Sabtu, 15 September 2018

METODOLOI PENELITIAN: Diskusi Kelompok 1 (Semester 4)


DISKUSI 1

A.      Pertanyaan
1.        Siapa yang harus meneliti?
2.        Apa yang diteliti?
3.        Kapan penelitian dilakukan?
4.        Dimana penelitian dilakukan?
5.        Bagaimana penelitian dilakukan?
6.        Hal-hal yang tidak boleh dilakukan peneliti?

B.       Jawaban
1.        Setiap orang atau sekelompok orang yang berminat untuk melakukan penelitian dan memiliki wawasan atas apa yang diteliti, serta mengetahui dasar-dasar metode penelitian.
2.        Suatu masalah yang berkaitan dengan lingkup penelitian yang ingin dia lakukan.
3.        Ketika peneliti sudah siap. Baik dari segi bahan dan alat yang dibutuhkan ataupun izin dari pihak yang bersangkutan untuk diteliti.
4.        Di lingkungan dimana masalah itu terjadi.
5.        Sesuai dengan prosedur yang ada, hal ini mencakup:
a.         Mengidentifikasi masalah
b.        Menentukan fokus penelitian
c.         Mengumpulkan data
d.        Mengolah data
e.         Melaporkan hasil penelitian
6.        Berusaha mengubah teori yang sudah ada, berbicara tidak sesuai fakta, tidak boleh mengandung unsur subyektivitas, dan tidak boleh plagiat.




DISKUSI 2

A.      Pertanyaan
1.        Apa yang diteliti?
2.        Mengapa hal itu harus diteliti?
3.        Apa kajian pustaka atau teori yang sesuai dengan hal yang diteliti?
4.        Apa jenis penelitiannya?
5.        Bagaimana prosedur pengumpulan data? (jika ada)
6.        Bagaimana prosedur analisis data? (jika ada)
7.        Apa hasil penelitian?

B.       Jawaban
1.        Artikel ini meneliti tentang penggunaan media pembelajaran di SDN 3 Boyolali. Penelitian mencakup tentang apakah media pembelajaran yang dipakai itu masih layak atau tidak serta bagaimana penggunaanya sudah sesuai atau belum dengan materi yang disampaikan.
2.        Penelitian ini harus dilakukan karena media pembelajaran adalah salah satu faktor penunjang terciptanya kualitas pendidikan yang baik.
3.        Yang perlu kita ketahui sebelumnya, kajian pustaka itu dapat memuat berbagai hal, tergantung dari untuk apa kajian tersebut dibuat. Tujuannyapun bervariasi, mulai dari menginformasikan kepada si pembaca mengenai hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang sedang dilakukan saat ini, menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, serta mengisi apa yang belum ada di penilitian sebelumnya. Nah, dalam hal ini artikel penelitian yang kami jadikan panutan bentuk kajian pustakannya tidak termuat secara jelas, akan tetapi tersirat melalui isi pembahasan di dalamnya. Dari hal tersebut kami dapat mengkaji bahwasanya penelitian ini sejalan dengan penelitian Tim De Jong yang menyatakan bahwa perencanaan untuk membuat dan menyediakan objek belajar sehingga dapat digunakan media pembelajaran yang dia anggap penting serta mempermudah penyampaian materi pembelajaran pada siswa. Hal ini juga dikuatkan dengan penelitian Danilo dan Bujokas yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh media pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, dimana hal ini merupakan bagian dari pengembangan kompetensi profesional guru.
4.        Jenis penelitian yang digunakan adalah peneitian kualitatif, dimana penelitian ini dimulai dengan asumsi dan penggunaan data penafsiran atau teoritis yang membentuk atau mempengaruhi studi tentang permasalahan yang terkait dengan makna yang dikenakan pada kelompok atau individu pada suatu masalah sosial.
5.        Tidak ada prosedur peneitiannya. Namun dalam hal ini pengumpulan data lebih banyak menggunakan wawancara mendalam pada guru-guru serta observasi langsung pada masalah yang diteliti yaitu meliputi perencanaan media, pemanfaatan media dan pemeliharaan media.
6.        Tidak ada analisis data dalam penelitian ini.
7.        Media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar khususnya untuk menunjang materi yang sifatnya abstrak. Oleh karena itu guru harus tahu dimana masing-masing media itu ditempatkan atau dipergunakan. Media pembelajaran yang khususnya berbasis teknologi dalam pengadaannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, oleh sebab itu sebagai pendidik kita juga harus tahu bagaimana cara pemeliharaannya agar media masih dapat digunakan untuk waktu yang sama.









DISKUSI 3
“RUMUSAN MASALAH”

A.      Pengertian Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah tulisan singkat berupa pertanyaan yang biasanya tereletak diawal laporan atau penelitian, namun tak jarang juga terkadang terletak setelah latar belakang yang dijelaskan dalam laporan atau penelitian tersebut. Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, sedangkan rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian masalah dan rumusan masalah tetap berkaitan erat karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
Rumusan masalah dicetuskan sebagai sebuah upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang hendak dijadikan jawabannya. Perumusan ini penting karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Perumusan masalah merupakan permasalahan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis nantinya dan perumusan masalah dapat menghasilkan topic penelitian atau judul dari penelitian.

B.       Langkah-langkah Merumuskan Masalah
Dalam aplikasinya rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang akan diteliti, jenis dan sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses perumusan masalah meliputi:
1.        Mengidentifikasi Masalah
Identifikasi ini merupakan langkah paling urgen yang musti kita tempuh sebelum menentukan masalah apa saja yang akan masuk di dalam penelitian kita. Memang tak dapat dipungkiri bahwa masalah merupakan titik tolak dalam melakukan penelitian, akan tetapi tidak semua masalah dapat dijadikan sebagai sebuah objek penelitian. Nah untuk membedakan mengenai masalah apa saja yang seharusnya masuk dalam objek penelitian kita, maka hendaknya dalam mengidentifikasi masalah kita sebaiknya memperhatikan karakteristiknya, yang mencakup:
a.         Layak untuk diteliti
Arti “layak diteliti” disini adalah pengajian terhadapa masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara yang terukur secara empiris melalui pengumpulan dan pengolahan data.
b.        Sifat suatu masalah
Pada dasarnya suatu masalah mengandung dua nilai yakni nilai teoritis dan nilai praktis. Suatu masalah dalam penelitian dapat dikatakan baik apabila diangkat dari suatu teori yang kuat ataupun mempunyai dampak praktis terhadap suatu lingkup yang diteliti.
c.         Realistis
Yang dimaksud dengan realistis di sini sangat luas, antara lain meliputi keterjangkauan entah itu dalam hal konsep, waktu, tenaga, maupun biaya. Beberapa faktor diatas saling berkaitan dan saling mendukung.
d.        Keaktualan atau orisinalitas
Apabila masalah yang kita teliti adalah masalah yang tengah actual (yang sedang hangat-hangatnya terjadi maka nilai dari penelitian yang dilakukan akan lebih tinggi. Namun, karena adanya hal ini bukan berarti penelitian yang membahas tentang masalah yang muncul di masa lalu ataupun mengulang suatu masalah yang sebelumnya pernah diteliti merupakan penelitian yang kurang bernilai.
2.        Memfokuskan masalah
Yang dimaksud dengan memfokuskan disini adalah memilih dan menentukan masalah mana yang diminati kemudian menguraikan masalah yang sifatnya terlalu umum menjadi suatu masalah yang sifatnya lebih spesifik. Nah, memfokuskan masalah dapat dilakukan dengan cara mengklasifikasikan masalah-masalah yang ada. Memfokuskan masalah bertujuan untuk membatasi agar aspek yang diteliti tidak melebar kemana-mana.
3.           Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan tahap lanjutan dari memfokuskan masalah serta tahap akhir dari proses perumusan masalah itu sendiri. Tahap ini umumnya bertujuan untuk mengekspresikan aspek yang hendak dikaji tersebut dalam bentuk pertanyaan yang spesifik. Hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini, hendaknya rumusan masalah tersebut jelas dan operasional sehingga tidak membuka peluang untuk terjadinya salah tafsir jika dibaca oleh orang lain. Dalam hal ini, penggunaan kaidah tata bahasa yang baku juga penting untuk diperhatikan. Untuk itu pengetahuan kita akan aspek yang akan diteliti juga harus dikuasai secara luas dan mendalam.

C.      Bentuk-bentuk Rumusan Masalah
1.        Rumusan masalah deskriptif
Yaitu suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi pada penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu dengan sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.
Contoh: Seberapa tinggi efektivitas pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik terpadu di MI?
2.        Rumusan masalah komparatif
Yaitu rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau pada waktu yang berbeda.
Contoh: Adakah perbedaan kemampuan menghitung siswa kelas IV A dan IV H?
3.        Rumusan masalah assosiatif
Yaitu suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:
a.         Hubungan Simetris
Adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang munculnya bersama. Contoh: Adakah hubungan antara tingginya IQ dengan prestasi yang diperoleh siswa? (Hal ini bukan berarti baik tidaknya prestasi yang diperoleh siswa tergantung pada tinggi rendahnya IQ yang ia miliki)
b.        Hubungan Kausal
Adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi pada hubungan ini terdapat variabel independen (yang mempengaruhi) dan variabel dependen (yang dipengaruhi). Contoh: Adakah dampak penggunaan media berbasis teknologi sebagai alat bantu mengajar di MI terhadap motivasi belajar siswa?
c.         Hubungan Interaktif
Adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Pada hubungan ini tidak diketahui mana variabel independen dan dependennya. Contoh: Hubungan antara prestasi dan motivasi. (disini dapat dinyatakan bahwasannya prestasi dapat mempengaruhi motivasi, dan begitu pula sebaliknya motivasi dapat mempengaruhi prestasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar