Sabtu, 15 September 2018

IPS: Kumpulan Materi Implementasi Konsep Dasar Sejarah (Semester 3)


IMPLEMENTASI KONSEP-KONSEP DASAR SEJARAH
KUMPULAN MATERI
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Pengetahuan Sosial MI/SD
Yang dibina oleh Drs. H. Jani, M.M., M.Pd.
unnamed (7)







Disusun Oleh:
Kelompok 3
1.        Risma Nur Izzati                   (17205153002)
2.        Vivi Kurnia Sari                    (17205153016)
3.        Yolanda Murti Ningrum       (17205153028)
4.        Ana Nur Khumairoh             (17205153036)
5.        Whenitiya Nofariyani            (17205153042)
6.        Hamiyatus Sariroh                 (17205153048)
7.        Okta Vinanda .K.                  (17205153049)


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
September 2016



KATA PENGANTAR
Assalamualaikum1.png
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt.yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta  salam  semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad saw.dan semoga kita akan selalu mendapat syafaatnya baik didunia maupun di akhirat kelak.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya  penulis dapat  menyusun kumpulan materi ini untuk memenuhi  tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial MI/SD yang berjudul IMPLEMENTASI KONSEP-KONSEP DASAR SEJARAH.
Kami menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak penulisan makalah ini tidak mungkin terlaksana dengan baik.Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.        Dr. Mafthukin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menimba ilmu di IAIN Tulungagung ini,
2.        Drs. H. Jani, M.M., M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pengetahuan Sosial MI/SD yang telah membimbing dan mengarahkan kami dengan sabar agar mempunyai pemahaman yang benar mengenai mata kuliah ini,
3.        Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan kumpulan materi ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membuahkan ilmu yang maslahahfiidinniwadunyawalakhirah.

Tulungagung, 28 September 2016


      Penulis
DAFTAR ISI

COVER...........................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang..................................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.       Tujuan Pembahasan.............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
A.      Pengertian Sejarah................................................................................ 3
B.       Konsep-konsep Dasar Sejarah.............................................................. 5
C.       Implementasi Konsep-konsep Dasar Sejarah........................................ 7
D.      Kegunaan Sejarah................................................................................. 7

BAB III PENUTUP                                                                              
A.       Kesimpulan........................................................................................... 8
B.       Saran..................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 11






BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sejarah merupakan studi tentang kehidupan manusia di masa lalu. Ilmu sejarah sendiri memang pada hakikatnya merupakan suatu ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia. Pengetahuan sejarah sendiri meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau sehingga perlu dikaji secara mendalam mengapa kejadian tersebut bisa terjadi. Ilmu sejarah cakupannya cukup luas, hal ini dikarenakan kajiannya yang mencakup semua bidang kehidupan dan keterhubungannya dengan ilmu sosial lainnya.
Dengan mengetahui konsep dasar sejarah, diharapkan kita dapat memahami berbagai hal mendasar yang terkait dengan sejarah, sehingga  kelak kita bisa memiliki sikap yang bijaksana terhadap suatu fenomena. Seseorang tidak akan mengulang kesalahan yang pernah terjadi pada masa lalu, akan tetapi sebaliknya akan melakukan tindakan yang baik seperti yang telah dilakukan pada masa lalu. Pada intinya apa yang terjadi di masa lalu dapat kita jadikan bahan pelajaran untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

B.       Rumusan Masalah
1.        Bagaimana pengertian sejarah?
2.        Bagaimana konsep-konsep dasar sejarah?
3.        Bagaimana implementasi konsep-konsep sejarah?
4.        Bagaimana manfaat sejarah?





C.      Tujuan Pembahasan
1.        Untuk menjelaskan pengertian sejarah.
2.        Untuk menjelaskan konsep-konsep dasar sejarah.
3.        Untuk menjelaskan implementasi konsep-konsep dasar sejarah.
4.        Untuk menjelaskan manfaat sejarah.


























BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Sejarah
Sejarah merupakan istilah yang berasal dari bahasa Arab, syajaratun yang berarti pohon. Dalam bahasa asalnya, istilah sejarah diungkapkan dengan tarikh, yang berarti waktu atau kurun terjadinya peristiwa. Menurut Lingdern, istilah ini digunakan masyarakat nusantara atas dasar kebiasaan bangsa Arab (Baduy) menggunakan sejarah sebagai wahana mengukuhkan biografi seseorang atau rangkaian kekerabatan dalam keluarga yang bercabang cabang seperti pohon.
Dalam bahasa Inggris sejarah diungkapkan dengan history, yang berasal dari bahasa Yunani istoria, yang berarti ilmu. Dalam perkembangannya,  istilah istoria diungkapkan dengan history (masa lampau), yakni pengetahuan tentang manusia dalam urutan kronologis.  Dengan kata lain, yakni pemaparan sistematis non-kronologis mengenai gejala alam. Berbagai pengetahuan mengenai peristiwa masa lalu yang diperoleh berdasarkan babad, hikayat, tambo dan penuturan lisan perlu diuji berdasarkan metode dan bukti-bukti ilmiah, agar dapat dibedakan antara sejarah dan bukan sejarah.[1]
Adapun secara terminologi terdapat pendapat beberapa ahli yang berbeda-beda, namun secara umum pengertian sejarah yang dikemukakan mencakup beberapa aspek berikut:
1.        Sejarah merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lalu.
2.        Sejarah merupakan kisah yang diangkat berdasarkan peristiwa masa lalu.
3.        Sejarah merupakan proses penulisan yang harus memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu syarat sebagai ilmu.

Secara sederhana sejarah dapat didefinisikan sebagai paparan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lalu yang disusun berdasarkan bukti-bukti yang meyakinkan dan diperoleh melalui proses penelitian serta mengujian ilmiah.[2]
Ruang Lingkup kajian sejarah meliputi dua aspek, yakni aspek konsep sejarah dan aspek implementasinya dalam menganalisis persoalan-persoalan kesejarahan (kritik sejarah). Konsep sejarah menyajikan prinsip-prinsip dasar yang diperlukan sebagai perangkat analisis dalam memahami persoalan kesejarahan, berupa konsep dasar, unsur-unsur dan metode sejarah. Kritik sejarah menelaah beberapa langkah-langkah dan hal-hal yang diperlukan dalam menelaah peristiwa kesejarahan hingga menghasilkan pengetahuan sejarah atau yang biasa diistilahkan dengan kebenaran sejarah. Suatu peristiwa dapat dikategorikan sejarah atau bukan, perlu dianalisis dengan mencermati unsur-unsur sejarah.
Adapun unsur-unsur sejarah yang menjadi struktur bangunan informasi sejarah terdiri atas manusia, ruang, dan waktu meliputi:
1.        Manusia
Manusia merupakan unsur utama sejarah, karena manusia merupakan aktor (pemeran) utama pentas sejarah. Dinamika apapun yang terjadi di permukaan bumi ini sangat dipengaruhi oleh manusia dalam memainkan perannya sebagai unsur perubahan. Dalam konteks pemikiran idealistik, eksistensi sejarah juga sangat ditentukan oleh kebutuhan manusia untuk mencatat sejarahnya sendiri. Bilamana manusia tidak merasa perlu mencatat sejarah atau manusia tidak memandang sebuah peristiwa sebagai peristiwa sejarah, sangat boleh jadi, sejarah tertentu tidak pernah eksis.

2.        Ruang
Ruang berperan sebagai tempat terjadinya peristiwa. Setiap peristiwa merupakan sebuah episode sejarah. Setiap episode sejarah pasti menempati lokasi tertentu sebagai pentas sejarah. Sekalipun hanya sebagai lokasi peristiwa, ruang sangat signifikan perannya sebagai penentu peristiwa, baik dari segi wujud, bentuk, intensitas maupun dampak dari suatu peristiwa. Peristiwa pergantian pemimpin di tengah masyarakat yang telah memiliki kultur demokratis tentu berbeda dari peristiwa yang sama di tengah masyarakat yang lekat dengan kultur patriarkhis. Peristiwa belajarmengajar di ruang kelas yang rapi, bersih, asri serta dilengkapi fasilitas yang memadai tentu berbeda bentuk, intensitas dan hasil pembelajarannya dibanding hal sama yang dilakukan di lingkungan bising, pegap, berdebu serta dengan peralatan terbatas.

3.        Waktu
Waktu berperan sebagai momentum peristiwa. Bahkan pada awalnya peristiwa sejarah lebih menekankan waktu, yaitu saat tertentu di masa lalu ketika suatu peristiwa terjadi. Peristiwa yang sama polanya sangat mungkin mengambil bentuk, wujud dan intensitas berbeda bilamana berlangsung di dalam kontinum waktu yang berbeda. Di masa lalu dapat dijumpai sebuah peristiwa tragis yang bahkan meningkat pada perang besar antara kerajaan kerajaan Majapahit dan Pajajaran dikarenakan persoalan hadiah dari raja Pajajaran berupa seorang puteri untuk diperistri raja Majapahit. Hal yang sama tentu tidak akan terjadi dalam waktu yang berbeda, terutama bila dibandingkan dengan masa sekarang. Seiring waktu yang terus berjalan, alasan yang dapat menimbulkan perang antar negara juga mengalami banyak perubahan. Posisi dan perlakuan masyarakat terhadap kaum wanita juga mengalami perubahan seiring perubahan waktu. Dalam bidang pendidikan, waktu juga banyak menentukan perubahan pola pembelajaran. Di masa lalu, ketika struktur budaya patriarkhi masih kuat, pembelajar atau siswa tidak ubahnya dengan peminta-minta yang sangat tergantung pada kebaikan hati guru sebagai pemberi. Berbeda halnya ketika waktu sudah tidak memberi ruang yang sama bagi pola serupa. Hubungan siswa dan guru bukan lagi dalam konteks pemberi dan penerima, melainkan dalam konteks hubungan pengelana dan penunjuk jalan, atau bahkan antara costumer dan penjual jasa. Bahkan sangat boleh jadi, pada suatu waktu kelak anak-cucu kita tidak lagi mengenal sebagian besar kebiasaan yang selama ini menjadi bagian dari kebiasaan kita dalam belajar. Hal ini dikarenakan perbedaan waktu telah mengubah selera dan kebutuhan mereka atas jenis-jenis ilmu pengetahuan tertentu.[3]

B.       Konsep-konsep Dasar Sejarah
Secara konseptual, sejarah pada dasarnya berkenaan dengan empat aspek konseptual yang mendasarinya, yaitu konsep tentang perubahan, konsep waktu, kontinuitas, dan konflik.
1.        Konsep Perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang abadi dalah hidup.  Konsep perubahan telah melahirkan masa lalu, masa kini dan masa depan, tanpa perubahan tidak akan pernah ada masa lampau, lebih jauh tidak akan pernah ada sejarah yang mengkaji masa lampau umat manusia yang benar-benar terjadi. Dengan kata lain sejarah adalah perubahan dari suatu keadaan kepada keadaan lain. Meski demikian, hanya perubahan yang benar-benar memiliki makna penting bagi kehidupan manusia yang dapat diketegorikan sebagai peristiwa perubahan yang bernilai sejarah. Termasuk dalam kategori ini di antaranya perubahan rejim kolonial ke nasional, dari Soekarno ke Orde Baru, atau Orde Baru ke era reformasi.

2.        Konsep Waktu
Peristiwa sejarah bukan sesuatu yang datang tiba-tiba, bukan pula terjadi begitu saja tanpa sebab apapun. Setiap peristiwa yang terjadi di suatu waktu dapat dipastikan tidak berdiri sendiri saat peristiwa terjadi. Setiap peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu pasti ada kaitannya dengan waktu sebelum dan sesudahnya. Bila dirunut melalui penelaahan sejarah, sangat mungkin ditemukan keterkaitan suatu peristiwa dengan situasi atau peristiwa yang terjadi sebelum dan sesudahnya. Terjadinya suatu peristiwa senantiasa dikarenakan oleh suatu sebab yang ada dalam alur waktu. Konteks hubungan sebab-akibat peristiwa yang menjadi akibat dengan peristiwa lain yang menjadi sebab ada dalam dimensi waktu. Dalam konteks tertentu waktu dapat pula menjadi sebab, meski tidak pernah benar-benar menjadi akibat.

3.        Konsep Kontinuitas
Kehidupan manusia berada dalam rangkaian perubahan demi perubahan yang berkesinambungan. Perubahan demi perubahan tersebut tidak akan berhenti pada suatu titik peristiwa. Dalam konteks kekinian (postmodern) bahkan diyakini bahwa perubahan telah menjadi sesuatu yang pasti sebagaimana ungkapan ahli masa depan (futurolog), “Saat ini yang pasti adalah ketidakpastian dan yang tetap adalah perubahan (the certain now is uncertain and the constant now is changing)”. Sebagian perubahan yang terjadi tentunya ada yang bermakna sangat dalam bagi manusia, tetapi sebagian lagi sangat boleh jadi tidak demikian. Kebermaknaan tersebut ditentukan oleh berbagai faktor, seperti tingkat kedekatan, hubungan, kepentingan atau dampak suatu perubahan terhadap manusia tertentu. Perubahan-perubahan tertentu yang menjadi momentum sejarah tertentu bahkan sangat mungkin mengubah kehidupan banyak orang.

4.        Konflik
Keberadaan manusia yang unik, sangat beragam, penuh dengan keberbedaan dan secara kodrati tidak hanya terlahir dengan membawa atau memiliki potensi positif, tetapi juga negatif tentu sangat rawan dengan kondisi keberbedaan. Dalam kehidupan sosial masyarakat perbedaan-perbedaan pada setiap individu sering kali menimbulkan konflik. Bila mencermati pada beberapa peristiwa bersejarah, seringkali tema konflik menjadi suguhan materi sejarah seperti: peperangan, penjajahan, dan sebagainya, bahkan perdamaianpun ada karena ada komplik yang mendahuluinya. Hal ini mengindikasikan bahwa konflik dalam masyarakat sulit untuk dihilangkan, hanya dapat dicarikan solusinya. Konflik terjadi karena perbedaan pandangan, perbedaan kepentingan, perbedaan ideologi atau keyakinan dan sebagainya. Namun yang perlu dicatat tidak ada konflik yang tidak dapat diselesaikan atau yang tidak memiliki solusi.[4]

C.      Implementasi Konsep-konsep Dasar Sejarah
Di era modern ini implementasi akan konsep-konsep dasar sejarah dapat kita wujudkan melalui berbagai wujud tindakan sederhana, semisal setelah mempelajari ilmu sejarah kita jadi mengerti apa saja yang terjadi di masa lalu, mengapa hal tersebut bisa terjadi, dan lainnya. Dengan begitu untuk selanjutnya kita tinggal menjadikan segala hal yang terjadi di dalam sejarah sebagai bahan pembelajaran. Apabila sejarah tersebut sangat memilukan kita bisa belajar untuk selanjutnya, bagaimana agar hal memilukan tersebut tidak terjadi. Dan sebaliknya apabila sejarah yang terjadi di masa lalu begitu berjaya kita bisa belajar untuk selanjutnya, bagaimana agar kejayaan tersebut bisa terulang kembali dan bahkan lebih berjaya lagi di masa saat ini. Itulah implementasi sejarah yang paling penting menurut kelompok kami. Sejarah itu tak terbatas ruang dan waktu, apa yang terjadi sekarang bisa menjelma menjadi sejarah di masa depan.

D.      Manfaat Sejarah
Sejarah dalam hal ini mempunyai banyak manfaat, diantaranya adalah manfaat edukatif. Dengan sejarah kita dapat mengetahui masa lalu, memahami masa kini, dan bahkan meramal masa depan. Peristiwa bersejarah pada masa lalu dapat kita jadikan pelajaran berharga untuk memahami masa kini dan dapat meramal masa depan. Sejarah memiliki posisi strategis dalam ilmu pengetahuan ilmiah, utamanya di bidang ilmu sosial dan humaniora. Ilmu sejarah berperan mengeliminasi data-data dan informasi yang potensial mengurangi nilai objektifitas sejarah. Sejarah akan kehilangan nilai dan makna ilmiahnya bilamana tidak mampu mengeliminasi hal-hal yang dapat mempengaruhi nilai objektivitasnya. Objektivitas sejarah dapat dibangun dengan menempatkannya dalam konteks studi kritis, yang memungkinkan data-data sejarah dikelola sedemikian rupa sehingga memberikan gambaran informasi dengan validitas yang mendekati fakta aslinya. Hanya dengan demikian, informasi yang dihasilkan kritik sejarah mampu menyumbangkan makna dan referensi bagi masa kini dan akan datang.[5]
Sebagai informasi, sejarah menurut president American Histiorical Association dapat menjadi hiburan sekaligus ilham. Sejarah diperlukan untuk membangun pemahaman yang tepat dan porsional tentang berbagai fenomena di masa lalu, sebagai bahan pemikiran dalam memahami dan mengarifi berbagai persoalan di masa sekarang dan yang akan datang. Sejarah mampu menciptakan kesadaran sejarah (historical mindedness) bahwa masa depan adalah bagian dari waktu, dunia kita, di mana proses sejarah yang sama akan senantiasa terjadi. Bahkan manusia pada dasarnya tidak dapat memahami masa kini tanpa masa lampau. Dari sejarah manusia dapat memahami prinsip-prinsip hidup dan kebudayaan yang berubah dan tidak (belum) berubah. Manusia juga dapat memahami keberhasilan dan kegagalan para pemimpin, bentuk-bentuk pemerintahan, sistem perekonomian yang pernah ada, dan hal-hal penting lain dalam kehidupan manusia dari waktu ke waktu. Mereka dapat belajar dari hal-hal yang mempengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah peradaban.[6]



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.        Sejarah merupakan paparan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lalu yang disusun berdasarkan bukti-bukti yang meyakinkan dan diperoleh melalui proses penelitian serta mengujian ilmiah. Adapun unsur-unsur sejarah yang menjadi struktur bangunan informasi sejarah terdiri atas manusia, ruang, dan waktu.
2.      Secara konseptual, sejarah pada dasarnya berkenaan dengan empat aspek konseptual yang mendasarinya, yaitu konsep tentang perubahan, konsep waktu, kontinuitas, dan konflik.
3.        Konsep dasar sejarah dapat kita implementasikan melalui berbagai wujud tindakan sederhana, semisal dengan menjadikan sejarah sebagai bahan pembelajaran setiap tindakan yang kita lakukan.
4.        Manfaat sejarah diantaranya adalah sebagai bahan edukasi atau pembelajaran baik di jenjang pendidikan maupun bagi diri pribadi seseorang. Selain itu sejarah juga bermanfaat sebagai bahan pemikiran dalam memahami dan mengarifi berbagai persoalan di masa sekarang dan yang akan datang.

B.       Saran
Sehubungan dengan materi yang dibahas yakni mengenai implementasi konsep-konsep dasar sejarah hendaknya sebagai generasi muda kita tidak hanya memandang sejarah sebagai ilmu yang membosankan yang hanya membahas tentang kejadian masa lalu, tetapi hendaknya kita lebih memaknai sejarah tersebut dalam cakupan yang lebih luas. Kita harus memahami bahwa dengan adanya sejarah kita dapat belajar tentang apa-apa yang buruk dari masa lalu sehingga jangan sampai terulang lagi di masa mendatang, serta apa-apa yang baik sehingga dapat kita jadikan panutan dalam membangun bangsa di masa mendatang. Intinya semua yang pernah terjadi di masa lalu dapat kita jadikan bahan pembelajaran untuk menghadapi masa depan. Dan saran sehubungan dengan penyusunan kumpulan materi ini, tiada gading yang tak retak dengan kata lain kumpulan materi ini tak luput dari kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dari berbagai pihak demi lebih baiknya kumpulan materi ini.


























DAFTAR PUSTAKA

Isdiqlia. http://isdiqlia.blogspot.co.id/2014/12/konsep-dasar-sejarah-dan-implementasinya.html. (Diakses pada minggu 04 September 2016, pukul 14.13 WIB).
Mafila, M. Sidik. http://isdiqlia.blogspot.co.id/2014/12/konsep-dasar-sejarah-dan-implementasinya.html (Diakses pada minggu 04 september 2016, pukul 14:13 WIB).
Orinaru. https://orinaru.wordpress.com/2012/09/28/konsep-dasar-sejarah/. (Diakses pada Senin 05 September 2016, pukul 18:30 WIB).
PDF, Download. https://core.ac.uk/download/pdf/12347478.pdfTranslate this page (Diakses pada Sabtu 01 Oktober 2016, pukul 03:08 WIB).
Scribd. https://www.scribd.com/doc/41118631/Konsep-konsep-Dasar-Sejarah. (Diakses pada selasa 06 september 2016, pukul 14.23 WIB).


[1] Download PDF. https://core.ac.uk/download/pdf/12347478.pdfTranslate this page (Diakses pada Sabtu 01 Oktober 2016, pukul 03:08 WIB).
[2] Orinaru. https://orinaru.wordpress.com/2012/09/28/konsep-dasar-sejarah/. (Diakses pada Senin 05 September 2016, pukul 18:30 WIB).
[3] Isdiqlia. http://isdiqlia.blogspot.co.id/2014/12/konsep-dasar-sejarah-dan-implementasinya.html. (Diakses pada minggu 04 September 2016, pukul 14.13 WIB).
[4]M. Sidik Mafila. http://isdiqlia.blogspot.co.id/2014/12/konsep-dasar-sejarah-dan-implementasinya.html (Diakses pada minggu 04 september 2016, pukul 14:13 WIB).
[5]Scribd. https://www.scribd.com/doc/41118631/Konsep-konsep-Dasar-Sejarah. (Diakses pada selasa 06 september 2016, pukul 14.23 WIB).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar