbuah jeruk[4]. 
Filsafat mengajar substansi dalam kebenaran dan kebenaran substansi. Oleh karena itu, yang ditemukan adalah hakikat kebenaran dan kebenaran hakiki tentang segala sesuatu. Hakikat merupakan istilah yang menjadi ciri khas filsafat. Hakikat adalah pemahaman atau hal yang paling mendasar. Jadi, filsafat tidak hanya berbicara tentang wujud atau materi bagaimana ilmu pengetahuan, tetapi berbicara makna yang terdapat dibelakangnya. Dalam filsafat, hakikat tersebut sebagai akibat dari berpikir radikal. [5]

Ciri-ciri Berpikir Secara Radikal
Menukil sampai kepada inti atau akar permasalahan, atau sampai ujung batas yang sesudahnya tidak ada lagi objek serta ruang gerak yang dipikirkan, karena memang sudah habis dikerjakannya. [6]

      Contoh dari Berpikir Secara Radikal
           Contoh ilustrasi berpikir secara radikal yaitu, ketika rapat penetapan standar kompetensi sebuah mata pelajaran yang akan digunakan sering kali terjadi perbedaan pendapat dari forum, sehingga sering kali tidak mendapat jalan keluarnya. Untuk memecahkan masalah seperti ini forum harus mencoba berfikir sampai ke akar-akarnya tentang tujuan kompetensi lulusan yang akan dicapai. Diharapakan dengan berfikir seperti ini akan lebih menyatukan pendapat dan menyamakan tujuan yang tadinya masih berbeda pemahaman.


C.      Definisi Serta Ciri-ciri Berfikir Komprehensif
       Berasal dari kata "to comprehend" yang artinya benar-benar memahami sesuatu. Komprehensif artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir secara Komprehensif merupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan. Berfikir secara menyeluruh, artinya melihat objek tidak hanya dari satu sisi sudut pandang, melainkan secara multidimensional. Maksudnya banyak dengan pola berpikir dan bertindak (pandangan).
Komprehensif maksudnya adalah bahwa tak ada segala sesuatu yang beredar di luar jangkauannya. Jika tidak, filsafat akan dianggap berat sebelah dan tidak memadai. Dalam hal ini, pikiran filsafat adalah suatu pemikiran yang sistematis karena menjelaskan keterkaitan antara gagasan pikiran yangh saling mendukung dan menghasilkan penjelasan yang utuh tentang kehidupan.
Berpikir filsafat secara komprehensif yaitu dalam berpikir filsafat, hal, bagian atau detail-detail yang dibicarakan harus mecakup secara menyeluruh sehingga tidak ada lagi bagian-bagian yang tersisa ataupun yang berada diluarnya.
Ciri-Ciri Berpikir Secara Komprehensif
§   Menjelaskan alam semesta secara keseluruhan
§   Hasil pemikiran yang bebas
§   Bertanggung jawab
Contoh Berfikir Secara Komprehensif
Misalnya untuk memperoleh gelar spesialis kandungan, seorang harus memulai pendidikan secara runtut, yaitu mulai dari pendidikan dokter, profesi, hingga kespesialis. Dokter spesialis kandungan harus memahami seluruh bagian dari anatomi tubuh wanita, tidak hanya bagian tertentu saja. Dokter kandungan juga mempelajari semua bidang yang ada dikedokteran, tidak hanya mempelajari satu bidang saja.




BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
       Berpikir secara bebas artinya berfikir sampai batas-batas yang luas. Ciri berpikir bebas yaitu bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius. Contoh berpikir bebas misalnya seorang dokter bebas melanjutkan pendidikanya.      
Berpikir radikal yaitu berpikir sampai ke akar-akarnya, hingga sampai pada hakikat atau substansi yang dipikirkan. Ciri berpikir radikal antara lain menukil sampai kepada inti atau akar permasalahan. Contoh berpikir radikal misalnya
Berpikir bebas artinya Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius.
       Berpikir Komprehensif yaitu melihat objek tidak hanya dari satu sisi sudut pandang, melainkan secara multidimensional.Ciri berpikir komprehensif Menjelaskan alam semesta secara keseluruhan, Hasil pemikiran yang bebas, dan Bertanggung jawab. Contoh berpikir komprensif misalnya untuk memperoleh gelar spesialis kandungan, seorang harus memulai pendidikan secara runtut, yaitu mulai dari pendidikan dokter, profesi, hingga spesialis.
B.       Saran
         Saran kami, Sebagai Mahasiswa kita dituntut untuk selalu berfikir, tetapi bukan hanya sekedar berfikir saja tetapi sebaiknya kita juga hendaknya menerapkan ketiga cara berfikir tadi yakni berfikir secara bebas, radikal dan komprehensif karena itulah yang membedakan antara kita orang yang berpendidikan tinggi dan sebagian orang diluar sana yang tingkat pendidikannya masih rendah.




DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin. 2005.  Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta Selatan: Gaya Media Pratama.
Tafsir, Ahmad.  2003. Filsafat Umum.  Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Abdul Hakim,Atang, dkk. 2008. Filsafat Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.
Muzairi. 2009. Filsafat Umum. Yogyakarta: Teras.
Soyomukti,Nurani. 2011. Pengantar Filsafat Umum. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
http://edukonten.blogspot.com/2010/11/ciri-ciri-berfikir-filsafat.html, (diakses Pada Pukul  10.30, 18 September 2015)



[1] Muzairi, Filsafat Umum, (Yogyakarta: Teras, 2009),hlm. 16.
[2] http://edukonten.blogspot.com/2010/11/ciri-ciri-berfikir-filsafat.html, diakses pada pukul  09.23, 18 september 2015

[3] Nurani Soyomukti,  Pengantar Filsafat Umum,(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 103.

[4] Ahmad Tafsir,  Filsafat Umum,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003) ,hlm. 18.
[5] Atang Abdul Hakim,dkk, Filsafat Umum,(Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), hlm. 16.
[6] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta Selatan: Gaya Media Pratama, 2005) , hlm. 4.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar